LANGI99LOUNGE – 5 Sumber Tekanan Psikis Istri saat Berhubungan Seks dengan Suami Hubungan seks hanya akan menyenangkan apabila baik suami maupun istri mendapatkan kepuasan lahir dan batin yang setara. Namun, bagaimana jadinya kalau istri justru selalu merasakan tekanan psikis saat berhubungan intim dengan suami?
Pastinya ia menjadi tidak bergairah. Lebih jauh lagi, dia merasa gak bahagia dalam hubungan. Jangan pernah mengabaikan hal ini sebab dapat meretakkan perkawinan. Ada lima hal yang bisa membuat istri tertekan bahkan membenci hubungan seks dengan suaminya sendiri. Apa sajakah itu? Pastikan sebagai suami, kamu tidak melakukannya.
1. Suami gak sabar dan mendesak istri agar cepat menyelesaikan menstruasinya
Permintaan yang sangat absurd. Pria wajib mengerti bahwa menstruasi tidak dalam kendali perempuan. Istri tidak bisa memajukan, memundurkan, atau mempercepat selesainya masa menstruasi sesuka hatinya.
Meski menunggu istri selesai menstruasi barangkali menguras kesabaran suami, pahamilah bahwa masa datang bulan juga sangat gak nyaman bagi perempuan. Ia merasakan ketidak nyamanan fisik maupun emosi saban masa menstruasi tiba, bahkan sejak sebelumnya. Suami jangan menambahi beban psikisnya.
Jika suami sudah tak tahan lagi untuk menyalurkan hasratnya, toh hubungan seks bukan satu-satunya cara buat melegakan diri. Juga tidak dengan memaksa istri melakukan oral seks atau suami berselingkuh. Suami bisa memuaskan di rinya sendiri untuk sementara waktu.
2. Pakai embel-embel istri wajib melayani suami, jadi serasa dipaksa
Dalam budaya patriarki, istri selalu di tekan untuk melayani suami. Apalagi dalam urusan ranjang. Seakan-akan hanya istri yang wajib melayani nafsu suami, sedangkan suami berfokus pada memuaskan di rinya sendiri ketimbang bergantian membahagiakan pasangannya.
Sepanjang hidup di tekan dengan berbagai kewajiban perempuan terhadap pria tentu membuat istri gak enjoy dalam menjalani hubungannya dengan suami. Apalagi kalau sudah di atas ranjang. Ia dapat merasa tak ubahnya boneka seks yang menjadi tempat penyaluran nafsu seksual suami.
3. Kalau suami gak puas, istri yang di salahkan
Masih dalam kentalnya budaya patriarki, suami sering kali menjadi terlalu manja pada istri. Tidak puas soal makanan, istri yang disalahkan. Tak puas juga dalam urusan ranjang, lagi-lagi istri yang di sudutkan.
Bila apa pun masalahnya istri yang bersalah, lantas apa peran suami dalam kehidupan pasangannya? Suami harus belajar lebih mandiri terkait kebutuhan-kebutuhannya, termasuk kepuasan seksual. Suami akan lebih mudah merasakan kepuasan ketika berhubungan intim dengan istri bila sejak awal ia telah memutuskan seperti itu.
Ya, putuskan dulu dalam pikiran bahwa suami bakal merasa puas dengan aktivitas seksualnya bersama pasangan apa pun yang terjadi. Jangan mengandalkan sensasi kepuasan jasmani, tetapi pikiran suami terlalu banyak menuntut istri agar begini begitu demi dirinya. Ini bentuk keegoisan dan keserakahan yang justru mempersulit suami mencapai kepuasannya sendiri.
4. Disuruh berdandan atau melakukan hal-hal yang gak nyaman baginya
5 Sumber Tekanan Psikis Istri saat Berhubungan Seks dengan Suami
Suami boleh memiliki fantasi seksual, begitu pula istri. Akan tetapi, jangan pernah memaksa pasangan guna memenuhi fantasi liar tersebut. Bagaimanapun, faktor kenyamanan yang menentukan kepuasan dalam hubungan seks. Terutama bagi perempuan.
Menurut suami, istri berdandan sesuai dengan fantasinya barangkali urusan sepele. Namun, jangan lupa bahwa dandanan juga berkaitan erat dengan kepribadian seseorang. Paksaan suami terhadap istri yang berkarakter kalem untuk berdandan tebal dan memakai pakaian super seksi bakal menghancurkan kepercayaan diri dan identitasnya. Bahkan meski itu dil akukan di dalam kamar.
Ini tidak sesimpel berganti baju atau mengoleskan pewarna bibir. Istri bisa merasa suami tidak menerima dirinya seperti apa adanya. Juga, berhati-hatilah saat ingin meniru adegan dalam film porno. Suami kudu sadar bahwa film porno sengaja di produksi dan bagian dari industri sehingga harus dibuat semenarik mungkin. Sedang hubungan intimnya dengan istri murni perwujudan cinta yang justru akan rusak jika dikuasai nafsu membabi buta.
5. Urusan ranjang mereka dibicarakan dengan teman atau di media sosial
Perasaan perempuan umumnya lebih sensitif daripada pria. Selagi suami merasa biasa saja mengobrolkan urusan ranjang mereka dengan teman-teman, menjadikannya status di media sosial, bahkan ini menjadi topik favoritnya; istri malu berat.
Istri khawatir cerita itu membangkitkan imajinasi liar teman-teman suami tentang di rinya. Bocornya cerita ranjang mereka juga merusak arti keintiman antara di rinya dengan suami. Pengalaman yang seharusnya hanya menjadi rahasia manis berdua malah di umbar ke orang-orang.
Sebenarnya tidak sulit membuat istri lebih nyaman dalam berhubungan seks. Kuncinya hanyalah suami jangan egois dan sungguh-sungguh menghargai istri sebagai partner hidupnya. Jangan pernah memandang perempuan pada umumnya dan istri pada khususnya sebagai objek seksual saja. Mengerti, ya?
SUMBER BERITA : http://Pelangi99