PELANGI99 LOUNGE 6 Emosi yang Dapat Di rasakan Hewan Manusia mudah sekali menunjukkan emosi mereka dalam berbagai ekspresi. Emosi ini bisa terjadi karena berbagai hal, termasuk karena interaksi dengan hewan peliharaan mereka. Tapi, apa hewan juga bisa merasakan hal yang sama terhadap manusia?
Marc Bekoff, profesor ekologi dan biologi evolusioner dari University of Colorado, menjelaskan bahwa hewan ternyata memiliki dan mampu menunjukkan beberapa emosi. Ada beberapa komponen untuk mengamati perilaku emosi hewan, mulai dari suara, ekspresi wajah, hormon, hingga sistem saraf.
Komponen-komponen tersebut dapat memudahkan manusia memahami berbagai emosi hewan. Jika manusia dapat mengetahui bagaimana hewan secara emosional mengalami situasi mereka, ini dapat membantu manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hewan.
Lantas apa saja emosi yang dapat di rasakan oleh hewan? Simak rangkuman berikut, ya!6 Emosi yang Dapat Di rasakan Hewan
1. Empati
Banyak orang berpikir bahwa empati adalah emosi khusus yang hanya di tunjukkan oleh manusia. Tetapi banyak hewan mengungkapkan empati di antara sesamanya, bahkan terhadap makhluk hidup lain.
Ada cerita yang terdokumentasi tentang gajah yang menemukan orang hilang. Saat itu ada seorang wanita tua yang tidak dapat melihat dengan baik, tersesat di hutan. Ia di temukan keesokan harinya dalam penjagaan beberapa ekor gajah. Mereka membungkusnya dengan semacam sangkar untuk melindunginya dari hyena.
Orang-orang juga pernah melihat paus bungkuk membantu anjing laut yang sedang di buru oleh paus pembunuh. Paus bungkuk itu mendorong si anjing laut untuk segera keluar dari air.
Hal-hal ini tampak luar biasa dan baru bagi manusia yang mendokumentasikan insiden-insiden ini. Tetapi hewan-hewan itu mungkin telah melakukan hal-hal semacam ini selama jutaan tahun.
2.Takut dan stres
Rasa takut adalah bentuk emosi dasar bawaan yang dapat di tunjukkan oleh hewan. Saat menghadapi ketakutannya mereka biasanya menunjukkan gerak refleks melawan atau lari.
Suara parau yang keras, bau-bauan tertentu, dan benda-benda yang terbang di atas kepala sering menjadi pemicu reaksi penghindaran. Hal ini di sebabkan karena hewan menganggap semua hal itu sebagai kondisi bahaya.
Ekspresi wajah juga dapat menggambarkan ketakutan mereka, seperti perubahan posisi telinga, putih mata yang meluas, hingga ketegangan otot pengunyah di sekitar wajah. Namun, perlu di perhatikan bahwa ekspresi wajah hewan terlihat berbeda dari manusia. Misalnya, kegembiraan bagi manusia biasanya di tunjukkan dengan senyuman, tetapi bagi beberapa primata menunjukkan gigi yang terlihat seperti senyuman ternyata merupakan pertanda mereka di landa stres.POKER ONLINE
3. Senang dan suka bermain
Cara bermain hewan juga tidak jauh berbeda dengan anak-anak manusia. Mereka membutuhkan pasangan atau anggota kelompok lain untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan. Jika tidak ada yang mau menanggapi ajakan bermain ini, hewan akan memilih untuk bermain dengan benda di sekitarnya atau mengejar ekornya sendiri.
Kita tentu tidak asing dengan fenomena ini. Anjing dan kucing yang ada di sekitar kita sering menunjukkan emosi seperti ini. Tindakan anjing yang saling menggigit, menerjang, atau menggonggong satu sama lain adalah bentuk rangsangan untuk bermain.
Sebagaimana manusia bermain untuk bersenang-senang, hewan juga melakukan hal yang sama untuk tujuan sama. Data neurologis membuktikan bahwa gagasan menyenangkan dalam kegiatan bermain oleh hewan menunjukkan adanya peningkatan dopamin. Ini juga di temukan saat penelitian terhadap seekor tikus yang sedang di gelitik.
4. Jatuh cinta
Jika kamu sedang mengejar calon gebetan, maka kejarlah! Jangan mau kalah sama hewan. Benar, hewan ternyata juga melakukan segenap perjuangan untuk menaklukkan pasangannya.
Pada banyak spesies hewan mereka akan membangun hubungan romansa sebelum melakukan perkawinan. Hewan jantan biasanya perlu membuktikan nilai mereka kepada yang lain sebelum menyempurnakan hubungan mereka.
Fenomena ini dapat di amati pada paus di wilayah Semenanjung Valdis, Argentina. Paus jantan biasanya akan menyentuh sirip seperti seolah-olah membelai sirip paus betina. Mereka kemudian mulai berguling ke arah satu sama lain dan mengunci kedua sirip seperti sedang berpelukan.
5. Trauma dan duka mendalam
Duka mendalam bisa terjadi juga pada hewan ketika mereka kehilangan anggota kelompok atau pasangannya. Peraih Nobel Kedokteran, Konrad Lorenz, pernah mengamati kesedihan yang menimpa seekor angsa yang kehilangan pasangannya. Ia menganggap kesedihan si angsa itu sama dengan kesedihan yang pernah di alami seorang anak kecil.
Sama seperti halnya manusia yang hatinya terlalu hancur, simpanse berusia delapan tahun yang menyaksikan kematian induknya perlahan mulai menarik diri dan berhenti makan. Akhirnya, simpanse kecil ini mati menyusul induknya.
Di sisi lain, perasaan trauma juga pernah di alami seekor gajah yang menyaksikan induknya di bunuh. Setiap malam, si anak gajah itu akan terbangun dan memekik ketakutan. Kesedihan dan depresi si anak gajah ini adalah fenomena nyata.
6. Malu dan harga diri
Ternyata beberapa hewan pernah berupaya menutupi kejadian tertentu agar tidak di ketahui yang lain. Seolah-olah itu adalah hal memalukan yang melukai harga diri mereka.
Fenomena ini di amati pada seekor monyet rhesus jantan dan seekor anak kera. Saat mereka sedang bergelantungan di pohon dan tidak sengaja jatuh, mereka berupaya bangkit dengan memastikan kondisi sekeliling. Mereka juga seolah-olah terlihat membenahi di rinya. Lanjut berjalan atau beraktivitas lain seperti tidak ada yang pernah terjadi.
Pemahaman yang baik bahwa makhluk hidup lain punya emosi seperti manusia, dapat membantu kita untuk menjaga hubungan dengan makhluk hidup lain. Ingat, kita tidak boleh beranggapan bahwa kehidupan hanya berputar pada kepentingan manusia. Dengan saling memahami, mungkin saja kita bisa melangkah ke arah lebih baik, bukan?6 Emosi yang Dapat Di rasakan Hewan
