PELANGI99_LOUNGE – Dampak Lemak Ada beberapa dampak lemak jenuh bagi tubuh yang jarang di ketahui. Salah satunya adalah peningkatan berat badan, yang berisiko memicu berbagai penyakit.
Tubuh manusia membutuhkan berbagai nutrisi untuk mendukung fungsi organ tubuh bekerja dengan optimal. Salah satu nutrisi tersebut adalah lemak yang dapat di peroleh dari berbagai jenis makanan. Namun, perlu di ingat bahwa tidak semua lemak menyehatkan bagi tubuh. Selain lemak sehat, ada lemak jenuh atau yang kerap disebut sebagai lemak jahat, yang perlu di hindari atau di batasi konsumsinya.
Sebab, kandungan lemak jenuh beberapa makanan tidak sehat, dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada tubu bila di konsumsi berlebihan. Sayangnya, dampak negatif tersebut masih jarang di ketahui secara luas.
Lantas, kira-kira apa saja dampak lemak jenuh bagi tubuh yang jarang di ketahui? Yuk, simak informasinya di sini!
Dampak Lemak JenuhDampak Lemak Jenuh bagi Tubuh, Jarang Diketahui
Lemak jenuh berasal dari beberapa jenis makanan, seperti minyak kelapa sawit dan kelapa, keju, daging merah, makanan siap saji, dan mentega. Terlalu banyak mengonsumsi lemak ini di ketahui dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi tubuh, yaitu:
Peningkatan Berat Badan
Beberapa jenis makanan yang di goreng memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi. Jika makanan tersebut di konsumsi secara berlebih, hal ini dapat meningkatkan asupan kalori ekstra pada tubuh. Alhasil, tubuh dapat mengalami peningkatan berat badan secara signifikan.
Nah, peningkatan berat badan juga berisiko memicu berbagai penyakit, salah satunya diabetes. Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi makanan berlemak tinggi untuk membantu menjaga berat badan tetap ideal.
Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa asupan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Termasuk kadar kolesterol LDL (jahat) dan apolipoprotein B (ApoB). Perlu di ketahui bahwa baik antara risiko penyakit jantung dan peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) memiliki keterkaitan yang tinggi. Sebab, semakin besar jumlah kadar LDL pada tubuh, semakin besar juga risiko penyakit jantung.
BACA JUGA : 5 Cara Menghilangkan Tahi Lalat Yang Efektif
Sementara itu, ApoB merupakan protein dan komponen utama dari LDL. Menurut sebuah studi tahun 2020 yang dipublikasikan pada U.S National Library of Medicine, ApoB dianggap sebagai prediktor kuat risiko penyakit jantung. Kesimpulannya, asupan lemak jenuh telah terbukti meningkatkan kedua faktor risiko tersebut dalam memicu penyakit jantung.
Tips Membatasi Asupan Lemak Jenuh
Mengingat berbagai risiko dampak negatif yang dapat terjadi jika di konsumsi berlebihan, tentu asupan lemak jenuh perlu di batasi. Agar dapat membatasi asupan lemak jenuh tersebut secara efektif, ada beberapa tips yang dapat kamu coba lakukan, yaitu:
Senantiasa membandingkan label makanan ketika berbelanja sehingga, kamu dapat memilih makanan yang memiliki kandungan lemak rendah.
Memilih produk susu rendah lemak atau rendah lemak atau alternatif susu.
Hindari mengolah makanan dengan cara di goreng. Namun, olahlah masakan dengan cara yang lebih sehat, seperti di kukus, di panggang atau di rebus.
Pastikan untuk menggunakan minyak secukupnya saat memasak. Kamu bisa menggunakan sendok teh untuk mengontrol jumlah yang di gunakan, atau menggunakan semprotan minyak. Selain itu, gunakanlah minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun, ketika memasak.
Jika sedang memasak daging, pastikan untuk memotong lemak yang menempel, dan lepaskan kulit dari daging sebelum memasaknya.
Jika ingin mengonsumsi camilan, pilihlah camilan sehat rendah lemak seperti buah atau sayuran.
Itulah beberapa dampak lemak jenuh bagi kesehatan tubuh yang jarang di ketahui. Mulai dari dapat meningkatkan berat badan tubuh secara signifikan, hingga meningkatkan risiko penyakit jantung pada tubuh. Oleh karena itu, pastikan untuk membatasi asupan lemak jenuh setiap harinya.
Selain itu, pastikan juga untuk memenuhi segala nutrisi penting yang di butuhkan tubuh. Selain dari konsumsi makanan sehat, kamu juga dapat memenuhinya dengan cara mengonsumsi suplemen kesehatan.