Pelangi 99 LOUNGE – Kisah asmara Kaesang Pangarep sedang jadi perbincangan hangat. Hubungan percintaannya dengan Felicia Tissue dikabarkan kandas. Isu ghosting pun muncul. Kaesang Disebut Ghosting Felicia.
Kaesang disebut-sebut melakukan ghosting (menghilang tanpa kabar) terhadap hubungan dengan Felicia. Hal itu diketahui dari Meilia Lau, ibunda Felicia, yang me-repost unggahan akun yang diketahui sebagai teman sang putri.
Tulisan seorang wanita Singapura yang mengaku sebagai teman Felicia dan Kaesang Pangarep, @kimberleyneo, menyebut bahwa tindakan anak bungsu Presiden Joko Widodo itu tidak etis dan tidak beretika. Dia menulis di Instagram Story karena ingin Kaesang Pangarep menyadari bahwa pengusaha Sang Pisang itu sudah melakukan kesalahan.
Dalam unggahannya dia juga menyebut istilah ghosting. “Selama lima tahun Anda mengencani teman saya, membawanya ke hadapan publik dan membuat dia percaya bahwa dia satu-satunya untuk Anda. Lalu tanpa alasan, Anda mulai menghilang (ghosting) dari dia seakan dia tidak pernah berharga dalam hidup Anda,” tulis Kimberley.
Ghosting sendiri mengandung makna ketika seseorang yang sedang dekat atau kencan mengakhiri hubungan dengan memutuskan semua komunikasi, tanpa penjelasan apa pun. Pelaku ghosting akan pergi setelah komunikasi intens atau beberapa kali pergi kencan atau bahkan sedang dalam komitmen hubungan.
Studi ilmiah menunjukkan bahwa ghosting adalah cara terburuk untuk mengakhiri suatu hubungan. Karena dapat menyebabkan konfrontasi yang lebih besar di kemudian hari.
Lantas, bagaimana cara yang etis untuk mengakhiri hubungan, ketika salah satu pihak sudah merasa tidak ada kecocokan lagi di antara mereka? Pakar percintaan dan konsultan kesehatan mental Samantha Burns menjelaskan cara yang benar dan beretika saat ingin putus dari pasangan. – POKER ONLINE
1. Beri Kesempatan Pasangan untuk Introspeksi Diri
Sebelum benar-benar putus cinta, ada yang namanya fase introspeksi diri, di mana pasangan saling bicara dari hati ke hati untuk membicarakan masalah yang vital dalam hubungan mereka. Menurut Samantha, penting untuk menyampaikan terlebih dahulu hal-hal mengganjal yang menurut kamu jadi penyebab retaknya hubungan, sebelum mengatakan putus.
“Itu sudah jadi tugas kamu untuk berkomunikasi dan memberitahu pasangn tentang perasaanmu, bahkan jika itu bisa menyakiti atau membuat dia kecewa. Menurut saya penting melibatkan pasangan dalam diskusi mengenai perasaanmu sehingga dia tidak kaget ketika harus putus, yang bisa menimbulkan trauma dan kebingungan,” jelas Samantha, seperti dikutip dari The Cut.
2. Pilih Lokasi yang Tepat
Cara terbaik –meskipun akan tetap menyakitkan– adalah bicara langsung. Pilihlah lokasi yang privat agar kalian bisa punya lebih banyak waktu untuk saling mengungkapkan perasaan. Buat janji bertemu beberapa hari sebelumnya agar si dia bisa mempersiapkan mental terlebih dahulu ketika kata ‘putus’ benar-benar terucap.
3. Sudah Siap dengan Segala Konsekuensi
Perpisahan sudah pasti meninggalkan rasa sakit dan kesedihan, baik itu dari salah satu maupun kedua pihak. Maka kamu harus siap dengan segala reaksi yang mungkin datang dari pasangan. Berikanlah dia waktu untuk memroses situasi, jangan langsung melangkah pergi.
“Bersiaplah dengan kemungkinan pasangan akan sangat tersakiti dan syok, dan perlu waktu serta ruang untuk menerima kabar buruk ini dan bagaimana mereka bisa mengatur situasi. Kamu juga cenderung akan jadi emosional,” tuturnya.
4. Perhatikan Pemilihan Kata
Jika sudah yakin dengan keputusan untuk berpisah, gunakan kata-kata yang tidak menyakitinya dan bicarakan dengan baik bahwa kamu tak bisa lagi bersamanya.
Usahakan agar hubungan berakhir baik-baik. Meskipun pasti akan meninggalkan luka di salah satu pihak, namun hubungan yang diakhiri secara baik-baik dapat menjauhkan pasangan dari tindakan-tindakan di luar akal sehat.
5. Katakan dengan Jelas, Tak Perlu Bertele-tele
Katakan keinginan dengan jelas dan jangan sampai berputar kemana-mana. Cobalah untuk membuat pasangan mengerti dengan menyebutkan alasan kenapa kamu ingin menyudahi hubungan cinta dengannya.
Katakanlah dengan jujur tapi tetap dengan kalimat yang sopan dan lembut. Tak perlu merinci apa saja permasalahan hubungan kalian. Mengatakan alasan dengan detail justru akan membuat masalah jadi lebih pelik.