Pelangi99 Lounge – Tempat Api Abadi Lokasi Di mana Apinya Tidak Pernah Padam, Api yang berada di tempat terbuka normalnya tidak akan bisa menyala lama. Bahkan untuk kasus kebakaran hutan sekalipun, biasanya apinya akan padam dengan sendirinya setelah beberapa minggu atau bulan. Namun di tempat-tempat ini, apinya justru bisa tetap menyala hingga bertahun-tahun lamanya. Berikut ini adalah 4 lokasi di mana apinya sudah berkobar tanpa padam selama bertahun-tahun hingga sekarang. Pelangi99 Online
Gerbang Neraka
Karakum adalah nama dari gurun pasir yang terletak di negara Turkmenistan, Asia Tengah. Seperti halnya gurun kebanyakan, Karakum juga memiliki iklim yang kering dan panas. Namun panas yang ada pada gurun ini masih bukan apa-apa jika di bandingkan dengan Gerbang Neraka yang terdapat di tengah-tengah gurun ini.
Gerbang Neraka adalah sebutan untuk suatu lubang berdiameter 69 meter yang terletak di dekat Darvaza, suatu desa keci yang hanya di huni oleh 350 orang. Sahabat anehdidunia.com sebutan Gerbang Neraka bukanlah sebutan yang tak berdasar. Sebabnya adalah di bawah lubang tersebut, terdapat kobaran api besar yang cahayanya dapat terlihat hingga kejauhan.
Api yang menyala di Gerbang Neraka sudah berkobar selama lebih dari 40 tahun dan masih belum padam hingga sekarang. Gerbang Neraka sendiri pada awalnya tercipta secara tidak sengaja ketika pada tahun 1971, tim penambang minyak Uni Soviet melakukan pengeboran di lokasi tersebut.
Saat bor mereka mengenai suatu cekungan gas raksasa, mendadak tanah di atasnya runtuh dan perlengkapan bor minyak yang ada di atasnya juga turut ambruk ke bawah. Gas beracun yang ada di dalam cekungan kemudian bocor ke permukaan.
Supaya gas beracun yang berasal dari tempat tersebut tidak menyebar terlalu jauh, otoritas Uni Soviet kemudian menyalakan api di lubang tersebut. Mereka mengira kalau api yang menyala di sana nantinya akan padam dengan sendirinya saat cadangan gas di bawahnya sudah terbakar habis.
Namun hingga puluhan tahun berlalu, ternyata api yang ada di lubang tersebut masih saja menyala terang dan belun menunjukkan tanda-tanda akan padam dalam waktu dekat. Sekarang Gerbang Neraka menjadi tempat yang ramai di kunjungi oleh turis dari dalam dan luar negeri.
Yanar Dag
Marco Polo adalah seorang penjelajah asal Italia yang pernah melakukan perjalanan lintas benua pada abad ke-13. Satu dari sekian banyak tempat yang pernah di kunjungi oleh Marco Polo adalah Baku, kota yang sekarang menjadi ibukota negara Azerbaijan.
Saat berada di Semenanjung Abseron, Marco Polo melihat kalau ada sejumlah tempat di lokasi tersebut yang mengeluarkan api secara misterius tanpa di ketahui sumbernya. Dari pemandangan itulah, muncul julukan “Tanah Api” untuk menyebut negara Azerbaijan.
Kendati jumlah penganutnya sudah jauh berkurang, penganut agama Zoroastrian masih ada hingga sekarang. Bahkan agama tersebut kini di akui sebagai salah satu agama minoritas resmi di Iran dan memiliki jatah kursi di parlemen.
Banyaknya api alami yang menyala di Azerbaijan di duga kuat tercipta akibat banyaknya cadangan minyak di bawah negara tersebut. Sahabat anehdidunia.com saat aktivitas penambangan minyak berlangsung di Azerbaijan, banyak dari api tersebut yang kemudian padam akibat terjadinya perubahan tekanan di bawah tanah.
Namun tidak semua api alami di Azerbaijan mengalami pemadaman. Yanar Dag adalah salah satu api alami di Azerbaijan yang masih menyala hebat hingga sekarang. Dengan tinggi lidah api mencapai 10 meter, api Yanar Dag tidak pernah gagal memukau orang-orang yang menyaksikannya langsung.
Api di Yanar Dag sendiri baru tercipta pada tahun 1950-an. Menurut cerita warga lokal, api di Yanar Dag pada awalnya muncul ketika seorang penggembala melemparkan rokoknya ke tanah. Mendadak kobaran api besar muncul dari bawahnya dan api tersebut masih menyala terang hingga sekarang.
Bukit Asap
Kutub Utara di kenal dengan iklimnya yang dingin. Namun kondisi yang sedikit berbeda dapat di jumpai di Bukit Asap. Lengkap dengan asap yang membubung
Orang Eropa pertama yang mengetahui keberadaan Bukit Asap adalah penjelajah Irlandia yang bernama Robert McClure pada tahun 1800-an. McClure yang merasa takjub kemudian menuliskan catatan kesaksiannya tersebut.
Menurut dugaan McClure dan rekan-rekannya, asap tersebut muncul dari aktivitas vulkanis. Namun sebenarnya ada penjelasan lain di balik munculnya asap tersebut. Cekungan minyak yang ada di bawah tanah kaya akan kandungan sulfur dan batubara cokelat. Sebagai akibatnya, setiap kali terjadi pengikisan di permukaan bukit, oksigen yang masuk akan bereaksi dan menciptakan panas.
Seiring berjalannya waktu, sulfur dioksida yang tercipta dari reaksi ini mengubah tingkat keasaman di lokasi tersebut sehingga ekosistem di tempat tersebut nampak jauh berbeda dari daratan sekitarnya. Paparan panas secara berangsur-angsur mengubah warna bebatuan di atasnya menjadi merah dan jingga.
Tempat Api Abadi Lokasi, Bukit Asap sendiri bukanlah pemandangan asing bagi suku pribumi setempat yang sudah lama memanfaatkan tempat ini untuk mengumpulkan batu bara. Oleh suku Inuit, tempat tersebut mereka beri nama Paulatuk (Tempat Batubara).