Pelangi99 Lounge– Konflik Militer Akhirnya Berakhir Akibat Bencana Alam, Kian majunya perkembangan teknologi menyebabkan manusia bisa melakukan hal-hal yang dulunya mustahil untuk dilakukan. Namun sekuat apapun manusia berusaha, tetap saja manusia bukanlah tandingan alam. Berikut ini adalah contoh-contoh peristiwa di mana konflik militer antar sesama manusia berakhir akibat campur tangan alam. Pelangi99 Online
Badai yang Menggagalkan Invasi Bangsa Mongol
Mongol pada Abad Pertengahan merupakan bangsa yang amat di takuti berkat ketangguhannya di medan perang. Pada masa jayanya, wilayah kekuasaan bangsa Mongol membentang mulai dari Cina hingga Eropa Timur. Namun Jepang pada masa itu belum menjadi wilayah kekuasaan Mongol sebagai akibat dari wilayahnya yang terpisah dari daratan Asia.
Pada tahun 1274, armada Mongol yang terdiri dari 500-900 kapal dan mengangkut lebih dari 30.000 tentara bertolak dari daratan Asia untuk menyerbu Kepulauan Jepang. Armada tersebut berhasil tiba di Teluk Hakata, Jepang.
Namun sesudah itu, badai datang dan menenggelamkan 1/3 armada Mongol. Sebanyak 13.000 tentara Mongol tewas tenggelam sehingga pasukan Mongol yang masih tersisa terpaksa kembali lagi ke Cina yang saat itu di kuasai oleh Dinasti Yuan Mongol.
Bukannya kapok, bangsa Mongol kemudian mengumpulkan kembali prajurit untuk kembali menginvasi Jepang. Pada tahun 1281, pasukan Mongol kembali ke Jepang dengan di perkuat oleh 4.400 kapal dan 140.000 tentara.
Alam lagi-lagi menunjukkan keberpihakannya pada Jepang. Pada tanggal 15 Agustus, kapal-kapal Mongol tenggelam akibat di terjang badai. Sahabat anehdidunia.com sebanyak separuh tentara mereka tewas tenggelam dan hampir seluruh kapal mereka hancur.
Hanya sebagian kecil prajurit Mongol yang berhasil kembali ke Cina. Mereka yang selamat namun terdampar di Jepang di tangkap dan di bunuh oleh prajurit Jepang. Sesudah itu, bangsa Mongol tidak pernah lagi mencoba menginvasi Jepang.
Bangsa Jepang di lain pihak percaya kalau badai ini terjadi karena dewa berpihak kepada mereka. Oleh karena itulah, orang Jepang kemudian menyebut badai ini dengan nama Kamikaze (Angin Dewa).
Musim Dingin Rusia Melemahkan Militer Swedia
Jika seorang pakar militer di mintai saran mengenai cara menginasi Rusia, maka jawaban yang bakal sering anda dengar adalah menyerang Rusia sebelum musim dingin tiba. Sebagai negara besar yang lokasinya dekat dengan Kutub Utara, Rusia terkenal memiliki musim dingin yang amat keras.
Pada tahun 1708, pasukan Swedia yang berkekuatan 40.000 personil menyerbu wilayah Rusia. Pasukan Swedia pada masa itu memiliki reputasi yang di segani karena mereka pernah mengalahkan pasukan-pasukan lain yang kekuatannya lebih besar di bandingkan mereka.
Sadar akan kehebatan yang di miliki oleh pasukan Swedia, pasukan Rusia pun memilih untuk mundur ke pedalaman negaranya sambil membakar desa-desa yang mereka lewati. Tujuannya adalah supaya pasukan Swedia yang mengejar pasukan Rusia tidak bisa memanfaatkan desa-desa tadi untuk beristirahat atau mengisi perbekalan. Taktik ini di kenal sebagai taktik bumi hangus.
Selain membakar desanya sendiri, pasukan Rusia juga menyerang unit Swedia yang di tugaskan mengantarkan logistik. Sebagai akibatnya, pasukan Swedia pun mengalami masalah kekurangan logistik. Masalah semakin runyam setelah pada tahun 1709, timbul musim dingin terdingin yang pernah melanda Eropa selama 5 abad terakhir.
Berada dalam kondisi kedinginan dan kelaparan, banyak tentara Swedia yang meninggal saat beristirahat. Di perkirakan sebanyak puluhan ribu tentara Swedia meninggal selama musim dingin berlangsung.
Badai yang Memporak Porandakan Armada Spanyol
Pada tahun 1588, raja Spanyol Philip II ingin mengganti ratu Inggris Elizabeth yang menganut agama Kristen Anglikan dengan raja lain yang menganut agama Katolik. Maka, Philip kemudian mengirimkan 130 kapal perang ke Flanders, Belgia, untuk menjemput 30.000 tentara yang sudah di siagakan di sana.
Dari sana, pasukan gabungan tersebut rencananya akan menginvasi Inggris secara langsung. Namun rencana tersebut berhasil di ketahui oleh Inggris. Maka ketika armada Spanyol hendak melintasi selat yang terletak di antara Inggris dan Perancis, pasukan Inggris mencegat armada Spanyol terlebih dahulu di lepas pantai Plymouth.
Sesudah itu, pasukan Inggris dan Spanyol beberapa kali terlibat kontak senjata. Pasukan Spanyol akhirnya mengalami kekalahan telak saat badai menghempaskan armada Spanyol. Berada dalam kondisi kekurangan logistik, pasukan Spanyol yang di tugaskan untuk menyerbu Inggris terpaksa membatalkan rencananya dan kembali ke Spanyol.
Konflik Militer Akhirnya Berakhir, Nasib buruk masih enggan meninggalkan Spanyol dalam perjalanan pulang mereka. Badai kembali menerjang armada Spanyol tersebut dan menenggelamkan sejumlah kapal beserta awaknya. Dari 130 kapal yang dikirim untuk menyerbu Inggris, hanya 60 kapal yang berhasil kembali dengan selamat. Sebanyak 15.000 tentara Spanyol juga tewas dalam ekspedisi ini.