PELANGI99LOUNGE 5 Sejarah yang Gagal Terjadi di MotoGP 2022, Sayang Sekali! Banyak sejarah yang tercipta di ajang Grand Prix. Francesco Bagnaia, misalnya, punya sederet pencapaian yang patut diabadikan. Paling bergengsi tentu saja keberhasilan meraih gelar juara dunia MotoGP 2022.
Meski begitu, layaknya tiap kompetisi, ada yang berhasil dan ada pula yang gagal. Beberapa pembalap tak mampu mencapai apa yang mereka targetkan. Kesempatan menorehkan sejarah pun terhenti atau tertunda.
Berikut ini lima sejarah yang gagal terjadi di MotoGP 2022. Ada yang tak akan pernah tercapai, beberapa masih bisa diusahakan musim depan.
1. Fabio Quartararo gagal raih gelar juara dunia beruntun
Fabio Quartararo sudah bertarung sepanjang musim dengan sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya. Melawan delapan Ducati Desmosedici yang buas, Quartararo masih mampu membawa Yamaha YZR-M1 jadi kampiun dalam beberapa seri.
Mental dan talenta seorang juara dunia MotoGP 2021 memang bukan kaleng-kaleng. Meski begitu, Quartararo bersaing dengan seorang Francesco Bagnaia. Tak hanya sama-sama berbakat, Bagnaia diuntungkan oleh segudang keunggulan Desmosedici.
Sempat memimpin 91 poin, Quartararo harus menyaksikan kebangkitan Bagnaia. Di atas Ducati, Bagnaia berbalik unggul hingga akhirnya mengunci gelar dengan selisih 17 poin.
Fabio Quartararo harus puas jadi runner-up dan gagal segel gelar juara dunia kedua. Padahal, jika ia memenangi kejuaraan dunia, maka Quartararo akan jadi pembalap Prancis pertama yang meraih titel beruntun di kelas premier.
2. Aleix Espargaro tak bisa bawa Aprilia jadi juara dunia atau tiga besar MotoGP
Bagi Aleix Espargaro, tahun 2022 menjadi musim terbaiknya selama berkarier di MotoGP. Bersama Aprilia, ia tampil konsisten sepanjang musim. Ia pun akhirnya merasakan manisnya sebuah kemenangan, juga tambahan lima podium lainnya.
Berkat kemenangan di Argentina, serta podium di Portugal, Spanyol, Prancis, Italia, dan Aragon, Aleix mendulang poin tinggi. Ia sempat menikmati status sebagai kandidat juara dunia.
Sayangnya, performa Spaniard pada paruh terakhir musim menurun tajam lantaran rentetan kesalahan teknis. Kans merebut gelar dunia pun lenyap.
Satu-satunya pencapaian lain yang bisa ia gapai adalah menempati peringkat tiga besar klasemen. Namun, itu pun tak kesampaian. Lagi-lagi karena kesalahan teknis.
Pada seri terakhir Valencia, Aleix harus kembali ke pitbox dan tak menuntaskan balapan. Posisi tiga besar pun hilang diambil Enea Bastianini.
Aleix yang berapi-api mencetak prestasi mentereng pada musim ini harus berakhir antiklimaks. Sejarah pun gagal ditorehkan pada 2022.
3. Maverick Vinales belum bisa mencetak rekor menang dengan tiga merek berbeda
Maverick Vinales punya mental positif. Sejak bergabung dengan Aprilia, Top Gun yakin bisa memberikan podium atau kemenangan bagi pabrikan Noale. Sepanjang musim 2022, Vinales sudah memberikan tiga podium bagi Aprilia meski tetap tanpa kemenangan.
Pencapaian itu sejatinya termasuk apik, tetapi masih kurang untuk mencetak rekor. Bagi Vinales yang sudah pernah menang di atas Suzuki dan Yamaha, bisa menang di atas Aprilia menjadikannya pembalap pertama yang jadi kampiun dengan tiga merek motor berbeda sejak era MotoGP. Sayangnya, rekor Vinales harus tertunda hingga musim depan.
Sepanjang sejarah ajang Grand Prix (kelas 500cc dan MotoGP), baru ada empat pembalap dengan rekor tersebut. Mereka adalah Mike Hailwood (Norton, MV Agusta, Honda), Randy Mamola (Suzuki, Honda, Yamaha), Eddie Lawson (Yamaha, Honda, Cagiva), dan Loris Capirossi (Yamaha, Honda, Ducati).
4. Luca Marini tak bisa jaga konsistensi selalu finis Grand Prix
Luca Marini hampir memiliki rekor dengan pencapaian yang unik. Pembalap Mooney VR46 Racing Team itu bisa mencetak sejarah sebagai pembalap yang selalu finis Grand Prix dalam 2 musim beruntun.
Sejak turun balap di kelas MotoGP pada 2021 lalu, Marini hampir selalu menuntaskan balapan. Sayangnya, rekor apik tersebut terhenti pada seri Malaysia 2022. Lantaran gangguan teknis, Marini tak mampu menuntaskan balapan
5. Andrea Dovizioso gagal berjaya di atas Yamaha
5 Sejarah yang Gagal Terjadi di MotoGP 2022, Sayang Sekali! Saat masih aktif membalap di MotoGP 2022, Andrea Dovizioso punya kans menorehkan sejarah. Hanya saja, ia keburu memutuskan gantung helm di seri San Marino awal September lalu.
Dovizioso sama seperti Maverick Vinales, punya kesempatan untuk menjadi pembalap yang menang dengan tiga merek motor berbeda. Di kelas MotoGP, Dovizioso sudah memulai balapan sejak 2008 bersama Honda. Pada 2013—2020, Dovizioso memperkuat Ducati. Saat mengaspal bersama kedua pabrikan tersebut, ia pernah menjadi kampiun.
Baru pada pertengahan 2021 hingga pertengahan 2022, ia bergabung dengan Yamaha. Namun, Dovizioso gagal berjaya di atas motor pabrikan Iwata. Jangankan untuk menang, untuk finis sepuluh besar pun terasa sulit.
Bagi Fabio Quartararo, Luca Marini, dan Andrea Dovizioso, kesempatan mereka menorehkan sejarah seperti di atas sudah tak akan terulang. Sementara Aleix Espargaro dan Maverick Vinales masih punya kans pada 2023 nanti. Bisakah itu terwujud? http://pelangi99