Mengulas 6 Fakta Sabang Atau Kota Seribu Benteng
BERITA UNIK

Mengulas 6 Fakta Sabang Atau Kota Seribu Benteng

Pelangi99 Lounge – Mengulas 6 fakta Sabang atau kota seribu benteng, Sabang merupakan wilayah kepulauan di Provinsi Aceh, dengan Pulau Weh sebagai pulau terbesar.

Ini merupakan kawasan paling utara di Indonesia, tepatnya di Pulau Rondo, yang di kelilingi Selat Malaka di bagian utara, serta sisi selatan dan barat berbatasan dengan Samudra Hindia.

Saat Aceh di landa tsunami pada 2004, Sabang sebenarnya bukanlah “wilayah pengecualian.” Namun, palung-palung yang sangat dalam di Teluk Sabang membuat wilayah ini terdampak lebih minimal.

Mengulas 6 Fakta Sabang Atau Kota Seribu Benteng

Karenanya, kala itu Sabang di jadikan tempat transit udara dan laut yang membawa bantuan untuk korban tsunami di daratan Aceh.

Namun, hal-hal menarik tentang Sabang tak hanya itu. Pelangi99 merangkum enam fakta menarik di antaranya yang di kutip dari berbagai sumber.

Kilometer Nol

Tugu di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, Sabang ini di bangun untuk menandai titik mula wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tugu Kilometer Nol ini di bangun dengan cat putih dan tingginya sekitar 43,6 meter di atas permukaan laut.

Di puncak tugu ini terdapat patung Garuda yang mencengkeram perisai membentuk angka nol. Monumen ini memiliki empat pilar penyangga yang bermakna simbol batas-batas negara, yakni Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Rote.

Penetapan posisi geografis pada Kilometer Nol ini juga telah di uji Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menggunakan Global Positioning System.

Pelabuhan Andalan

Sebelum Perang Dunia II, Sabang jadi kota pelabuhan terpenting di Selat Malaka, bahkan lebih penting di banding Temasek yang kini disebut Singapura.

Pelabuhan Sabang telah di kenal sejak 1895 dengan istilah Vrij Haven dan dikelola Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station yang kemudian di lanjutkan dengan nama Sabang Maatschaappij.

Mengulas 6 Fakta Sabang Atau Kota Seribu Benteng

Selain itu, Pelabuhan Sabang juga sempat di jadikan sebagai pelabuhan militer dan garis pertahanan terdepan pasukan Jepang dalam menghadapi serangan Sekutu pada 1942.

Tak heran, jika kemudiam terdapat banyak peninggalan benteng, serta tempat berlindung alias bungker Jepang yang masih tersebar dan kokoh di sekeliling garis pantai, juga area perbukitan.

Kota Seribu Benteng

Sabang punya ribuan benteng peninggalan Angkatan Laut Jepang yang sebagian di antaranya masih berdiri kokoh. Julukan Kota Seribu Benteng pun bahkan tersemat pada titik paling utara Indonesia ini.

Mengulas 6 Fakta Sabang Atau Kota Seribu Benteng

Jepang membangun benteng dan bungker di sekeliling garis pantai dan perbukitan Sabang untuk memperkuat pertahanan mereka, seperti di Ujung Kareung, Aneuk Laot, Bukit Sabang, dan sepanjang Pantai Kasih.

Pada 1942–1945, Sabang jadi pangkalan Angkatan Laut yang besar. Pasalnya, semasa pemerintahan Hindia Belanda, Pulau Weh di jadikan sebagai titik utama penyimpanan minyak untuk kapal laut.

Eks Pusat Pertahanan Angkatan Laut

Mengulas 6 Fakta Sabang Atau Kota Seribu Benteng

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Sabang jadi pusat pertahanan Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan perintah penuh dari pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertahanan RIS.

Kemudian, semua aset pelabuhan Sabang Maatschaappij di beli pemerintah Indonesia. Kemudian, pada 1965, di bentuk pemerintahan Kotapraja Sabang dan di rintisnya gagasan awal untuk membukanya kembali sebagai Pelabuhan Bebas dan Kawasan Perdagangan Bebas.

Jadi Kawasan Pelabuhan Babas dan Perdagangan Bebas

Sejak 1868, Sabang telah jadi pusat perdagangan dan tempat persinggahan kapal-kapal. Sejak saat itu, Sabang berpotensi besar untuk jadi pusat perdagangan dan pelabuhan bebas.

Mengulas 6 Fakta Sabang Atau Kota Seribu Benteng

Pada 2000, Sabang di sahkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas dengan lahirnya UU no. 37 Tahun 2000. Sampai kini, Sabang masih tetap mempertahankan diri sebagai kawasan perdagangan bebas.

Makanan Khas Sabang

Pada dasarnya, makanan khas Sabang tak jauh berbeda dengan makanan khas Aceh, yakni identik dengan sajian berbahan dasar ikan laut. Salah satunya adalah satai gurita yang biasanya di nikmati dengan lontong dan dicocol sambal kacang.

BACA JUGA : Pembatasan Dan Penutupan Kehidupan Malam Di Bangkok Kembali Berlaku

Makanan khas Sabang selanjutnya, yakni mi pingsun. Kuliner ini bahkan memiliki beragam isian seafood, mulai dari cumi, udang, sampai ikan. Penyajiannya juga di lengkapi dengan sayuran.

SUMBER BERITA : PELANGI 99

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *