BERITA UNIK

Membersihkan Vagina dengan Menyemprotkan Cairan

5 Mitos Douching, Membersihkan Vagina dengan Menyemprotkan Cairan 

Pelangi99 Lounge – Membersihkan Vagina dengan Menyemprotkan Cairan, Pernah gak kamu melakukan vaginal douching? Sebuah praktik membersihkan vagina dengan menyemprotkan atau membilas vagina menggunakan air atau cairan khusus yang mengandung soda kue, cuka, yodium, dan parfum? Pelangi99 Online

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seperti di lansir Women’sHealthdouching di gambarkan sebagai penembakan bertekanan atau pemompaan larutan air (atau gel douching) ke dalam vagina. Praktik ini sangat umum di dunia, yang di maksudkan untuk menjaga kebersihan vagina dan mencegahnya dari penyakit seksual berbahaya.

Douching tidaklah sama dengan praktik membersihkan bagian luar vagina seperti yang kita lakukan saat mandi. Membilas bagian luar vagina tidak membahayakan, tetapi douching justru sebaliknya.

Berdasarkan penelitian, douching ternyata memiliki banyak risiko kesehatan yang lebih besar daripada manfaatnya itu sendiri. Apa saja mitos mengenai douching yang paling banyak di percaya? Inilah ulasannya.

1. Mitos #1 : Douching dapat menghilangkan gejala genital, seperti bau tidak sedap, keputihan, nyeri atau gatal pada vagina 

5 Mitos Douching, Membersihkan Vagina dengan Menyemprotkan Cairan 

Faktanya, douching tidak bekerja untuk menghilangkan bau, keputihan, nyeri, atau gatal pada vagina. Douching berfungsi hanya menyembunyikan bau untuk sementara dan tidak menghilangkannya.

Adanya gejala genital pada vagina bisa menjadi tanda infeksi bakteri, infeksi kandung kemih, atau penyakit menular seksual. Melakukan douching justru dapat memperburuk kondisinya.

Apalagi jika kamu memiliki infeksi vagina sebelumnya, douching dapat mendorong infeksi tersebut masuk ke dalam sistem reproduksi lain, seperti Rahim, saluran tuba, dan ovarium, yang pada akhirnya bisa menjadi pemicu penyakit radang panggul, yaitu kondisi kronis yang dapat menyebabkan infertilitas atau bahkan kematian jika tidak segera di obati.

Ketika kamu mengalami geala-gejala genital tersebut, sebaiknya segera menemui dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Infeksi bakteri dapat di atasi dengan pengobatan.

2. Mitos #2 : Douching dapat membersihkan bagian dalam vagina

5 Mitos Douching, Membersihkan Vagina dengan Menyemprotkan Cairan 

Vagina adalah salah satu organ seksual yang di rancang bisa membersihkan di rinya sendiri. Mereka menghasilkan sekresi alami yang membawa darah menstruasi, sel-sel tua, dan materi lain keluar dari vagina untuk mempertahankan kebersihan dan kesehatan vagina.

Tak hanya itu, di dalam vagina juga terdapat ekosistem bakteri ‘baik’ dan ‘jahat’ yang seimbang yang membantu lingkungan vagina tetap asam. Di mana kondisi ini baik untuk melindungi vagina dari infeksi atau iritasi.

Melakukan praktik douching untuk membersihkan bagian dalam vagina dapat menghilangkan bakteri normal dalam vagina dan mengubah pH atau keasaman vagina. Ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan memicu pertumbuhan bakteri ‘jahat’ berlebih, yang pada gilirannya meningkatkan risiko infeksi jamur maupun bakteri.

3. Mitos #3 : Douching setelah berhubungan seks dapat mencegah penularan penyakit menular seksual (IMS)

5 Mitos Douching, Membersihkan Vagina dengan Menyemprotkan Cairan 

Pada sebuah studi dalam American journal of Obstretics and Gynecology tahun 2008, yang berjudul “Does Douching Increase Risk for Sexually Transmitted Infection? A Perspective Study in High-Risk Adolescents”, menjelaskan bahwa banyak wanita yang menggunakan douching untuk membersihkan vagina setelah berhubungan seksual dan mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS). Tetapi, douching justru dapat meningkatkan risiko bakterial vaginosis dan IMS.

Dalam studi lain, yang di muat dalam jurnal Obstetrics and Gynecology, juga di laporkan douching dapat meningkatkan risiko mengembangkan klamidia serviks. Ini adalah infeksi menular seksual paling umum, yang di sebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.

4. Mitos #4 : Douching setelah berhubungan seks juga dapat membantu mencegah kehamilan

5 Mitos Douching, Membersihkan Vagina dengan Menyemprotkan Cairan 

Ini adalah ide yang sangat buruk yang harus segera kamu lupakan. Pasalnya, douching setelah berhubungan seksual justru bisa mendorong sperma masuk ke dalam Rahim lebih cepat daripada proses yang seharusnya. Lagi pula, sperma juga memiliki pergerakan yang sangat cepat menuju Rahim, yang bahkan mungkin sudah mencapai Rahim sebelum mulai melakukan douching.

Dalam kehamilan, douching juga sering kali di kaitkan terhadap masalah kehamilan ektopik (sel telur yang sudah di buahi menempel di luar Rahim), kelahiran prematur, dan berat badan bayi lahir yang rendah. Douching juga di sebut sebagai penyebab utama infertilitas sekunder, yaitu kondisi di mana pasangan yang telah berhasil hamil di masa lalu tidak lagi dapat hamil.

5. Mitos #5 : Douching dapat mengobati infeksi

5 Mitos Douching, Membersihkan Vagina dengan Menyemprotkan Cairan 

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya. Teknik douching justru dapat menyebarkan infeksi pada vagina. Selain itu, bahan kimia pada cairan yang di gunakan dalam douche juga berisiko untuk mengiritasi kulit atau menciptakan sensasi terbakar pada kulit. Ini justru akan membuat infeksi menjadi lebih buruk dan rentan terhadap infeksi baru.

Douching bukanlah cara yang aman dan efektif untuk membersihkan vagina. Jika kamu ingin menjaga kebersihan dan kesehatan vagina, kamu bisa melakukan beberapa praktik kebersihan. Seperti membasuh bagian luar vagina dengan air hangat saat mandi, menghindari tampon, pembalut. Bedak, atau semprotan beraroma lainnya karena dapat meningkatkan risiko infeksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *