DEWASA18++ – Sore itu aku baru pulang dari rumah temanku. Karena perjalanan pulang melewati kampusku, maka sekalian aku menyempatkan diri untuk mampir ke sana dengan tujuan melihat nilai UTS-ku dan mencatat jadwal SP (Semester Pendek). Cerita Bercinta yang Terungkap Penjaga Kampus
Kumasuki halaman kampus dan kuparkirkan sepeda motor Honda Vario ku. Saat itu waktu telah menunjukkan jam 17.35, di tempat parkir pun hanya terlihat 3-4 kendaraan. Aku segera memasuki gedung fakultasku, di sana lorong-lorong sudah gelap hanya diterangi beberapa lampu downlight,
Sehingga suasananya remang-remang,
Cerita Bercinta yang
Terkadang timbul perasaan ngeri di gedung tua itu sepertinya hanya aku sendirian, bahkan suara, langkah kakiku menaiki tangga pun menggema. Akhirnya sampai juga aku di tingkat 4 dimana pengumuman hasil ujian dan jadwal SP dipasang.
Ketika aku sedang melihat hasil UTS-ku dari lantai bawah sekonyong-konyomg terdengar langkah pelan yang menuju ke sini. Sadar atau tidak kurasakan bulu kudukku berdiri dan membayangkan makhluk apa yang nantinya akan muncul.
Ah konyol, kubuang pikiran itu jauh-jauh, hantu mana mungkin terdengar bunyi langkahnya. Suara langkah itu makin mendekat dan akhirnya kulihat sosoknya, oohh, ternyata lain dari yang kubayangkan, yang muncul ternyata seorang gadis cantik.
Aku pun mengenalnya walaupun tidak kenal dekat, dia adalah mahasiswi yang pernah sekelas denganku dalam salah satu mata kuliah, namanya Vita, orangnya tinggi langsing, phanya jenjang dan mulus, buah dd*nya pun membusung indah,
Kuperkirakan ukurannya 34B, dipercantik dengan rambut panjang kemerahan yang dikuncir ke belakang dan wajah oval yang putih mulus. Dia juga termasuk salah satu bunga kampus bh. Cerita Bercinta yang
“Hai.. sore, mau lihat nilai ya?” tanyaku berbasa-basi.
“Iya, kamu juga ya?” jawabnya dengan tersenyum manis.
Aku lalu meneruskan mencatat jadwal SP, sementara dia sedang mencari-cari NRP dan melihat hasil ujiannya.
“Sori, boleh pinjam bolpoin dan kertas? gua mau catat jadwal nih,” tanyanya.
“Ooo, boleh, boleh gua juga udah selesai kok,” aku lalu memberikannya secarik kertas dan bolpoinku.
“Eh, omong-omong kamu kok baru datang sekarang malam-malam gini, nggak takut gedungnya udah gelap gini?” tanyaku.
“Iya, sekalian lewat aja kok, jadi mampir ke sini, kamu sendiri juga kok datang jam segini?”
“Sama nih, gua juga baru pulang dari teman dan lewat sini, jadi biar sekali jalanlah.”
Kami pun mulai mengobrol, dan obrolan kami makin melebar dan semakin akrab. Hingga kini belum ada seorang pun yang terlihat di tempat kami sehingga mulai timbul pikiran kotorku terlebih lagi hanya ada sepasang pria dan wanita dalam tempat remang-remang.
Aku mulai merasakan senjtaku menggeliat dan mengeras. Kupandangi wajah cantiknya, wajah kami saling menatap dan tanpa sadar wajahku makin mendekati wajahnya. Ketika semakin dekat tiba-tiba wajahnya maju menyambutku sehingga bibr kami sekarang saling berp*gutan.
Tanganku pun mulai melingkari pinggangnya yang ramping. Sekarang mulutnya mulai membuka dan ldah kami saling beradu, rupanya dia cukup ahli juga dalam bercuman, nampaknya ini bukan pertama kalinya dia melakukannya.
Wangi parfum dan dsah nafasnya yang sudah tidak beraturan meningkatkan garahku untuk berbuat lebih jauh, tanganku kini mulai turun meremas-remas pant*tnya yang montok dan berisi, dia juga membalasnya dengan melepas kancing kemejaku satu persatu.
Tiba-tiba aku sadar sedang di tempat yang salah, segera kulepas c*umanku.
“Jangan di sini, gua tau tempat aman, ayo ikut gua!”
Kuajak dia ke lantai 3, kami menelusuri koridor yang remang-remang itu menuju ke sebuah ruangan kosong bekas ruangan mahasiswa pecinta alam,
Sejak team pecinta alam pindah ke ruang lain yang lebih besar ruangan ini dikosongkan hanya untuk menyimpan peralatan bekas dan sering tidak dikunci. Kubuka pintu dan kutekan saklar di tembok, ruangan itu hampir tidak ada apa-apa, hanya sebuah meja dan kursi kayu jati yang sandarannya sudah bengkok, beberapa perkakas usang, dan sebuah matras bekas yang berlubang.
Segera setelah tombol kunci kutekan, kudekap tubuhnya yang sedang bersandar di tepi meja. Sambil bercuman tangan kami saling melucuti pakaian masing-masing. Setelah kulepas tnk top dan brnya, kulihat tubuh putih mulus dengan paydara kencang dan put*ngnya yang kemerahan.
Saat itu aku dan dia sudah topless tinggal memakai celana panjang saja. Kuarahkan mulutku ke dd kanannya sementara tanganku melepas kancing celananya lalu mulai menyusup ke balik celana itu. Kurasakan kem*luannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan sudah becek oleh cairan kenikmatan.
Putng yang sudah menegang itu kusapu dengan permukaan kasar ldahku hingga dia menggelinjang-gelinjang disertai dsahan. Dengan jari telunjuk dan jari manis kurenggangkan bibir kemluannya dan jri tenghku kumainkan di bibir dan dalam lubang itu membuat d*sahannya bertambah hebat sambil menarik-narik rambutku.
Akhirnya dengan perlahan-lahan kuturunkan celana beserta celna dlamnya hingga lepas. Kubuka resleting celanaku lalu kuturunkan C”-ku sehingga menyembullah senjta yang dari tadi sudah mengeras itu. Tangannya turut membimbing senjtaku memasuki liang v*ginanya,
Setelah masuk sebagian kusentakkan badanku ke depan sehingga dia menjerit kecil. Aku mulai menggerakkan badanku maju mundur, semakin lama frekuensinya semakin cepat sehingga dia mengerang-erang keenakan, tanganku sibuk meremas-remas paydara montoknya, dan ldahku menj*lati leher dan telinganya.
Aku terus mendesaknya dengan dorongan-dorongan badanku, hingga akhirnya aku merasakan tangannya yang melingkari leherku makin erat serta jepitan kedua p*hanya mengencang. Saat itu gerakanku makin kupercepat, erangannya pun bertambah dahsyat sampai diakhiri dengan jeritan kecil, Cerita Bercinta yang
Bersamaan dengan itu kurasakan pula cairan hangat menyelubungi senjtaku dan sprmaku mulai mengalir di dalam rhimnya. Kami menikmati klmaks pertama ini dengan saling berpelukan dan berc*mbu mesra.Tiba-tihba terdengar suara kunci dibuka dan gagang pintu diputar, pintu pun terbuka,
Ternyata yang masuk adalah Pak Atmo, kepala karyawan gedung ini yang juga memegang kunci ruangan, orangnya berumur 50-an keatas, rambutnya sudah agak beruban, namun badannya masih gagah. Kami kaget karena kehadirannya, aku segera menaikkan celanaku yang sudah merosot, Vita berlindung di belakang badanku untuk menutupi tubuh telnjngnya. Cerita Bercinta yang
“Wah, wah, wah saya pikir ada maling di sini, eh.. ternyata ada sepasang kekasih lagi berasik ria!” katanya sambil berkacak pinggang.
“Maaf Pak, kita memang salah, tolong Pak jangan bilang sama siapa-siapa tentang hal ini,” kataku terbata-bata.
“Hmm.. baik saya pasti akan jaga rahasia ini kok, asal..”
“Asal apa Pak?” tanyaku.
Orang tua itu menutup pintu dan berjalan mendekati kami.
“Asal saya boleh ikut merasakan si cewek ini, he.. he.. he..!” katanya sambil terus mendekati kami dengan senyum mengerikan.
“Jangan, Pak, jangan!”
Dengan wajah pucat Vita berjalan mundur sambil menutupi dd dan kem*luannya untuk menghindar, namun dia terdesak di sudut ruangan. Kesempatan itu segera dipakai Pak Atmo untuk mendekap tubuh Vita. Dia langsung memegangi kedua pergelangan tangan Vita dan mengangkatnya ke atas.
“Ahh.. jangan gitu Pak, lepasin saya atau.. eemmhh..!” belum sempat Vita melanjutkan perkataannya, Pak Atmo sudah melmat bibirnya dengan ganas. Sekarang Vita sudah mulai berhenti meronta sehingga tangan Pak Atmo sudah mulai melepaskan pegangannya dan perlahan-lahan mulai turun ke paydara kanan Vita lalu meremas-remasnya dengan gemas. Cerita Bercinta yang
Entah mengapa dari tadi aku hanya diam saja tanpa berbuat apa-apa selain bengong menonton adegan panas itu, sangat kontras nampaknya Vita yang berparas cantik itu sedang digerayangi oleh Pak Atmo yang tua dan bopengan itu, seperti beauty and the beast saja, dalam hati berkata, “Dasar bandot tua, sudah ganggu acara orang masih minta bagian pula.”
“Pak.. aakhh.. jangan.. eemmhh.. sudah Pak!” Setelah puas “menysu” Pak Atmo mulai menjelajahi tubuh bagian bawah Vita dengan jlatan dan cumannya. Setelah mengambil posisi berjongkok Pak Atmo mengaitkan kaki kanan Vita di bahunya dan mengarahkan mulutnya untuk mencum kem*luan yang sudah basah itu sambil sesekali menusukan jarinya.
Sementara Pak Atmo mengerjai bagian bawah, aku melumat bibirnya dan meremas bah ddnya yang montok itu, putngnya yang sudah tegang itu kupencet dan kupuntir. Masih tampak jelas warna kemerahan bekas gigitan dan sisa-sisa ldah pada paydara kirinya yang tadi menjadi bulan-bulanan Pak Atmo.
Tak lama kemudian kurasakan dia mencengkram lenganku dengan keras dan nafasnya makin memburu, cumannya pun makin dalam. Rupanya dia mencapai orgsme karena ral sks-nya Pak Atmo dan kulihat Pak Atmo juga sedang asyik menghsap cairan yang keluar dari lang sengg*manya,
Sehingga membuat tubuh Vita menegang beberapa saat dan dari mulutnya terdengar erangan-erangan yang terhambat oleh cumanku. Sekarang aku membuat posisi Vita menunggng di matras yang kugelar di lantai. Kestubuhi dia dari belakang, sambil meremas-remas pantt dan pay*daranya.
Pak Atmo melepaskan pakaiannya hingga bgil, kemudian dia berlutut di depan wajah Vita. Tanpa diperintah Vita segera meraih pens yang besar dan hitam itu, mula-mula dijlatinya benda itu, diklumnya buah p*lir itu sejenak lalu dimasukkannya benda itu ke mulutnya.
Pak Atmo mendengus dan merem melek kenikmatan oleh kluman Vita, dia menjejali pens itu hingga masuk seluruhnya ke mulut Vita. Vita pun agak kewalahan diserang dari 2 arah seperti ini. Beberapa saat kemudian Pak Atmo mengeluarkan geraman panjang,
Dia menahan kepala Vita yang ingin mengeluarkan pensnya dari mulutnya, sementara aku makin mempercepat goyanganku dari belakang. Tubuh Vita mulai bergetar hebat karena sodokan-sodokanku dan juga karena Pak Atmo yang sudah klmaks menahan kepalanya dan menyeburkan sp*rmanya di dalam mulut Vita, Cerita Bercinta yang
Sangat banyak sprma Pak Atmo yang tercurah sampai cairan putih itu meluap keluar membasahi bibirnya, jeritan klmaks Vita tersumbat oleh pen*s Pak Atmo yang cukup besar sehingga dari mulutnya hanya terdengar, “Emmpphh.. mm.. hmmpphh..” tangannya menggapai-gapai, dan matanya terbeliak-beliak nikmat.
Kemudian Pak Atmo melepas pensnya dari mulut Vita, lalu dia berbaring telentang dan menyuruh Vita memasukkan pens yang berdiri kokoh itu ke dalam vginanya. Sesuai perintah Pak Atmo, dia menduduki dan memasukkan pens Pak Atmo,
Ekspresi kesakitan nampak pada wajahnya karena pens Pak Atmo yang besar tidak mudah memasuki lang vginanya yang masih sempit, Pak Atmo meremas-remas paydara Vita yang sedang bergoyang di atas pensnya itu. Aku lalu memintanya untuk membersihkan barangku yang sudah belepotan sprma dan cairan kem*luannya,
Ketika pensku sedang dijlati dan diklum olehnya, kutarik ikat rambutnya hingga rambutnya tergerai bebas. “Wah cantik banget si Mbak ini, mana mm*knya masih sempit lagi, benar-benar beruntung saya malam ini,” kata Pak Atmo memuji Vita.
“Dasar muka nanas, kalo dia pacar gua udah gua hajar lo dari tadi!” gerutuku dalam hati.
Kami bertiga lalu mengatur gerakan agar dapat serasi antara pens Pak Atmo di vginanya dan pensku di ansnya. Aku menghujam-hujamkan pensku dengan ganas sambil meremas-remas paydara dan panttnya juga sesekali kujlati lehernya.
Sementara Pak Atmo juga aktif memainkan paydara yang hanya beberapa sentimeter dari wajahnya itu. Tak lama kemudian Vita menjerit keras, “Akkhh..!
Aku dan Pak Atmo melepas pens kami dan berdiri di depan Vita secara bergantian dia menglum dan mengock pens kami hingga sp*rma kami muncrat membasahi wajahnya. Tubuh kami bertiga sudah bersimbah keringat dan benar-benar lelah, terutama Vita, dia nampak sangat kelelahan setelah melayani 2 lelaki sekaligus.
Sesudah beristirahat sejenak, kami berpakaian kembali.
Sejak itu kami semakin akrab dan sering melakukakan perbuatan itu lagi meskipun tidak sampai pacaran, karena kami sudah punya pacar masing-masing. END Cerita Bercinta yang