Uncategorized

5 Kesalahan saat Berusaha Membahagiakan Keluarga, Akibatnya Buruk!

5 Kesalahan saat Berusaha Membahagiakan Keluarga, Akibatnya Buruk!

PELANGI99 LOUNGE – Kesalahan saat Berusaha Membahagiakan Keluarga. Sudah menjadi tugas kita untuk sedapat mungkin membuat keluarga bahagia. Apalagi dalam posisi kita sebagai orangtua, jangan sampai kita abai pada kesejahteraan anak. Meski demikian, keliru dalam beberapa cara untuk membahagiakan keluarga juga berbahaya. Kesalahan saat Berusaha Membahagiakan Keluarga

Salah-salah kita justru tanpa sadar mengorbankan masa depan orang-orang yang di cintai. Di sisi lain juga memperberat diri karena kita terlalu ingin tampil bak pahlawan dalam keluarga. Mau tahu apa saja kesalahan saat berusaha membahagiakan keluarga itu? Sayang keluarga memang sudah seharusnya, tapi tak perlu sampai begini.

1. Hanya fokus pada kelimpahan materi

Melihat anak yang masih kecil dan masa depannya begitu panjang, hal pertama yang terlintas di benak kita biasanya adalah perkara materi untuk pendidikan mereka. Kita ingin anak kita mendapatkan pendidikan terbaik hingga setinggi mungkin.

Dalam kehidupan sehari-hari pun, kita tak mau melihat anak sampai tidak memperoleh apa-apa yang dimiliki temannya. Maka kita rela bekerja begitu keras untuk memastikan urusan materi akan tercukupi bahkan berlebih.

Akan tetapi kita lupa bahwa sebelum anak mengenal kekayaan materi, yang lebih di sukainya adalah perhatian serta kehadiran orangtua secara nyata. Orangtua yang bisa di ajak bermain, menemaninya belajar, dan menjadi teman bercerita. Jangan sampai anak hanya di limpahi materi, tanpa dapat merasakan dalamnya kasih sayang orangtua, ya.

2. Bahkan tidak peduli materi itu diperoleh dengan cara yang baik atau buruk

Saking inginnya memenuhi kebutuhan keluarga dari segi materi, kita bisa lupa diri. Kita akan mengambil semua peluang yang menjanjikan uang bernilai besar. Bahkan meski cara itu jelas-jelas salah dan merugikan pihak lain.

Sifat serakah serta tega menghalalkan segala cara pun mulai menguasai diri. Apabila kita tak juga berhenti, lama-lama semua yang keliru akan menjadi terasa benar. Suatu saat kita harus menanggung konsekuensinya, dimana seluruh anggota keluarga pasti juga akan terkena imbasnya.

3. Terlalu memanjakan pasangan dan anak

Ada perbedaan antara menyayangi keluarga dengan bersikap berlebihan dalam memanjakan mereka. Sayang itu gak harus dengan memenuhi seluruh permintaan anak serta pasangan. Kalau permintaannya tidak baik atau sudah berlebihan, kita justru wajib untuk menolaknya.

Tujuannya semata-mata agar mereka terhindar dari akibat buruk dikemudian hari. Rasa sayang kita pada keluarga harus diimbangi dengan kemampuan untuk mendidik mereka. Walaupun sampai hari ini kita masih selalu ada buat keluarga, mereka tetap wajib mandiri dan punya kendali atas keinginan pribadi.

Sikap memanjakan anak serta pasangan, hanya akan membuat mereka tidak siap bila sewaktu-waktu kita tak ada lagi di sisi mereka. Kita tentunya tak ingin meninggalkan mereka dalam keadaan yang rapuh, mudah hancur oleh sedikit tekanan dan kerasnya kehidupan yang sesungguhnya, kan?

4. Menutupi penderitaan dan beban diri sendiri

Semua keluarga memerlukan pahlawan. Akan tetapi jangan keliru memaknai bahwa pahlawan dalam keluarga hanyalah satu orang. Setiap anggota keluarga harus mampu menjadi pahlawan bagi anggota keluarga yang lain.

Dengan begitu, baik ayah, ibu, maupun anak-anak bisa terus saling menguatkan. Setangguh-tangguhnya ayah atau ibu, keduanya juga manusia biasa yang dapat merasa lelah dan cemas. Kalaupun anak masih terlalu kecil untuk diajak berbagi penderitaan, tentunya harus ada keterbukaan antarpasangan.

Beban suami juga menjadi beban istri. Jika penderitaan itu dipikul berdua, tentu rasanya bakal jauh lebih ringan. Bukan malah kita selalu berusaha menutupinya dari pasangan, sehingga ia mengira kita baik-baik saja. Pasangan harus tahu semua kesulitan yang kita alami agar dapat membantu.

5. Menolak ketika keluarga ingin bergantian membahagiakan kita

Kita bukanlah matahari yang tak memerlukan kembali pantulan dari cahaya. Kita hanyalah manusia biasa yang gak cuma ingin membahagiakan orang-orang terdekat, melainkan juga perlu dibahagiakan. Kalau kita selalu menolak usaha anggota keluarga buat gantian menyenangkan kita, kita sendiri yang akan rugi.

Biarkanlah pasangan dan anak mengekspresikan rasa sayang mereka pada kita. Sebagai contoh, ketika anak ingin membelikan kita sesuatu dengan uang tabungannya. Meski gaji kita berlipat-lipat dari seluruh uang anak, penolakan kita dapat membuatnya terluka.

Di lain pihak, lama-kelamaan kita juga bisa merasa tak ada yang benar-benar menyayangi kita. Terima saja pemberian anak sekalipun kita mampu membelinya sendiri dalam jumlah yang lebih banyak. Setiap ekspresi kasih sayang anggota keluarga bakal menjadi penghangat hati serta penyemangat kita dalam menjalani hari.

Ketika kita bertekad untuk membahagiakan keluarga, ingatlah bahwa kita sendiri juga bagian dari keluarga itu. Jangan seolah-olah kita cuma mempersembahkan kebahagiaan pada anak dan pasangan, tetapi lupa terhadap kebahagiaan diri sendiri. Sama dengan kita, keluarga pun pasti ingin melihat kita sama bahagianya dengan mereka.

Pun cara membahagiakan keluarga tidak bolah hanya fokus pada rasa senang saat ini. Kita harus memikirkan dampak jangka panjang dari cara yang diambil. Hindari memberikan kebahagiaan semu yang di masa mendatang malah menyulitkan mereka sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *