PELANGI99 LOUNGE. Tradisi MasyarakatJawa Menyambut Ramadan. Sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia punya sederet tradisi dalam masyarakat untuk menyambut bulan Ramadan, nih. Salah satunya masyarakat Jawa. Setiap tahunnya akan di gelar berbagai macam tradisi untuk menyambut bulan di mana seluruh umat Islam akan berpuasa.
Seperti apakah tradisi masyarakat Jawa untuk menyambut bulan Ramadan? Berikut ulasannya untuk kamu!
Padusan
Berasal dari kata ‘adus’ yang artinya mandi, padusan merupakan salah satu tradisi khas masyarakat Jawa untuk menyambut bulan Ramadan. Tradisi ini dipercaya sebagai sebuah ritual untuk menyucikan diri dari berbagai macam kekhilafan, dosa dan hal-hal buruk lainnya dan dilakukan di beberapa sumber mata air yang dianggap keramat.
Tak ada yang mengetahui pasti dari mana asal muasal tradisi ini karena hampir seluruh masyarakat Jawa pasti melakukan padusan. Namun, seiring berkembangnya zaman, padusan kerap di lakukan ramai-ramai khususnya oleh anak-anak kecil hingga remaja dengan mendatangi kolam renang umum. Lumrahnya padusan di lakukan sehari sebelum di mulainya puasa.
Dugderan
Masyarakat Semarang punya tradisi sendiri, nih dalam menyambut bulan Ramadan. Tradisi dugderan sudah di lakukan sejak tahun 1882, lho. Tradisi ini kini berubah layaknya sebuah festival ataupun karnaval. Dugderan berasal dari kata ‘dug’ yang mirip dengan suara bedug yang di bunyikan sementara ‘deran’ mengacu pada bunyi suara mercon yang di nyalakan.
Dalam setiap Dugderan pasti akan ada Warak Ngendhog yakni simbol Dugderan itu sendiri. Warak ngendhog memiliki simbol siapa yang menjaga kesucian di bulan Ramadan maka pasti akan memperoleh pahala ketika Idulfitri tiba. Biasanya tradisi ini akan di buka di Balai Kota Semarang dan di akhiri di Masjid Kauman.
Dandangan
Dandangan atau dhandhangan merupakan tradisi untuk menyambut bulan suci Ramadan yang di lakukan oleh masyarakat Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Tradisi ini dulunya di lakukan oleh para santri yang akan datang ke Masjid Menara Kudus guna menunggu kapan di mulainya Puasa yang di umumkan secara langsung oleh Sunan Kudus.
Pada perkembangannya tradisi ini berubah wujud jadi sebuah pesta rakyat. Ada pula acara bertema kebudayaan seperti pawai dan juga festival rebana. Biasanya Dandangan juga di tandai dengan adanya pasar malam di sekitar area masjid.
Perlon unggahan
Sepekan sebelum Ramadan tiba, masyarakat Banyumas akan melakukan tradisi Perlon Unggahan. Tradisi ini di lakukan di Desa Pekuncen dengan agenda utama yakni ziarah kubur ke makam Bonokeling. Mereka yang ikut dalam ziarah ini di wajibkan datang tanpa alas kaki sambil menjinjing ambeng. PELANGI99.
Seusai ziarah, mereka akan berkumpul untuk melakukan makan besar dengan menu utama yakni nasi bungkus, serundeng sapi dan juga sayur berkuah. Uniknya, warga akan berebut makanan tersebut karena di anggap akan mendatangkan keberkahan selama Ramadan.
Megengan
Megengan adalah pasar tiban yang biasanya di adakan di Alun-Alun Kabupaten Demak. Dan juga, megengan dalam bahasa Jawa punya makna menahan. Dalam acara ini di gelar juga beragam festival kuliner tradisional. Para pedagang akan berjualan mulai dari kawasan Simpang Enam Demak hingga Kawasan Pecinan.
Selain di Demak, Surabaya juga punya tradisi Megengan, lho. Bedanya, di Surabaya, Megengan merupakan tradisi makan kue apem sebagai bentuk untuk penyucian diri. Selain tradisi makan kue apem, Megengan di Surabaya juga di lakukan dengan cara mengadakan tahlilan untuk mendoakan sanak saudara yang telah meninggal.
Pesta baratan
Di Jepara ada tradisi unik jelang Ramadan, namanya adalah Pesta Baratan. Kata Baratan sendiri sebetulnya berasal dari bahasa Arab yaitu ‘baraah’ yang bermakna keselamatan atau ‘barakah’ yang berarti keberkahan. Tradisi ini di lakukan pada tanggal 15 Sya’ban yang di lakukan dengan cara berkumpul di dalam masjid atau musala untuk berdoa bersama, di lanjutkan dengan makan nasi pulli.
Nasi pulli adalah nasi yang terbuat dari beras ketan yang di tumbuk halus dan di makan bersama dengan kelapa. Agenda makan bersama ini yang kemudian jadi simbolis untuk melepas arak-arakan yang akan di lakukan oleh warga.
Nyadran
Tiap jelang Ramadan, masyarakat di Jawa Tengah khususnya akan melakukan sebuah tradisi bernama nyadran. Tradisi ini di lakukan dengan melakukan bersih kubur di lanjutkan dengan tabur bunga dan di akhiri dengan kenduri di makam leluhur. Makanan yang di bawa pada kenduri ini berbeda di setiap daerah, ya tapi kebanyakan berupa nasi, sambal goreng, ingkung ayam, mi goreng, hingga urap sayur sekalipun.
Tradisi ini sebetulnya merupakan akulturasi dari ajaran Hindu-Buddha dan di perkenalkan oleh Walisongo agar ajaran Islam mudah di terima kala itu. Meski sudah banyak di tinggalkan karena masalah kepercayaan namun, tak sedikit pula yang masih melestarikan tradisi Nyadran. Tradisi MasyarakatJawa Menyambut Ramadan.
BACA JUGA : Apakah Asam Lambung Mematikan