PELANGI99 – Aku akan menceritakan pengalamanku menjadi seorang giglo, cerita ini tidak dibuat-buat, cerita ini benar-benar terjadi. Namaku dedi, umur 24 tahun. Aku seorang giglo di kota Bandung. Aku akan menceritakan pengalamanku melayani sekaligus 4 pelangganku dalam semalam. Menemani Tante tante Kesepian dalam Liburan
Aku menggeluti profesi ini sudah 4 tahun, dan sejak itu aku mempunyai pelanggan tetap namanya Tante Mira (bukan nama asli), dia seorang janda tidak mempunyai anak, tinggal di Bandung, orangnya cantik, putih, pay*daranya besar walaupun sudah kendor sedikit, dia keturunan tionghoa.
Dia seorang yang kaya, memiliki beberapa perusahaan di Bandung dan Jakarta, dan memeiliki saham di sebuah hotel berbintang di Bandung. Sabtu pukul 7 pagi, HP-ku berbunyi dan terdengar suara seorang wanita, dan kulihat ternyata nomor HP Tante Mira. Menemani Tante
“Hallo Sayang.. lagi ngapain nich.. udah bangun?” katanya.
“Oh Tante.. ada apa nich, tumben nelpon pagi-pagi?” kataku.
“Kamu nanti sore ada acara nggak?” katanya.
“Nggak ada Tante.. emang mo ke mana Tante?” tanyaku.
“Nggak, nanti sore anter Tante ke puncak yach sama relasi Tante, bisa khan?” katanya.
“Bisa tante.. aku siap kok?” jawabku. Menemani Tante
“Oke deh Say.. nanti sore Tante jemput kamu di tempatmu”, katanya.
“Oke.. Tante”, balasku, dengan itu Tante-tante juga pembicaraan di HP terputus dan aku pun beranjak ke kamar mandi untuk mandi. Sore jam 5, aku sudah siap-siap dan berpakaian rapi karena Tante Mira akan membawa teman relasinya.
Selang beberapa menit sebuah mobil mercy new eye warnah hitam berkaca gelap berhenti di depan rumahku. Ternyata itu mobil Tante Mira, langsung aku keluar menghampiri mobil itu sesudah aku mengunci seluruh pintu rumah dan jendela. Aku pun langsung masuk ke dalam mobil itu duduk di jok belakang, setelah masuk mobil pun bergerak maju menuju tujuan.
Di dalam mobil, aku diperkenalkan kepada dua cewek relasinya oleh tante, gla mereka cantik-cantik walaupun umur mereka sudah 40 tahun, namanya Tante Lisa umurnya 41 tahun kulitnya putih, paydaranya besar, dia merupakan istri seorang pengusaha kaya di Jakarta dan Tante Meri 39 tahun, pay*daranya juga besar, kulitnya putih, juga seorang istri pengusaha di Jakarta. Menemani Tante
Mereka adalah relasi bisnis Tante Mira dari Jakarta yang sedang melakukan bisnis di Bandung, dan diajak oleh Tante Mira refreshing ke villanya di kawasan Puncak. Keduanya keturunan Tionghoa. Di dalam mobil, kami pun terlibat obralan ngalor-ngidul, dan mereka diberitahu bahwa aku ini seorang gig*lo langganannya dan mereka juga mengatakan ingin mencoba kehebatanku. Tante-tante
Selang beberapa menit obrolan pun berhenti, dan kulihat Tante Lisa yang duduk di sebelahku, di sofa belakang, tangannya mulai nakal meraba-raba pha dan selngknganku. Aku mengerti maksudnya, kugeser dudukku dan berdekatan dengan Tante Lisa, lalu tangan Tante Lisa, mermas btang kemluanku dari balik celana.
Dengan inisatifku sendiri, aku membuka reitsleting celana panjangku dan mengeluarkan btang kemluanku yang sudah tegak berdiri dan besar itu. Tante Lisa kaget dan matanya melotot ketika melihat btang kemluanku besar dan sudah membengkak itu.
Tante Lisa langsung bicara kepadaku,
“Wow.. Ded, kntl kamu gede amat, punya suamiku aja kalah besar sama punya kamu..” katanya.
“Masa sich Tante”, kataku sambil tanganku mermas-rmas pay*daranya dari luar bajunya.
“Iya.. boleh minta nggak, Tante pengen ngerasain kntl kamu ini sambil kntlku dikck-kck dan dirmas-rmas, lalu dibelai mesra?” katanya.
“Boleh aja.. kapan pun Tante mau, pasti Dedi kasih”, kataku
Langsung disambut Tante Lisa dengan membungkukkan badannya lalu btang kemluanku dijlat-jlat dan dimasukakkan ke dalam mulutnya, dengan rakusnya btang kemluanku masuk semua ke dalam mulutnya sambil disedot-sedot dan dikck-kck.
Menemani Tante Club Malam
Tante Meri yang duduk di jok depan sesekali menelan air liurnya dan tertawa kecil melihat btang kemluanku yang sedang asyik dinikmati oleh Tante Lisa. Tanganku mulai membuka beberapa kancing baju Tante Lisa dan mengeluarkan kedua pay*daranya yang besar itu dari balik *-nya. lalu kurmas-r*mas. Menemani Tante
“Tante.. sus* tante besar sekali.. boleh Dedi minta?” tanyaku.
Tante Lisa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu tanganku mulai mermas-rmas paydaranya. Tangan kiriku mulai turun ke bawah selngkngannya, dan aku mengelus-ngelus pha yang putih mulus itu lalu naik ke atas selngkngannya, dari balik *-nya jariku masuk ke dalam lang kew*nitaannya. Tante-tante
Saat jariku masuk, mata Tante Lisa merem melek dan medsah kenkmatan,
“Akhhh.. akhhhh.. akhhh.. terus sayang..” Beberapa jam kemudian, aku sudah tidak tahan mau keluar.
“Tante… Dedi mau keluar nich..” kataku.
“Keluarain di mulut Tante aja”, katanya.
Selang beberapa menit, “Crooot.. crooot.. crottt..” air mniku keluar, muncrat di dalam mulut Tante Lisa, lalu Tante Lisa menyapu bersih seluruh air mniku. Kemudian aku pun merobah posisi. Kini aku yang membungkukkan badanku, dan mulai menyingkap rok dan melepaskan ** warna hitam yang dipakainya.
Setelah *-nya terlepas, aku mulai mencum dan menjlat lang kewnitaannya yang sudah basah itu. Aku masih terus memainkan lang kewnitaannya sambil tanganku dimasukkan ke lang senggmanya dan tangan kiriku mermas-rmas paydara yang kiri dan kanan. Sepuluh menit kemudian, aku merubah posisi.
Kini Tante Lisa kupangku dan kuarahkan btang kemluanku masuk ke dalam lang senggmanya, “Blesss.. belssss.” btang kemluanku masuk ke dalam lang kewnitaannya, dan Tante Lisa menggelnjang kenikmatan, ku naik-turunkan pinggul Tante Lisa, dan btang kemluanku keluar masuk dengan leluasa di lang kew*nitaannya.
Satu jam kemudian, kami berdua sudah tidak kuat menahan orgsme, kemudian kucabut btang kemluanku dari lang kewnitaannya, lalu kusuruh Tante Lisa untuk mengck dan melmat btang kemluanku dan akhirnya,
“Crooot.. crott.. croottt..” air m*niku muncrat di dalam mulut Tante Lisa.
Seketika itu juga kami berdua terkulai lemas. Kemudian aku pun tertidur di dalam mobil. sesampainya di villa Tante Mira sekitar jam 8 malam. Lalu mobil masuk ke dalam pekarangan villa. Kami berempat keluar dari mobil. Tante Mira memanggil penjaga villa, lalu menyuruhnya untuk pulang dan disuruhnya besok sore kembali lagi.
Kami berempat pun masuk ke dalam villa, karena lelah dalam perjalanan aku langsung menuju kamar tidur yang biasa kutempati saat aku diajak ke villa Tante Mira. Begitu aku masuk ke dalam kamar dan hendak tidur-tiduran, aku terkejut ketika ke 3 tante itu masuk ke dalam kamarku dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelain benang pun yang menempel di tubuhnya.
Kemudian mereka naik ke atas tempat tidurku dan mendorongku untuk tiduran, lalu mereka berhasil melcuti pakaianku hingga bgil. Btang kemluanku diserang oleh Tante Meri dan Tante Mira, sedangkan Tante Lisa kusuruh dia mengngkng di atas wajahku, lalu mulai menjlati dan mencumi lang kewnitaan Tante Lisa.
Dengan ganasnya mereka berdua secara bergantian menjlati, menydot dan mengck btang kemluanku, hingga aku kewalahan dan merasakan nikmat yang luar biasa. Kemudian kulihat Tante Meri sedang mengatur posisi mengngkng di selngknganku dan mengarahkan btang kemluanku ke lang kewnitaannya, Tante-tante Menemani Tante
“Blesss.. bleeesss..” btang kemluanku masuk ke dalam lang kewnitaan Tante Meri, lalu Tante Meri menaik turunkan pinggulnya dan aku merasakan lang kewnitaan yang hangat dan sudah basah itu. Aku terus menjlat-jlat dan sesekali memasukkan jariku ke dalam lang kewnitaan Tante Lisa, sedangakan Tante Mira mermas-rmas pay*dara Tante Meri.
Beberapa jam kemudian, Tante Meri sudah orgsme dan Tante Meri terkulai lemas dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelahku sambil mencum pipiku. Kini giliran Tante Mira yang naik di selngknganku dan mulai memasukan btang kemluanku yang masih tegak berdiri ke lang senggmanya, “Bleesss.. bleesss..” btang kemluanku pun masuk ke dalam lang kewnitaan Tante Mira.
Sama seperti Tante Meri, pinggul Tante Mira dinaik-turunkan dan diputar-putar. Setengah jam kemudian, Tante Mira sudah mencapai puncak orgsme juga dan dia terkulai lemas juga, langsung kucabut btang kemluanku dari lang kew*nitaan Tante Mira,
Lalu kusuruh Tante Lisa untuk berdiri sebentar, dan aku mengajaknya untuk duduk di atas meja rias yang ada di kamar itu, lalu kubuka lebar-lebar kedua phanya dan kuarahkan btang kemluanku ke lang kewnitaannya, “Blesss.. .bleeess..” btang kemluanku masuk ke dalam lang kew*nitaan Tante Lisa.
Kukck-kck maju mundur btang kemluanku di dalam lang kewnitaan Tante Lisa, dan terdengar deshan hebat, “Akhhh.. akhhh.. akhhh.. terus sayang.. enak..” Aku terus mengck senjtaku, selang beberapa menit aku mengubah posisi, kusuruh dia membungkuk dengan gaya dggy stle lalu kumasukan btang kemluanku dari arah belakang.
“Akhhh.. akhhh..” terdengar lagi deshan Tante Lisa. Aku tidak peduli dengan deshan-deshannya, aku terus mengck-ngock btang kemluanku di lang kewnitaannya sambil tanganku mermas-rmas kedua bah dda yang besar putih yang bergoyang-goyang menggantung itu.
Aku merasakan lang kewnitaan Tante Lisa basah dan ternyata Tante Lisa sudah keluar. Aku merubah posisi, kini Tante Lisa kusuruh tiduran di lantai, di atas karpet dan kubuka lebar-lebar phanya dan kuangkat kedua kakinya lalu kumasukkan btang kemluanku ke dalam lang kew*nitaannya, Tante-tante
“Blesss.. blessss.. blessss..” btang kemluanku masuk dan mulai bekerja kembali mengck-ngock di dalam lang kew*nitaannya. Selang beberapa menit, aku sudah tidak tahan lagi, lalu kutanya ke Tante Lisa,
“Tante, aku mau keluar nich.. di dalam apa di luar?” tanyaku.
“Di dalam aja Sayang..” pintanya.
Kemudian, “Crottt.. crooottt.. croottt..” air mniku muncrat di dalam lang kewnitaan Tante Lisa, kemudian aku jatuh terkulai lemas menindih tubuh Tante Lisa sedangkan kejntnanku masih manancap dengan perkasanya di dalam lang kew*nitaannya.
Kami berempat termasuk aku yang seorang giglo pun tidur di kamarku. Keesokan harinya kami berempat melakukan hal yang sama di depan TV dekat perapian, di kamar mandi, maupun di dapur dan aku mampu memaskan mereka sebagai seorang gig*lo.