Mengenal 7 Manfaat Ganja Medis untuk Kesehatan
BERITA KESEHATAN

Mengenal 7 Manfaat Ganja Medis untuk Kesehatan

PELANGI99_LOUNGE – Mengenal 7 Penggunaan ganja memang cukup kontroversial. Di Indonesia, ganja merupakan bahan ilegal dan termasuk ke dalam obat-obatan terlarang. Meski begitu, penelitian memperlihatkan ganja memiliki manfaat untuk kesehatan. Ketahui manfaat selengkapnya dari pengobatan alternatif daun ganja dalam ulasan berikut.

Mengenal 7 Manfaat Ganja Medis untuk Kesehatan

Apa itu ganja?

Mariyuana atau daun ganja adalah daun dari tanaman bernama Cannabis sativa.
Tanaman ini memiliki 100 bahan kimia berbeda yang di sebut dengan cannabinoid. Masing-masing bahannya memiliki efek yang berbeda pada tubuh. Mengenal 7

Di Indonesia, penggunaan ganja di beberapa daerah sempat di gunakan sebagai pengobatan tradisional. Namun, pemanfaatan ganja di Indonesia hingga kini sepenuhnya di larang.
Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD) merupakan bahan kimia utama yang kerap di gunakan dalam pengobatan.
Perlu di ketahui, THC merupakan senyawa yang membuat Anda merasa mabuk.

Senyawa cannabinoid sebenarnya di produksi juga oleh tubuh secara alami untuk membantu mengatur konsentrasi, gerak tubuh, nafsu makan, rasa sakit, hingga sensasi pada indra.
Namun pada daun ganja, sebagian senyawa ini sangatlah kuat dan bisa menyebabkan berbagai efek kesehatan serius jika di salahgunakan.

Di negara yang telah melegalisasi ganja, seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Thailand, tanaman ini bisa di gunakan sebagai obat herbal.
Untuk obat alternatif, daun ganja juga dapat di masak dengan cara di panaskan, di stilasi, atau melalui proses penyulingan sehingga menghasilkan konsentrat.

Manfaat ganja untuk kesehatan

Penggunaan ganja medis di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, umumnya untuk mengontrol rasa sakit.
Akan tetapi, ganja tidak cukup ampuh untuk rasa sakit yang parah (misalnya, nyeri pasca operasi atau patah tulang).
Menurut Peter Grinspoon, seorang dokter, pendidik, dan spesialis ganja di Rumah Sakit Umum Massachusetts, ganja setidaknya lebih aman daripada opium. Mengenal 7

Grinspoon juga menyebutkan penggunaan ganja yang terkontrol tidak menyebabkan overdosis, tidak membuat ketagihan, dan dapat menggantikan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID).
Selain itu, ada sejumlah manfaat ganja lainnya berdasarkan temuan penelitian selama ini.

Mencegah glaukoma

Tanaman yang satu ini berpotensi untuk mengatasi dan mencegah mata dari glaukoma.
Glaukoma adalah penyakit yang meningkatkan tekanan dalam bola mata, merusak saraf optik, dan menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan.

Berdasarkan penelitian yang di lakukan National Eye Institute, ganja mungkin dapat menurunkan intraocular pressure (IOP), alias tekanan bola mata, pada orang dengan tekanan normal dan orang-orang dengan glaukoma.
Efek ini mampu memperlambat perkembangan penyakit glaukoma sekaligus mencegah kebutaan.

Meningkatkan kapasitas paru

Sebuah studi yang terbit dalam Journal of the American Medical Association (2012) menyebutkan daun ganja berpotensi menambah kapasitas paru-paru untuk menampung udara ketika bernapas.
Hal ini terkait dengan cara penggunaan mariyuana yang biasanya di isap dalam-dalam.

Oleh sebab itu, peneliti menyimpulkan hal ini mungkin menjadi semacam latihan untuk meningkatkan fungsi paru-paru.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengambil sampel dari 5.115 orang dewasa muda selama lebih dari 20 tahun.
Peserta yang merupakan perokok tembakau kehilangan fungsi paru-parunya sepanjang waktu, tetapi pengguna ganja memperlihatkan peningkatan kapasitas paru-parunya.

Mencegah kejang karena epilepsi

Sebuah studi dalam jurnal Cureus (2018) memperlihatkan bahwa ganja berpotensi untuk mengatasi epilepsi dan membantu meredakan gejala pasien epilepsi dengan resistansi obat.

Kandungan cannabinoid dalam daun ganja di yakini membantu meringankan kejang pada pasien epilepsi.
Senyawa ini memiliki peran dalam mengurangi pelepasan neurotransmiter (sinyal rangsangan saraf) di sistem saraf pusat (SSP), sehingga mencegah kejang.

Terapi paliatif pasien kanker

Kandungan dalam daun ganja menurut American Cancer Society mungkin bisa membantu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.
Ganja berpotensi untuk terapi paliatif atau pengobatan pembantu untuk meredakan rasa sakit kronis yang di alami pasien kanker.

BACA JUGA : Apa Terjadi Pada Otak Saat Kamu Bercinta?

Selain itu, daun ganja di klaim bisa membantu melawan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi.
Meski banyak penelitian menunjukkan keamanannya, tanaman ini tidak efektif dalam mengendalikan atau menyembuhkan kanker.

Mengurangi nyeri kronis

Di lansir dari Harvard Health Publishing, tanaman ini bisa di anggap bisa meringankan rasa sakit akibat:
multiple sclerosis,
penyakit saraf,
sindrom wasting yang terkait dengan HIV,
sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrom), dan
penyakit Crohn.

Penggunaan ganja medis di ketahui juga cukup
berpotensi mengatasi penyakit yang menimbulkan kondisi dengan nyeri kronis seperti berikut.
Fibromyalgia atau rasa sensitif di sertai nyeri seluruh tubuh.
Endometriosis atau jaringan lapisan rahim menumpuk di luar rahim.
Sistitis interstisial atau sindrom nyeri kandung kemih.

Ganja juga di anggap sebagai pelemas otot yang efektif dan mengurangi tremor pada penyakit Parkinson.

Mengatasi masalah kejiwaan

Sebuah penelitian yang di terbitkan dalam Clinical Psychology Review (2017) menunjukkan potensi manfaat ganja untuk membantu mengatasi masalah kesehatan jiwa tertentu.
Para peneliti menemukan bahwa tanaman ini membantu menghilangkan gejala depresi dan gejala gangguan stres pasca trauma.

Akan tetapi, mariyuana bukan obat yang tepat untuk masalah kesehatan jiwa, seperti gangguan bipolar dan psikosis.
Pasalnya, tanaman yang satu ini justru bisa memperparah gejala orang dengan gangguan bipolar.

Memperlambat perkembangan alzheimer

Sebuah penelitian yang di terbitkan dalam Molecular Pharmaceutics menunjukkan bahwa kandungan THC dalam daun ganja dapat memperlambat pembentukan plak amiloid.
Plak-plak yang terbentuk akibat alzheimer ini bisa membunuh sel-sel otak. THC dalam ganja membantu menghalangi enzim pembentuk plak amiloid di otak. Mengenal 7

Namun, penelitian ini masih berada di tahap awal sehingga masih memerlukan pengujian lebih lanjut. Perlu Anda ingat bahwa ganja merupakan barang ilegal yang masuk dalam kategori obat-obatan terlarang.
Di dalam undang-undang, ganja masuk ke dalam narkotika golongan I bersamaan dengan sabu-sabu, kokain, opium, dan heroin.
Mengonsumsi dan membudidayakan ganja bisa membuat Anda terjerat hukum pidana.

SUMBER BERITA : PELANGI99

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *