Pelangi99 Lounge – Senjata Kimia dan Biologis Mematikan dari Zaman Kuno, Di masa kini, senjata biologis dan kimia tergolong sebagai senjata terlarang karena daya rusak yang ditimbulkannya bisa bertahan begitu lama dan bahkan menyebar luas. Meskipun senjata kimia dan biologis kerap diidentikkan sebagai senjata yang baru tercipta di dalam laboratorium modern dengan memakai teknologi canggih, nyatanya manusia sudah mengenal penggunaan senjata kimia dan biologis sejak ribuan tahun yang lalu. Berikut ini adalah contoh-contoh senjata kimia dan biologis yang pernah digunakan oleh manusia di masa lampau. Pelangi99 Online
Sumpit Beracun
Sumpit adalah sejenis senjata yang bentuknya menyerupai sedotan panjang yang terbuat dari kayu berongga. Untuk menggunakan senjata ini, penggunanya mula-mula akan memasukkan proyektil semisal jarum ke dalam batang sumpit.
Sesudah itu, pengguna sumpit akan membidikkan batang sumpitnya ke arah sasaran, kemudian meniupnya. Tiupan tersebut akan melontarkan proyektilnya ke depan dan mengenai sasaran.
Dengan melihat cara kerjanya, sumpit nampaknya bukanlah senjata yang berbahaya dan hanya bisa menimbulkan luka kecil. Namun di tangan suku Dayak Kalimantan, senjata yang nampak seperti mainan anak-anak ini menjelma menjadi salah satu senjata paling mematikan yang pernah ada.
Suku Dayak menggunakan sumpit ini untuk berburu serta berperang. Saking berbahayanya senjata sumpit ini, pasukan Belanda selalu merasa ketar ketir saat harus berhadapan dengan suku Dayak. Tidak heran jika kemudian pasukan Belanda menjuluki suku Dayak sebagai “pasukan hantu”.
Sarang Lebah
Lebah merupakan hewan yang bermanfaat bagi manusia karena hewan ini menghasilkan madu yang manis. Bagi kalangan petani, lebah juga dipandang sebagai hewan yang berguna karena serangga ini membantu proses penyerbukan bunga.
Bom Kalajengking
Kalajengking identik dengan kengerian. Sebabnya tidak lain karena hewan yang masih berkerabat dengan laba-laba ini memiliki ekor yang beracun. Bagi kalajengking sendiri, racun tersebut berguna untuk melumpuhkan mangsanya sekaligus untuk mempertahankan diri dari hewan-hewan yang berukuran lebih besar.
Untuk membuat bom kalajengking ini, penduduk kota Hatra akan mengisi guci kosong dengan beberapa ekor kalajengking.
Begitu gucinya pecah, kalajengking-kalajengking yang ada di dalam guci akan langsung berkeriapan bebas sehingga prajurit Romawi yang ada di dekatnya merasa panik. Karena kalajengking tadi juga ikut merasa panik, kalajengking tersebut akan langsung menusukkan ekornya kepada prajurit Romawi yang kebetulan sedang ia hinggapi. Jika sampai tersengat, orang tersebut konon bakal merasakan sakit luar biasa hingga 3 hari lamanya.
Madu Beracun
Namun tidak demikian halnya dengan madu yang satu ini. Pasalnya alih-alih berkhasiat, madu ini justru bisa membuat orang yang mengkonsumsinya sekarat hingga meninggal!
Alkisah pada tahun 401 SM, sebanyak 10.000 tentara bayaran Yunani sedang berparade untuk ikut serta dalam perang melawan Persia. Saat mereka sudah tiba di daerah Colchis (sekarang terletak di sebelah timur Laut Hitam), mereka memutuskan untuk beristirahat dan memakan madu dari sarang-sarang lebah yang mereka temukan di daerah tersebut.
Apa yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaan mereka. Para tentara tersebut kemudian bertingkah layaknya orang keracunan dan kesurupan. Untungnya setelah beberapa hari, kondisi mereka secara berangsur-angsur membaik.
Pasukan Yunani bukanlah satu-satunya pasukan yang ketiban sial akibat madu ini. Saat kondisi mereka sedang melemah, pasukan Pontus kemudian membantai pasukan Romawi tersebut.
Ketapel yang Melontarkan Mayat Manusia
Caffa adalah nama dari sebuah kota pelabuhan yang sekarang terletak di negara Ukraina.
Alih-alih memakamkan para tentaranya dengan layak, pemimpin pasukan Mongol justru memutuskan untuk memanfaatkan mayat-mayat tersebut sebagai senjata.
Pasukan Mongol berharap dengan melemparkan mayat ke dalam kota, maka penduduk dan pasukan yang sedang melindungi kota bakal merasa ketakutan.
Sejumlah pedagang Italia yang kebetulan sedang ada di Caffa memutuskan untuk berlayar kembali ke negaranya untuk menghindari perang. Namun mereka tidak sadar kalau mereka turut membawa kuman penyakit saat berlayar pulang ke negaranya.