Uncategorized

Kuno yang Proses Pembuatannya Masih Jadi Misteri

MARIOQQ – Teknologi umat manusia di masa lampau memang tidak secanggih teknologi di masa kini. Namun hal tersebut tidak menghentikan penduduk di era kuno untuk mendirikan bangunan-bangunan megah yang masih berdiri kokoh hingga sekarang. Kuno yang Proses Pembuatannya Masih Jadi Misteri

Akibat minimnya catatan sejarah, sejumlah bangunan kuno meninggalkan misteri mengenai bagaimana bangunan-bangunan tersebut bisa dibangun dengan teknologi pada masa itu. Demikian juga mengenai tujuan asli pendirian bangunan tersebut.

Patung Kepala Pulau Paskah

Kuno yang Proses Pembuatannya Masih Jadi Misteri

Pulau Paskah adalah pulau kecil yang terletak di tengah-tengah Samudera Pasifik. Penduduk setempat menyebut pulau ini dengan nama Rapa Nui. Sekarang, Pulau Paskah secara politis termasuk dalam wilayah negara Chili karena Chili adalah negara yang lokasinya paling dekat dengan Pulau Paskah.

Meskipun pulau ini kecil dan memiliki lokasi yang terpencil, pulau ini memiliki peninggalan sejarah yang cukup terkenal. Peninggalan tersebut adalah patung kepala raksasa atau Moai.

Moai terbuat dari sebongkah batu raksasa yang dipahat hingga bentuknya menyerupai kepala manusia. Dengan wujudnya yang terlihat lonjong dan menyerupai tabung, Moai memiliki penampakan yang begitu khas.

Moai diyakini menyimbolkan wajah dari para nenek moyang penduduk Pulau Paskah. Jumlah total Moai di Pulau Paskah dilaporkan mencapai ribuan patung.

Moai dibangun pada abad ke-13 hingga abad ke-15. Sesudah itu, pembangunan Moai secara massal tiba-tiba saja berhenti tanpa ada yang tahu alasannya.

Namun misteri terbesar Moai adalah mengenai bagaimana cara patung ini dibuat. Karena masing-masing batu memiliki tinggi melebihi manusia dengan berat mencapai puluhan ton, jelas diperlukan teknik khusus untuk memindahkan dan memahat batu ini.

Padahal, Pulau Paskah merupakan pulau terpencil yang penduduknya tidak mengenal teknologi tinggi. Mungkinkah patung-patung tersebut aslinya dibangun oleh peradaban lain yang kebetulan singgah di pulau ini?

Stonehenge

Kuno yang Proses Pembuatannya Masih Jadi Misteri

Jika bicara soal bangunan asli Inggris yang berasal dari masa Sebelum Masehi, tidak ada yang lebih terkenal dari Stonehenge.

Stonehenge adalah bongkahan batu-batu besar yang ditata sedemikian rupa hingga membentuk kompleks melingkar. Sejumlah batu juga diletakkan secara melintang di atas batu lainnya sehingga terlihat menyerupai gerbang.

Batu-batu yang digunakan dalam Stonehenge masing-masingnya memiliki panjang beberapa meter dan berat mencapai puluhan ton.

Yang menakjubkan, Stonehenge diperkirakan dibangun pada tahun antara 3000 SM hingga 2000 SM. Pertanyaan pun merebak mengenai bagaimana cara penduduk pada masa itu membangun dan memindahkan batu-batu raksasa ini?

Tujuan pembangunan Stonehenge juga tidak kalah misterius. Pasalnya dengan melihat konstruksi yang digunakan, Stonehenge jelas dibangun bukan untuk tempat tinggal.

Jika dilihat dari ketinggian, Stonehenge nampak memiliki desain melingkar dan berlapis-lapis. Sejarawan lantas menduga kalau Stonehenge aslinya adalah semacam tempat untuk menggelar ritual agama kuno.

Ritual yang dimaksud nampaknya berhubungan dengan pergerakan matahari. Pasalnya pada hari-hari tertentu, matahari bakal terlihat terbit dan terbenam di antara pilar gerbang Stonehenge.

Kapal Batu Masuda Kuno yang

Kuno yang Proses Pembuatannya Masih Jadi Misteri

Jepang memiliki banyak peninggalan sejarah yang unik sebagai akibat dari sejarahnya yang panjang dan lokasinya yang terpisah dari daratan utama Asia. Dari sekian banyak peninggalan yang ada di negara tersebut, mungkin tidak ada yang lebih misterius dibandingkan Kapal Batu Masuda.

Kapal Batu Masuda (Masuda no Iwafune) adalah bangunan raksasa yang terbuat dari batu. Bangunan ini terletak di desa Asuka, Prefektur Nara.

Kapal Batu Masuda berada di dekat puncak bukit Asuka. Bangunan ini memiliki panjang 11 meter, lebar 8 meter, dan tinggi hampir 5 meter. Namun bukan hanya karena ukurannya, bangunan ini lantas menjadi pusat perhatian.

Kapal Batu Masuda memiliki wujud yang sungguh tidak lazim. Bangunan ini bentuknya menyerupai gundukan raksasa yang bagian atasnya rata. Bagian puncak Masuda juga dilengkapi dengan lubang dan pahatan yang bentuknya menyerupai balok.

Tidak ada yang tahu pasti apa fungsi dan tujuan pembangunan Kapal Batu Masuda. Kalau melihat namanya, mungkin Kapal Batu Masuda dibangun untuk menyimbolkan kapal dan Danau Masuda yang sekarang sudah mengering.

Menurut pendapat lain, Kapal Batu Masuda mungkin dibangun untuk keperluan pengamatan bintang. Kalau menurut pendapat lain, bangunan ini aslinya adalah semacam makam raksasa yang belum selesai dibangun.

Nan Madol Kuno yang

Kuno yang Proses Pembuatannya Masih Jadi Misteri

Dalam pembahasan sejarah era kuno, wilayah Oseania di Samudera Pasifik kerap dianggap sebagai anak tiri. Pasalnya wilayah Oseania didominasi oleh pulau-pulau kecil yang jumlah penduduknya sedikit dan tidak meninggalkan banyak peninggalan sejarah.

Meskipun begitu, bukan berarti wilayah Oseania sama sekali tidak memiliki hal yang menarik untuk dibahas. Nan Madol adalah contoh peninggalan sejarah dari Oseania yang keberadaannya hingga sekarang masih mengundang teka teki.

Nan Madol adalah reruntuhan kota yang terletak di Pulau Pohnpei, Mikronesia. Hingga abad ke-17, kota ini berfungsi sebagai ibukota Kerajaan Saudeleur.

Nan Madol memiliki desain berupa pulau-pulau buatan yang dipisahkan oleh kanal laut. Oleh sebab itulah, Nan Madol kerap dijuluki sebagai “Venezia dari Pasifik”. Masing-masing pulau kecil di Nan Madol dihuni oleh kepala suku yang tunduk pada raja.

Penampakan Nan Madol yang begitu unik lantas memunculkan pertanyaan. Bagaimana cara penduduk setempat menciptakan pulau buatan? Bagaimana cara penduduk setempat mengambil batu dan memindahkannya ke pulau lokasi Nan Madol? Teknologi dan kapal macam apa yang mereka gunakan?

Karena pertanyaan di atas masih belum dapat dijawab secara memuaskan, spekulasi pun muncul kalau Nan Madol mungkin aslinya adalah sisa-sisa dari peradaban yang jauh lebih maju, namun sekarang peradaban tersebut sudah tenggelam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *