Efek pada Tubuh Saat Makan Makanan Pedas
BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

Efek pada Tubuh Saat Makan Makanan Pedas

Pelangi99 Lounge – Efek pada Tubuh Saat Makan Makanan Pedas sudah menjadi kebiasaan dan kesukaan dari orang Indonesia.

Ciri khas dari sambal dan cabai yang beragam membuat kita sebagai warga Indonesia sudah terbiasa mencicipi berbagai macam sambal, hingga rasanya ada yang kurang bila tidak ada rasa pedas dalam makanan.

Misalnya, makan gorengan pakai cabai rawit, makan kuah bakso sampai berwarna kemerahan, makan batagor atau siomay yang harus meminta saus sambal tambahan, dan sebagainya,

Rasa yang begitu membakar lidah hingga terasa perih, tetapi membuat semua orang justru ketagihan dengan sensasi tersebut. Efek samping yang umum terjadi adalah hidung meler, berkeringat, mata berair, dan mulut yang terasa panas atau terbakar.

paprika yang termasuk cabai pedas memiliki segudang manfaat bagi tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa senyawa kimia yang bernama capsaicin dalam cabai berguna untuk pereda nyeri alami. Pelangi99 Online

Ini Lho Efek pada Tubuh Saat Makan Makanan Pedas

Kemudian, studi lanjutan yang sudah di publikasikan pada 2015 juga menemukan bahwa mengonsumsi makanan pedas ternyata dapat memperpanjang umur Anda. Lantas, apa faktor yang melatarbelakangi hal tersebut?

Orang yang mengonsumsi pedas selama enam hingga tujuh hari dalam seminggu menunjukkan penurunan risiko kematian relatif sebesar 14 persen di bandingkan mereka yang hanya makan pedas kurang dari seminggu,

Namun, tidak melulu memberikan dampak positif, makanan pedas juga dapat menyebabkan beberapa gangguan gastrointestinal (gangguan pencernaan) dan efek samping yang tidak terlalu menyenangkan bagi beberapa orang.

Terlepas dari itu semua, jika Anda mencari beberapa tips makanan yang lebih sehat, Ada bisa menemukan salah satu manfaatnya dalam mengonsumsi makanan pedas. Mengapa demikian? Simak penjelasan berikut.

Manfaat Konsumsi Pedas

1. Menurunkan risiko maag

Kandungan capsaicin pada cabai sering di salahartikan untuk bisul. Menurut dokter Invigor Medical Leann Poston, capsaicin menghambat produksi asal, meningkatkan aliran darah ke perut dan meningkatkan produksi lendir.

Menurut Poston, ada banyak penelitian yang mendukung pernyataan yang ia katakan, salah satunya penyebab umum asam lambung adalah seringnya mengonsumi NSAID (obat antiinflamasi nonstreoid), seperti ibuprofen.

2. Menurunkan berat badan

Salah satu kabar yang cukup menggembirakan bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan. Ternyata makanan penas telah di buktikan secara medis dapat mendukung penurunan berat badan atau mengurangi nafsu makan dan justru menguras banyak energi.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Menurut dokter dan psikiater nutrisi Uma Naidoo, capsaicin memiliki banyak manfaat untuk kesehatan metabolisme, khususnya menurunkan berat badan pada individu yang mengalami obesitas.

Tinjauan studi pada 2014 menunjukkan ketika orang mengonsumi senyawa tersebut sebelum makan, dapat mengurangi 74 kalori saat makan. Selain itu, capsaicin ditemukan juga dapat membakar sekitar 50 kalori lebih banyak per harinya.

“Saya tidak akan merekomendasikan makanan pedas sendiri untuk menurunkan berat badan, tetapi itu dapat menjadi bagian dari rencana makanan yang seimbang,”

3. Kesehatan jantung

Memiliki budaya makan makanan yang pedas telah terbukti memiliki dampak pada pengurangan penyakit jantung, seperti stroke dan serangan jantung. Menurut dr Carrie Lam di Integrative Functional Medicine, makanan yang pedas, seperti jalapenos, cabai rawit, dan cabai merah dapat menurunkan kolesterol dan melawan peradangan.

Sementara itu, capsaicin menghambat gen yang mempersempit arteri sehingga meningkatkan aliran darah di pembuluh. Dengan pembuluh darah yang melebar, tekanan darah dapat di turunkan dan membantu mencegah pembekuan darah.

Sebagai tambahan La, mencatat ada banyak cabai yang sarat dengan vitamin A dan C, yang memperkuat dinding otot jantung. Makan makanan pedas dapat menghasilkan sistem kardiovaskular yang kuat dari waktu ke waktu.

4. Menurunkan risiko kanker

Satu studi yang di terbitkan dalam The Journal of Clinical Investigation mengungkapkan bahwa capsaicin mengaktifkan reseptor sel di lapisan usus tikus, sehingga mengurangi risiko mereka terkena tumor.

Selain itu, penelitian lain pada 2006 menunjukkan bahwa kandungan dalam cabai benar-benar mendorong sel kanker prostat untuk membunuh diri mereka sendiri. 

Bukti lainnya dari sebuah studi Harvard tahun 2015 menetapkan bahwa orang yang makan cabai hampir setiap hari mengalami pengurangan risiko kanker sebesar 8 persen.

Hal ini di buktikan karena capsaicin dapat mengikat protein dalam sel tumor dan membunuhnya tanpa merusak sel sehat di sekitar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *