PELANGI99 LOUNGE – Penyebab terjadinya Apnea Tidur? Apnea tidur atau sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur. Kondisi ini dapat di tandai dengan mengorok saat tidur dan tetap merasa mengantuk setelah tidur lama.
Istilah apnea pada sleep apnea berarti pernapasan terhenti atau berhenti bernapas. Penderita sleep apnea dapat berhenti bernapas selama sekitar 10 detik sebanyak ratusan kali selama tidur. Kondisi ini sangat berbahaya karena menyebabkan tubuhnya kekurangan oksigen dan memunculkan keluhan sesak napas pada malam hari. Pada wanita, kondisi ini terkadang bisa menyebabkan mendengkur saat hamil.
Gejala Sleep Apnea
Pada banyak kasus, penderita tidak menyadari gejala sleep apnea. Beberapa gejala itu justru di sadari oleh orang yang tidur sekamar dengan penderita. Beberapa gejala umum yang muncul saat penderita sleep apnea sedang tidur adalah:
- Mengorok dengan keras.
- Berhenti bernapas, selama beberapa kali ketika sedang tidur.
- Tersengal-sengal berusaha mengambil napas atau sesak napas saat sedang tidur.
- Terbangun dari tidur akibat merasa tercekik atau batuk-batuk di malam hari.
- Sulit tidur (insomnia).
Selain gejala yang muncul saat tidur, penderita sleep apnea juga bisa merasakan keluhan setelah bangun dari tidur, antara lain:
- Terbangun dengan mulut yang terasa kering.
- Sakit kepala ketika baru bangun tidur.
- Merasa sangat mengantuk di siang hari.
- Sulit berkonsentrasi, belajar, atau mengingat sesuatu.
- Mengalami perubahan mood dan mudah marah.
- Penurunan libido.Apa itu Apnea Tidur
Kapan harus ke dokter
Konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala sleep apnea di atas atau jika orang lain mengatakan Anda mengalami hal tersebut. Periksakan diri ke dokter jika Anda juga sudah merasakan gejala-gejala setelah bangun dari tidur atau merasa kualitas hari Anda menurun.
Penyebab terjadinya Apnea Tidur?
Penyebab Sleep Apnea
Sleep apnea di sebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa jenis sleep apnea menurut penyebabnya:
- Obstructive sleep apnea
Obstructive sleep apnea terjadi ketika otot di belakang tenggorokan terlalu rileks. Kondisi ini membuat saluran pernapasan menyempit atau menutup saat menarik napas, misalnya karena lidah tertelan. - Central sleep apnea
Central sleep apnea terjadi saat otak tidak dapat mengirimkan sinyal dengan baik ke otot yang mengontrol pernapasan. Hal ini menyebabkan penderita tidak bisa bernapas selama beberapa waktu. - Complex sleep apnea
Sleep apnea jenis ini merupakan gabungan dari obstructive sleep apnea dan central sleep apnea.
Faktor risiko sleep apnea
Apnea tidur dapat terjadi pada siapa saja, bahkan pada anak-anak. Namun, seseorang akan lebih berisiko terkena sleep apnea jika memiliki beberapa faktor risiko di bawah ini:
- Berjenis kelamin laki-laki
- Berusia 40 tahun ke atas
- Memiliki amandel dan lidah yang besar atau rahang yang kecil
- Adanya hambatan pada hidung akibat tulang dalam hidung yang bengkok
- Memiliki penyakit alergi atau gangguan sinus
- Merokok
- Mengonsumsi alkohol atau kecanduan alkohol
- Mengonsumsi obat tidur
Diagnosis Sleep Apnea
Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan menanyakan gejala yang di alami oleh pasien, baik kepada pasien sendiri maupun kepada keluarganya, terutama yang tidur bersama pasien. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti penimbangan berat badan serta kondisi hidung dan tenggorokan.
Setelah itu, dokter akan meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan pola tidur yang di sebut sleep study. Pada pemeriksaan ini, dokter akan memantau pola pernapasan dan fungsi tubuh pasien ketika sedang tidur, baik di rumah atau di klinik khusus di rumah sakit. Tes-tes yang di lakukan untuk mendeteksi sleep apnea adalah:
- Tes tidur di rumah
Pada pemeriksaan ini, pasien akan membawa pulang alat khusus yang dapat merekam dan mengukur detak jantung, kadar oksigen dalam darah, aliran napas, dan pola pernapasan ketika tidur. - Polisomnografi (nocturnal polysomnography)
Pada pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan peralatan yang memonitor aktivitas jantung, paru-paru, dan otak, pola pernapasan, gerakan lengan dan kaki, serta kadar oksigen dalam darah saat pasien tidur.
Jika hasil tes menunjukkan bahwa pasien menderita obstructive sleep apnea, dokter akan merujuk pasien ke dokter THT untuk menyingkirkan penyumbatan pada hidung dan tenggorokan. Jika pasien menderita central sleep apnea, dokter akan memberi rujukan ke dokter spesialis saraf.
Pengobatan Sleep Apnea
Pengobatan apnea tidur tergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan sleep apnea. Sleep apnea yang ringan dapat di tangani secara mandiri, misalnya dengan menurunkan berat badan, berhenti merokok dan konsumsi minuman beralkohol, serta mengubah posisi tidur menjadi menyamping atau tengkurap.
Penyebab terjadinya Apnea Tidur?
Jika kondisinya sudah cukup parah, sleep apnea perlu mendapatkan penanganan secara medis, antara lain dengan:
Terapi khusus
Jika perubahan pola hidup tidak berhasil mengatasi gejala apnea tidur atau jika gejala yang muncul sudah cukup parah, penderita di anjurkan untuk menjalani terapi dengan alat-alat berikut:
- CPAP (continuous positive airway pressure)Alat ini di gunakan untuk meniupkan udara ke saluran pernapasan melalui masker yang menutupi hidung dan mulut penderita sleep apnea saat tidur. Tujuan terapi CPAP adalah untuk mencegah tenggorokan menutup dan meredakan gejala-gejala yang muncul, seperti mengorok.
- BPAP (bilevel positive airway pressure)
Alat ini bekerja dengan cara menaikkan tekanan udara saat pasien menarik napas dan menurunkan tekanan udara saat pasien mengembuskan napas. Dengan begitu, pasien akan lebih mudah untuk bernapas. Alat ini juga bisa menjaga agar jumlah oksigen dalam tubuh pasien tercukupi. - MAD (mandibular advancement device)Alat ini di desain untuk menahan rahang dan lidah untuk mencegah penyempitan pada saluran pernapasan yang menyebabkan seseorang mendengkur. Namun, MAD tidak dia njurkan bagi penderita apnea tidur yang parah.
Apa itu Apnea Tidur?
Operasi
Jika perubahan gaya hidup dan terapi dengan alat-alat di atas masih tidak berhasil memperbaiki gejala sleep apnea selama 3 bulan, langkah selanjutnya yang dapat di pertimbangkan adalah operasi, sesuai dengan penyebab utama apnea tidur pada pasien. Operasi yang dapat di lakukan untuk menangani sleep apnea meliputi:
- Uvulopalatopharyngoplasty
Pada prosedur ini, dokter akan mengangkat sebagian jaringan di bagian belakang mulut dan bagian atas tenggorokan, sekaligus mengangkat amandel dan kelenjar adenoid, untuk mencegah pasien ngorok saat tidur. - Ablasi radiofrekuensi
Prosedur ini di gunakan untuk mengangkat sebagian jaringan di bagian belakang mulut dan bagian belakang tenggorokan, menggunakan gelombang energi khusus. - Operasi reposisi rahang
Dalam operasi rahang ini, tulang rahang bawah di posisikan lebih maju daripada tulang wajah. Tujuannya adalah untuk memperluas ruang di belakang lidah dan langit-langit. - Implan alat stimulasi saraf
Pada operasi ini, dokter akan menanamkan alat khusus untuk menstimulasi saraf yang mengontrol pergerakan lidah. Saat tidur, alat ini akan bekerja seirama dengan napas penderita, sehingga lidah akan bergerak maju dan membuka jalan napas ketika penderita menarik napas. - Trakeostomi
Trakeostomi di lakukan untuk menciptakan saluran pernapasan baru pada kondisi apnea tidur yang sangat parah. Dokter akan membuat sayatan di leher pasien, kemudian memasukkan tabung metal atau plastik ke dalamnya.
Penyebab terjadinya Apnea Tidur?
Komplikasi dari Sleep Apnea
Jika tidak segera di tangani, sleep apnea dapat meningkatkan risiko penderitanya mengalami komplikasi berupa:
- Sakit kepala berkepanjangan
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Diabetes tipe 2
- Sindrom metabolik
- Penyakit jantung
- Gangguan fungsi organ hati
- Depresi
Selain komplikasi di atas, sleep apnea dapat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya dan menurunkan performa dalam bekerja maupun belajar. Sleep apnea juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan saat berkendara akibat rasa kantuk dan penurunan kewaspadaan. Efek gangguan tidur ini tentu tidak baik bagi kesehatan.
Pencegahan dari Sleep Apnea
Pencegahan sleep apnea dapat di lakukan dengan mengontrol faktor risikonya. Salah satunya adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol. Bila Anda sulit berhenti merokok atau mengalami kecanduan alkohol, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan terapi.
Jika Anda mengalami obesitas atau bahkan obesitas morbid, berkonsultasilah dengan dokter gizi untuk menjalani program penurunan berat badan, agar risiko Anda untuk terkena sleep apnea lebih rendah. Dokter gizi akan mengatur pola makan yang sesuai dengan kondisi Anda dan menetapkan target penurunan berat badan yang aman.
Yuk Cairkan Rezeki Puluhan Juta Setiap Harinya Dengan Mudah !
Hanya Di PELANGI99
Modal 25rb Saja Tingkat Kemenangan 96% !
Tersedia Promo Khusus Menarik Bagi Anda
Wa : +6287798703858
Loginsite : http://SUPERPELANGI99.NET