BERITA UNIK

Harus Memisahkan Diri dari Keluarga yang Toksik

Yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri. Memang keluarga juga penting. Yuk kita simak 5 tanda harus memisahkan diri dari keluarga yang toksik.

Pelangi99 Lounge – Keluarga adalah bagian penting dari kehidupan manusia. Namun, kita harus mengakui bahwa ada keluarga yang toksik.

Keluarga semacam ini bisa menyakiti satu sama lain, baik secara fisik maupun emosi. Walaupun begitu, banyak yang masih berusaha untuk tetap bersama dengan keluarga yang toksik itu dengan alasan cinta.

Secara emosional, anak yang tinggal dengan keluarga toksik seringkali merasa buruk akan dirinya sendiri dan merasa tak diterima. Keluar dari kungkungan keluarga pun, masih dianggap sebagai hal yang tabu dan egois. Poker Online

Berikut ini 5 tanda harus memisahkan diri dari keluarga yang toksik

1. Saat perlakuan keluarga sudah sangat berdampak pada diri sendiri

Harus Memisahkan Diri

Lepas dari keluarga tentu adalah keputusan yang sulit. Kebanyakan orang tetap melanjutkan hubungan walaupun menanggung beban dan rasa sakit yang disebabkan oleh mereka.

Kamu bisa menetapkan batas-batas tertentu pada keluarga agar tetap bisa memiliki ruang gerak. Kalau keluarga tetap melewati batas itu, bahkan bersikap kasar, kamu berhak keluar dan menjauh karena kamu juga berhak bahagia.

2. Saat sudah tidak ada sisi positif yang bisa diambil dari hubungan tersebut

Harus Memisahkan Diri

Beberapa orang tetap berusaha berhubungan dengan keluarga karena masih ada sisi positif yang diambil. Misalnya, kakak-adik tetap berhubungan karena berkaitan dengan perawatan orangtua atau untuk mendapatkan dukungan emosional dalam situasi sulit.

Saat memutuskan untuk membatasi hubungan dengna keluarga, kamu perlu mempertimbangkan apa yang diperoleh dan apa yang akan hilang. Kalau sudah tidak ada lagi yang positif, mungkin itu saat yang tepat.

3. Saat kamu menyadari bahwa kamu sudah disalahgunakan atau diperlakukan dengan buruk

Harus Memisahkan Diri

Perilaku buruk dalam keluarga, biasanya terjadi dengan sangat kasat mata. Misalnya, perilaku dari kakak atau adik yang agresif dan manipulatif ketika marah atau ayah yang memukul ibu dan menganggapnya biasa.

Perilaku yang berulang ini, akan dianggap sebagai hal lumrah dalam kehidupan sehari-hari. Sulit untuk bisa mengakui bahwa sudah diperlakukan buruk. Saat menyadarinya dan kamu diancam saat ingin menghadapi pelakunya, itulah saatnya kamu menjauhkan diri.

Baca juga : Menggunakan Lobak untuk Masalah Kulit dan Rambut

4. Saat menyadari bahwa keluarga bukanlah institusi yang suci

Salah satu alasan memutuskan hubungan dengan keluarga yang dianggap tabu adalah karena keluarga dianggap sebagai sesuatu yang suci oleh banyak orang. Keluarga dianggap sebagai tempat yang aman, sumber cinta, dan dukungan untuk sesuatu yang lebih besar. Saat sudah merasa bukan tempat aman dan mendukung, mungkin inilah alasan yang tepat untuk pergi.

5. Saat menyatakan pendapat dan tidak didengar

Saat berhubungan dengan orang yang narsistik dan bertindak kasar, kamu butuh keberanian untuk menghadapinya. Saat kamu mulai menanggapinya dan reaksi mereka jadi agresif, itu sudah jadi tanda bahwa saatnya kamu pergi. Orang tersebut tak akan mencoba melihat melalui sudut pandangmu atau mengakui kalau mereka salah.

Melepaskan diri dari hubungan keluarga memang sulit. Keputusan itu ada di tangan masing-masing orang untuk mengompromikan setiap tindakan yang menyakiti atau membebaskan diri dari itu.

Rasanya memang lega sekaligus bersalah jika berhasil melepaskan diri. Tapi, kebahagiaanmu yang terpenting.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *