BERITA UNIK

Perlakuan Kejam Budak Amerika

Pelangi99 Lounge – Perlakuan Kejam Budak Amerika, Perbudakan di masa kini di pandang sebagai hal yang kejam, sebabnya adalah dalam sistem perbudakan, seseorang di anggap bebas melakukan hal apapun kepada orang di anggap sebagai budaknya. Termasuk hal-hal yang sifatnya kejam dan tidak manusiawi jika memakai standar masa kini. Tidak mengherankan jika kemudian perbudakan kaum akhirnya di hapuskan oleh pemerintah Amerika Serikat sesudah perang saudara. Berikut ini adalah hal kejam yang pernah di alami oleh para budak  Amerika. Pelangi99 Online

Di cambuk

dicambuk , Perlakuan Kejam Budak Amerika

Inilah metode hukuman yang paling sering di gunakan oleh majikan untuk menghukum budaknya. Jika ada budak yang di anggap terlalu keras kepala atau membuat kesal majikannya, maka majikan tersebut akan langsung mencambuki budak tersebut. Saat di cambuk, budak tersebut akan di ikat dengan posisi punggung menghadap ke arah majikan yang mencambuknya.

Jumlah cambukan yang di terima oleh seorang budak sendiri bisa berbeda-beda tergantung dari tingkat pelanggarannya. Menurut pengakuan mantan budak Austin Steward, ia kerap menerima cambukan sebanyak 39 kali untuk bermacam-macam pelanggaran.

Francis Fredric pernah melarikan diri dari majikannya. Saat ia berhasil di tangkap kembali 9 minggu kemudian, ia langsung di hukum 107 kali cambukan oleh majikannya. Moses Roper bahkan pernah di cambuk hingga 200 kali oleh majikannya. Majikan Roper baru berhenti setelah istrinya memohon-mohon agar suaminya berhenti mencambuki Roper.

Tidak jarang majikan merasa belum puas setelah mencambuki budaknya hingga terluka parah. Saat luka bekas cambukannya sudah mengering, sang majikan melumuri luka bekas cambukan tersebut dengan merica, minyak terpentin, atau bahkan lemak hewan yang sudah di campur dengan pasir.

Akibat perlakuan kasar tersebut, tidak jarang seorang budak memiliki bekas luka yang begitu parah di punggungnya. Salah satu foto mengenai budak korban pencambukan yang paling terkenal adalah foto budak yang bernama Gordon. Foto Gordon kelak menjadi penyebab mengapa banyak orang yang bergabung menjadi tentara Amerika Serikat semasa perang saudara.

Di cap dengan Logam Panas

dicap logam panas , Perlakuan Kejam Budak Amerika

Branding adalah praktik menempelkan logam panas ke kulit hingga meninggalkan bekas luka gosong pada kulitnya. Praktik ini lazim di gunakan di Amerika Serikat pada masa koboi untuk menandai hewan-hewan ternak miliknya. 

Selain di gunakan pada hewan, ternyata branding juga pernah di gunakan pada manusia di masa perbudakan. Perusahaan-perusahaan penjual budak kerap menggunakan metode ini pada budak miliknya supaya budak mereka bisa di telusuri saat melarikan diri atau di culik untuk dijual kembali.

Saat perbudakan akhirnya di hapuskan, bekas branding kemudian berbalik menjadi senjata makan tuan. Banyak bekas budak yang menggunakan bekas branding untuk mematahkan klaim dari perusahaan budak kalau mereka tidak pernah menyiksa ataupun melakukan branding pada budak-budak yang mereka jual.

Selain untuk menandai budak, branding juga lazim di gunakan sebagai metode hukuman. Jika ada seorang budak yang pernah melarikan diri, maka bagian kening budak tersebut akan di beri cap bertulisan huruf ‘R’ (huruf singkatan untuk “runaway” atau “pelarian”). Saat budak dengan tanda R di jual ke pemilik budak lain, maka tidak jarang budak tersebut bakal menerima perlakuan yang lebih ketat oleh majikan barunya akibat rekam jejak yang tercetak di keningnya tersebut.

Di rantai

dirantiai , Perlakuan Kejam Budak Amerika

Budak dan rantai merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dalam sejarah budak di Amerika. Banyak budak di Amerika yang di impor langsung dari Afrika. Supaya budak-budak tersebut tidak bisa berulah selama perjalanan, para budak tersebut akan di rantai di dalam bilik kapal.

Majikan budak juga kerap merantai budaknya sendiri untuk memastikan kalau budak tersebut tidak bisa melarikan diri. Dalam kasus-kasus tertentu, sejumlah budak di rantai secara bersama-sama supaya bisa melakukan pekerjaan di lokasi yang sama. Praktik merantai yang terakhir ini kemudian di adopsi oleh penjara-penjara di Amerika Serikat untuk merantai para tahanan yang sedang melakukan kerja paksa.

Salah satu majikan budak yang di kenal kerap merantai budak-budaknya sendiri adalah Delphine LaLaurie. Ia di kenal kerap menyiksa budak-budaknya sendiri. Salah satu budak tersebut di ketahui sudah berusia 70 tahun dan di rantai di dekat tungku perapian. Di duga sudah tidak tahan lagi dengan kondisinya, budak tersebut mencoba membakar di rinya pada tahun 1834 hingga rumah LaLaurie ikut terbakar.

Para tetangga LaLaurie spontan beramai-ramai mendatangi lokasi kebakaran. Namun mereka merasa bingung karena rumah sebesar itu nampak tidak memiliki satu budak pun. Saat mereka memeriksa seluruh bagian dalam rumah dengan lebih seksama, barulah mereka menemukan kalau budak-budak yang ada di dalam rumah tersebut menunjukkan tanda-tanda bekas penyiksaan. Salah satu budak bahkan di temukan berada dalam kondisi di lilit usus manusia.

Perlakuan Kejam Budak Amerika, Kendati praktik perbudakan masih merupakan hal yang lumrah pada masa itu, tindakan LaLaurie di anggap sudah terlalu keji. Massa pun kemudian beramai-ramai mendatangi rumah LaLaurie dan merusak rumah tersebut hingga rata dengan tanah. Nasib LaLaurie sendiri tidak pernah di ketahui karena ia menghilang sesudah peristiwa tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *