Pelangi99 Lounge 6 Gangguan Tidur yang Perlu Kamu Waspadai. Tidur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan. Sebaliknya, adanya gangguan tidur dapat menyebabkan dampak yang luas bagi berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan fisik dan mental, pekerjaan, serta konsentrasi.
Membahas soal gangguan tidur, umumnya yang ada di pikiran orang-orang yaitu insomnia. Padahal, gangguan tidur memiliki banyak jenisnya, bahkan efeknya bisa lebih parah dari insomnia sehingga perlu mendapatkan bantuan medis. Berikut sejumlah gangguan tidur yang perlu diwaspadai.
berikut: 6 Gangguan Tidur yang Perlu Kamu Waspadai
1. Mendengkur dan Sleep Apnea
Seseorang dengan sleep apnea kemungkinan dapat berhenti bernapas selama 10 detik atau lebih selama beberapa kali per jam. Kondisi ini membuat kadar oksigen dalam darah turun dan menyebabkan individu tidak dapat tidur nyenyak. Sleep apnea dapat disebabkan oleh obstruksi jalan napas atas yang disebut apnea tidur obstruktif.
Dilansir jurnal Sleep, sleep apnea dapat memicu dan memperburuk kondisi medis lainnya, seperti hipertensi, gagal jantung, stroke, diabetes, hingga kematian mendadak. Poker Online
2. Sleep Paralysis
Sleep paralysis atau kelumpuhan tidur bisa ditandai dengan tidak bisa bergerak ketika bangun tidur. Bahkan, beberapa orang juga mengalami halusinasi yang menakutkan.
Kelumpuhan tidur sebenarnya merupakan kondisi yang cukup umum dan diperkirakan memengaruhi sekitar 25 persen orang normal setidaknya sekali dalam hidup. Kelumpuhan tidur umumnya hanya terjadi beberapa menit. Sebab, secara alami, otak akan terbangun secara penuh.
Dilansir jurnal Neuropsychiatric Disease and Treatment, dalam beberapa kasus, dokter akan meresepkan obat antidepresan untuk mengurangi frekuensi sleep paralysis.
3. Restless Legs Syndrome (RLS)
Restless legs syndrome (RLS) adalah kelainan gerakan neurologis yang ditandai dengan rasa tidak nyaman pada kaki dan merasa ingin bergerak. Sensasi ini kadang disertai rasa sakit seperti terbakar, geli, dan kesemutan.
Biasanya, gejala ini muncul ketika individu tengah beristirahat, tidur, atau rebahan. Kondisi ini dapat membuat seseorang sulit untuk tertidur, tidak bisa tidur nyenyak, atau sering terbangun dari tidur. Akhirnya, individu tersebut jadi kurang tidur.
Gejala RLS dapat diredakan dengan menggerakkan kaki, peregangan, berjalan, atau menggosok kaki. Dilansir jurnal Forntiers in Aging Neuroscience, beberapa faktor penyebab RLS kemungkinan kekurangan zat besi, kehamilan, dan obesitas. Sementara, pengobatannya dengan penggantian zat besi atau obat-obatan.
4. Chronic Fatigue Syndrome
Sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome ditandai dengan kelelahan tanpa sebab yang jelas, berkepanjangan, dan intens; kelelahan dan kekurangan energi yang tidak dapat diatasi dengan istirahat.
Penyakit ini juga sering ditandai dengan flu yang tidak kunjung membaik. Kondisi ini termasuk masalah medis yang kronis, bahkan kadang membuat seseorang tidak bisa bangun dari tempat tidur.
Menurut studi dalam jurnal Metabolic Brain Disease, penyebab chronic fatigue syndrome, di antaranya predisposisi genetik, kelainan sistem kekebalan, disfungsi sistem saraf pusat, infeksi, paparan racun, dan kondisi medis lainnya.
Perawatan untuk mengatasi gangguan ini, meliputi pemberian antidepresan, stimulan antiviral, antifungal, mengubah gaya hidup, dan terapi perilaku kognitif.
5. Parasomnia
Parasomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan perilaku tidur abnormal yang melibatkan perilaku atau fisiologis yang terjadi dengan tahapan tidur tertentu. Bentuk umum parasomnia meliputi tidur berjalan, makan tidur, rapid eye movement (REM), dan masih banyak lagi.
Parasomnia juga bisa disebabkan oleh gangguan tidur yang lain seperti sleep apnea. Dalam kondisi seperti itu, untuk mengatasi parasomnia, perlu mengobati kondisi yang mendasarinya terlebih dahulu.
Selain itu, demi alasan keamanan, selalu pastikan bahwa individu tersebut selalu mengunci pintu dan jendela sebelum tidur. Selain itu, konsumsi obat-obatan untuk mengatasi gejala ini, seperti penggunaan melatonin dan clonazepam.
6. Narkolepsi
Narkolepsi adalah masalah tidur yang ditandai dengan rasa kantuk berlebihan di siang hari. Parahnya, gangguan ini dapat menyebabkan seseorang tertidur tanpa peduli waktu dan tempat, seperti saat sedang duduk, bekerja, atau berkendara.
Narkolepsi tergolong gangguan medis yang kronis bahkan berpotensi membahayakan individu tersebut. Gangguan tidur ini diyakini disebabkan oleh kurangnya zat kimia otak yang disebut hypocretin.
Hypocretin berfungsi meningkatkan kesadaran dan mempertahankan tonus otot. Kurangnya hypocretin kemungkinan disebabkan oleh proses autoimun, genetika, tumor, lesi otak, atau kerusakan lain pada otak.
Menurut jurnal Therapeutic Advances in Neurological Disorders, narkolepsi dapat diobati dengan obat-obatan, seperti stimulan untuk membuat individu terjaga di siang hari, sodium oxybate (Xyrem) untuk meningkatkan tidur, dan antidepresan untuk meringankan gejala sedang.