Pelangi99 Lounge – Fakta Menakjubkan Teknologi Inkubator Telur Mesir Kuno, Peradaban Mesir Kuno tidak pernah berhenti mengundang decak kagum. Pasalnya kendati peradaban ini berasal dari masa ribuan tahun yang lampau, ada banyak peninggalan menakjubkan yang di temukan dari peradaban ini. Mulai dari bangunan-bangunan megah semisal piramida, teknik pengawetan mayat untuk mumi, sistem kalender yang akurat, dan masih banyak lagi. Pelangi99 Online
Peninggalan lain yang sebenarnya tidak kalah menakjubkan namun jarang di singgung oleh orang-orang di masa kini adalah inkubator alias tempat penetasan telur. Kendati terlihat remeh, keberadaan inkubator ini sebenarnya tidak kalah mengagumkan jika di bandingkan dengan hasil-hasil karya bangsa Mesir Kuno yang lain. Berikut ini adalah fakta-fakta menarik mengenai inkubator telur khas Mesir Kuno.
Bentuknya Seperti Piramid Mini
Untuk ukuran sejarah Mesir Kuno yang berlangsung selama ribuan tahun lamanya, inkubator Mesir Kuno merupakan penemuan yang relatif baru karena inkubator ini di perkirakan baru mulai di gunakan sejak abad ke-4 Sebelum Masehi (SM). Sebagai perbandingan, Piramid Raksasa Giza di perkirakan di bangun pada abad ke-25 SM.
Menurut Salima Ikram, pakar sejarah Mesir Kuno dari Universitas Amerika di Kairo, Mesir, ayam bukanlah hewan asli Mesir. Unggas ini pada awalnya di pelihara oleh manusia di Asia sekitar 10.000 tahun yang lalu sebelum kemudian menyebar sampai ke Mesir melalui Mesopotamia (peradaban kuno yang lokasinya terletak di wilayah modern Irak). Kalau menurut teori lain, bangsa Mesir Kuno baru mulai mengenal ayam lewat kapal-kapal dagang yang singgah di Mesir sebelum berlayar menuju Afrika Timur.
Secara garis besar, inkubator telur Mesir Kuno terdiri dari sebuah bangunan dengan beberapa cerobong di atasnya. Sahabat anehdidunia.com cerobong-cerobong tersebut bentuknya menyerupai piramid dengan bagian puncak yang berlubang. Di bawah cerobong piramid tersebut, terdapat bilik khusus yang di gunakan untuk menyimpan telur hingga menetas.
Inkubator Mesir Kuno Bisa Menetaskan Ribuan Telur Sekaligus
Untuk ukuran zamannya, inkubator yang di bangun oleh bangsa Mesir Kuno terbilang spektakuler. Bagaimana tidak, inkubator ini bisa di gunakan untuk menetaskan 4.500 butir telur ayam dan angsa dalam rentang waktu 2 hingga 3 minggu. Jadi bukan hal yang mengherankan jika kemudian orang-orang luar Mesir yang melihat langsung inkubator ini menunjukkan rasa kagumnya.
Bangsa Mesir Kuno sendiri sangat protektif akan inkubator telurnya. Oleh karena itulah, mereka merahasiakan cara kerja inkubator ini dari bangsa-bangsa lain. Meskipun begitu, hal tersebut tetap tidak menghentikan rasa penasaran bangsa asing mengenai cara kerja bangunan penetas telur ini.
Bangsa Eropa Pernah Mencoba Meniru Inkubator Mesir Kuno
Jawaban mengenai cara kerja akurat dari inkubator telur Mesir Kuno baru terjawab di abad ke-18. Tepatnya setelah ketika pada tahun 1750, ilmuan Rene Antoine Ferchault de Reaumur berkunjung langsung ke Mesir dan di perbolehkan melihat masuk ke dalam bangunan inkubator.
Bangunan inkubator sendiri bukan hanya berisi bilik telur dan tungku api. Ada pula beberapa ruangan yang di tempati oleh manusia yang bertugas sebagai pengelola inkubator ini. Tugas mereka adalah menjaga supaya api pada bilik tetap menyala.
Setelah berhasil mengetahui cara kerja inkubator Mesir Kuno, Reaumur kemudian kembali ke Perancis dan mencoba membuat tiruan dari inkubator tersebut. Ia berharap inkubator ini bisa menjadi solusi atas terbatasnya jumlah telur yang bisa di tetaskan oleh peternak di Eropa.
Akibatnya, walaupun telurnya tetap bisa menetas, biaya untuk menetaskan telurnya menjadi jauh lebih tinggi. Inkubator ini pun pada akhirnya gagal di tiru oleh bangsa Eropa. Meskipun begitu, bangsa Barat pada akhirnya berhasil menciptakan inkubator versinya sendiri setelah pada tahun 1897, peternak Kanada yang bernama Lyman Byce menciptakan inkubator bertenaga listrik.
Inkubator Mesir Kuno Masih Di gunakan Hingga Sekarang
Menurut pengakuan salah seorang ilmuwan FAO yang bernama Olaf Thieme, pihaknya awalnya tidak sengaja menemukan inkubator tersebut saat mereka sedang melakukan survei ke kawasan pedesaan Mesir untuk memantau penyebaran wabah flu burung.
Fakta Menakjubkan Teknologi Inkubator, Secara garis besar, bangunan inkubator modern tersebut tidak berbeda jauh dengan bangunan inkubator dari era Mesir Kuno. Bedanya adalah bangunan inkubator versi modern di lengkapi dengan termometer dan menggunakan lampu minyak sebagai sumber tenaga panasnya.