Uncategorized

Festival dan Upacara Bertema Kematian dari Seluruh Dunia

Pelangi99 Lounge – Festival dan Upacara Bertema Kematian dari Seluruh Dunia, Bagi banyak kalangan, kematian bukanlah akhir dari perjalanan hidup manusia karena arwah orang-orang yang sudah meninggal diyakini masih ada di suatu tempat yang tidak bisa dijangkau oleh manusia biasa. Hal itulah yang menjadi penyebab munculnya aneka macam festival bertema kematian di seluruh dunia. Berikut ini adalah festival-festival Upacara kematian tersebut. Pelangi99 Online

Festival Hantu Lapar

Festival Hantu Lapar

Menurut keyakinan masyarakat Cina, pada bulan tersebut hantu-hantu yang kelaparan akan bergentayangan. Selama berlangsungnya festival, penduduk Cina akan membakar dupa, menyajikan persembahan makanan 3 kali sehari, dan menaruh kepingan papan yang menampilkan nama leluhurnya.

Pada malam hari, mereka yang merayakan festival ini akan makan bersama. Namun mereka sengaja meninggalkan tempat kosong di meja seolah-olah arwah leluhur mereka sedang makan bersama mereka.

Pada hari pertama dan terakhir Bulan Hantu, masyarakat Cina akan membakar uang kertas tiruan di depan rumah atau tempat usaha mereka. Tujuannya untuk memberikan uang kepada hantu-hantu yang tengah bergentayangan pada bulan itu. Di hari terakhir Bulan Hantu, pendeta agama Taois juga membacakan doa-doa khusus untuk menghalau para hantu supaya segera meninggalkan dunia manusia,

Tiwah

Tiwah

Inilah festival bertema kematian khas masyarakat Dayak di Kalimantan. Dalam upacara Tiwah, kerangka orang-orang yang sudah dikuburkan akan digali dan dikeluarkan kembali dari liang kuburnya. 

Keluarga yang mengikuti Tiwah juga akan menyiapkan hewan-hewan kurban yang terdiri dari ayam, babi, hingga sapi.

Upacara Tiwah berlangsung selama satu bulan namanya. Selama berlangsungnya upacara, para peserta juga membunuh hewan-hewan persembahan dengan cara menusuknya sampai mati.

Samhain

Samhain

Samhain bukanlah nama yang akrab bagi kebanyakan orang.

Saat hari Samhain tiba, orang-orang akan berkumpul bersama druid (semacam pemuka agama) untuk membuat api unggun raksasa. 

Selama berlangsungnya perayaan, para peserta juga melakukan ritual pengorbanan hewan secara massal. Saat api unggun masih berkobar, para peserta akan mengambil sepotong kayu yang membara dari api unggun dan membawanya ke rumah masing-masing untuk menyalakan perapian di rumah mereka.

Untuk melindungi orang-orang dari gangguan monster dan arwah penasaran, masyarakat Kelt pun melakukan persembahan hewan pada hari Samhain untuk menyenangkan makhluk-makhluk tadi.

Masyarakat Kelt juga memiliki kebiasaan menggelar makan malam bersama di hari Samhain. Bedanya adalah dalam acara makan malam ini, mereka akan bersikap kalau seolah-olah ada tamu tak terlihat yang sedang makan bersama mereka. “Tamu” tersebut adalah arwah dari orang sudah meninggal dan singgah di rumah orang yang masih hidup.

Di kemudian hari, kebiasaan ini menjadi penyebab mengapa orang-orang berdandan menyerupai hantu setiap kali malam Halloween tiba.

Day of the Dead

Day of the Dead : Festival dan Upacara Bertema Kematian dari Seluruh Dunia

Menurut keyakinan mereka, orang yang sudah meninggal jiwanya akan pergi ke Chicunamictlan (Tanah Orang Mati).

Sebelum bisa mencapai Mictlan atau tempat peristirahatan terakhir, jiwa orang tersebut harus melewati 9 rintangan. Untuk membantu jiwa tersebut melewati rintangan-rintangan tadi, mereka yang masih hidup pun menggelar festival yang kelak menjadi cikal bakal festival Day of the Dead. 

Ma’Nene

Festival dan Upacara Bertema Kematian

Satu lagi upacara atau festival bertema kematian dari Indonesia. Ma’Nene adalah festival bertema kematian yang berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan.

Festival dan Upacara Bertema Kematian dari Seluruh Dunia, Ma’Nene digelar setiap tiga tahun sekali supaya mereka yang sedang merantau memiliki cukup waktu untuk mengatur jadwal saat hendak mengikuti Ma’Nene di kampung halamannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *