TIPS & TRICK

Gunung Berapi Paling Berbahaya di Dunia

PELANGI99 LOUNGE , Gunung Berapi Paling Berbahaya di Dunia , Masih lekat di ingatan kita 2010 silam, Gunung Merapi meletus hingga mengakibatkan ratusan nyawa melayang. Tak hanya itu, hujan abu pun terjadi di Kabupaten Sleman dan kota-kota di sekitarnya. Bahkan, beberapa waktu lalu Gunung Merapi kembali meletus, meski dengan skala yang lebih kecil. Selain itu, dalam kisaran waktu yang sama, Gunung Krakatau juga dikabarkan meletus, berkali-kali. Itu baru di Indonesia, belum di dunia.

Baru-baru ini, Gunung Sinabung berada di status siaga, yang menandakan bahwa ada banyak gunung berapi aktif di Indonesia. Sebenarnya, gunung mana saja sih yang berpotensi berbahaya di dunia saat ini? Apakah nantinya negara-negara lain akan mengalami nasib yang sama dengan Indonesia? Berikut delapan di antaranya!

1. Gunung Vesuvius

8 Gunung Berapi Paling Berbahaya di Dunia Saat Ini Menurut Amatan Ahli

Gunung Vesuvius, Italia sudah mengancam sejak letusannya pada tahun 79 M yang mengubur Kota Pompeii. Dilansir dari Time.com, menurut Smithsonian Institute, sudah terjadi 8 kali letusan eksplosif yang diikuti aliran piroklastik selama 17 ribu tahun terakhir.

Sementara, letusan terakhir terjadi pada 1944 dan pemerintah Italia telah bersiap apabila ada letusan kembali di masa yang akan datang. Menurut data setempat, penduduk sekitar Gunung Vesuvius berjumlah 6 juta orang.

2. Gunung Rainier

Gunung Berapi Paling Berbahaya di Dunia , Menurut United States Geological Survei (USGS), ada beberapa faktor yang membuat Gunung Rainie jadi salah satu gunung berapi paling berbahaya di Amerika Serikat, seperti komposisi kimia, lokasi dekat Seatlle dan Tacoma, intensitas piroklastik, aliran lava, dan abu vulkanik. Panas dan aliran lava dari gunung juga berpotensi mencairkan salju dan es yang ada.

Akibatnya, akan ada aliran lumpur, batu, dan puing-puing atau dikenal dengan istilah lahar. Adapun, lahar adalah risiko terbesar yang ditimbulkan oleh Gunung Rainier. Sekitar lebih dari dua juta orang telah terkena dampaknya.

3. Gunung Novarupta

Gunung Novarupta terbentuk pada 1912 setelah letusan yang mengakibatkan 20 kilometer kubik abu dan puing-puing ke udara. Letusan tersebut membentuk awan abu dan menghasilkan hujan sulfur di Alaska Selatan dan Kanada.

Orang-orang di sekitar banyak yang mengeluh sakit mata dan masalah pernapasan. Saat ini ahli vulkanologi di Katmai melakukan pengawasan gunung berapi aktif agar masyarakat bisa terlindungi dari bahaya.

4. Gunung Pinatubo

Gunung Pinatubo, yang berada di kawasan berpenduduk di Filipina, menjadi terkenal setelah meletus pada 1991. Letusan tersebut adalah letusan terbesar kedua di abad ke-20, mendekati Novarupta.

Peristiwa tersebut menewaskan 722 orang setelah menghasilkan aliran piroklastik yang akhirnya membentuk kaldera atau danau di gunung berapi. Saat ini terdapat 21 juta orang dengan radius 100 kilometer tinggal di area Gunung Pinatubo.

5. Gunung St. Helens

8 Gunung Berapi Paling Berbahaya di Dunia Saat Ini Menurut Amatan Ahli

Letusan Gunung St. Helens pada 1980 adalah peristiwa vulkanik paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat. Setidaknya 57 orang tewas dan ribuan hewan mati. Menurut USGS, ada kemungkinan bahwa letusan serupa bisa terjadi lagi di masa yang akan datang.

6. Gunung Agung

Gunung Agung adalah gunung berapi di Indonesia yang sering meletus. Adapun, letusan terdahsyatnya terjadi pada 1963. Letusan tersebut terjadi selama 11 bulan dan menghasilkan hujan abu dan aliran piroklastik yang menyebabkan seribu korban jiwa dan hancurnya rumah-rumah. Sepanjang 2018, gumpalan abu terus diawasi mengingat terdapat empat juta jiwa berada di sekitar Gunung Agung.

7. Gunung Fuji

Gunung Fuji belum meletus lagi sejak 1707. Pada saat itu, Gunung Fuji meletus dan mengirimkan abu dan puing-puing yang bahkan mencapai Tokyo.

Sementara itu, pada 2014 para ahli memperingatkan bahwa Fuji berisiko akan meletus setelah terpicu oleh gempa berkekuatan 9,0 SR yang terjadi pada 2011. Menurut perkiraan, jika Gunung Fuji meletus lagi, sekitar 25 juta orang di sekitarnya bisa terkena dampaknya.

BACA JUGA :

Tips Agar Tetap Sehat di Masa Pandemi COVID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *