PELANGI99 LOUNGE Jenis Mamalia Beracun yang Tersebar Biasanya jika membicarakan jenis hewan beracun, maka kita akan merujuk pada keluarga serangga, reptil, atau ikan saja. Memang benar kalau sebagian besar hewan yang memiliki racun berasal dari keluarga tersebut. Bahkan, jika mendengar keluarga mamalia, kita mungkin tak terpikirkan satu pun jenisnya yang memiliki racun.
Padahal ternyata ada, lho, sejumlah kecil jenis hewan yang berasal dari keluarga mamalia yang memiliki racun pada di rinya. Jenis dan cara aplikasi racun pada jenis-jenis mamalia beracun ini pun beragam bentuknya. Penasaran sama mamalia apa saja yang ternyata memiliki racun? Yuk, simak daftar selengkapnya di bawah ini!Jenis Mamalia Beracun yang Tersebar di Dunia, Hanya Ada Sedikit!
1. Platipus
Platipus (Ornithorhyncus anatinus) lebih populer kita kenal sebagai salah satu mamalia yang bertelur. Akan tetapi, hewan endemik Australia ini ternyata juga termasuk mamalia yang memiliki racun di tubuhnya.
Di lansir Britannica, hanya platipus jantan yang dapat memproduksi racun dari kelenjar di atas paha dan terhubung ke taji yang berada di setiap kakinya. Uniknya, racun tersebut hanya di produksi ketika musim kawin saja. Peneliti percaya, selain untuk mempertahankan diri, racun tersebut berguna untuk menunjukkan dominasi atas pejantan lain ketika musim kawin.
Sementara itu, untuk jenis racunnya, di lansir Nature, platipus jantan memproduksi enzim protease serin yang terbagi atas 26 jenis yang berbeda. Sebanyak tujuh di antaranya bahkan merupakan neurotoksin yang dapat membunuh hewan-hewan kecil. Sementara jika terkena pada manusia, efeknya adalah rasa sakit yang luar biasa.
2. Kelelawar vampir
Kelelawar vampir (Desmodontinae) merupakan kelompok hewan pemakan darah atau di kenal dengan sebutan hematophagous. Uniknya, racun pada mamalia terbang yang satu ini berkaitan dengan cara mereka memakan darah, lho.
National Geographic melansir, kelelawar vampir memproduksi enzim plasminogen activator yang di aplikasikan pada salivanya. Racun pada kelelawar vampir bukan berfungsi untuk melumpuhkan atau membunuh mangsanya. Lewat enzim tersebut, kelelawar vampir menghancurkan platelet pada tubuh korbannya ketika sedang mengisap darah.
Dengan di hancurkannya platelet pada tubuh korban, darah dari luka yang di buka dengan taring kelelawar vampir tidak akan menggumpal dan terus mengucur. Ini memudahkan kelelawar vampir untuk mengisap darah si korban.
Akan tetapi, kelelawar vampir tidak mengisap darah korbannya sampai mati. Sebab kebanyakan tubuh korbannya dapat beradaptasi dengan racun si kelelawar sehingga darah yang keluar tidak akan mengucur dalam waktu yang lama.
3. Solenodon
Ada dua jenis solenodon yang di ketahui memiliki racun, yaitu solenodon kuba (Solenodon cubanus) dan hispaniola (Solenodon paradoxus). Keduanya masuk ke dalam Eulipotyphla, sebuah keluarga mamalia yang dulu di klasifikasikan sebagai pemakan serangga
Di lansir New York Times, salah satu jenis solenodon yang pernah di teliti, yaitu solenodon hispaniola, memproduksi saliva beracun yang di aplikasikan lewat gigitan. Nantinya, mereka akan menyuntikkan racun tersebut kepada mangsanya lewat gigi seri bagian bawah.
Solenodon memiliki racun berkat adanya kallikreins, sejenis enzim yang umum di miliki keluarga Eulipotyphla. Enzim ini sendiri berfungsi untuk menjaga tekanan darah. Dalam sebuah penelitian, peneliti mencoba menyuntikkan racun ini ke tikus percobaan. Hasilnya, zat tersebut sukses untuk menurunkan tekanan darah si tikus sehingga membuatnya jadi pusing, mirip seperti yang di alami mangsa solenodon.POKER ONLINE
4. Celurut
Secara mengejutkan, keluarga celurut (Soricidae) atau yang lebih kita kenal dengan sebutan “curut” masuk ke dalam kategori mamalia yang memiliki racun. Meski di duga seluruh jenis celurut memiliki racun, belum di teliti secara pasti soal kebenarannya.
Akan tetapi, sudah jelas kalau ada tiga jenis celurut yang di ketahui memiliki racun. Di antaranya ada celurut air Mediterania (Neomys anomalus), celurut ekor pendek utara (Blarina brevicauda), dan celurut air Eurasia (Neomys fodiens).
Mengutip laman Chemical & Engineering News, celurut ekor pendek utara memiliki racun yang berasal dari kelenjar ludah pada rahang bawahnya. Racun tersebut di gunakan untuk melumpuhkan mangsa.
Ada dua jenis racun berbeda yang berhasil di identifikasi peneliti dari spesimen celurut. Pertama, racun yang berasal dari peptida aktif yang di beri nama soricidin, sedangkan yang kedua adalah blarina toxin.
Uniknya, racun yang melumpuhkan mangsa dari celurut ini bisa membantu mereka menyimpan mangsanya. Di ketahui, cacing tanah, tikus, hingga celurut lain bisa terkena dampak dari racun ini hingga lumpuh selama 15 hari dengan kondisi masih hidup. Dengan demikian, celurut tidak perlu khawatir pada risiko kebusukan jika ingin menyimpan mangsanya selama beberapa hari.
5. Kungkang
Kungkang (Nycticebus coucang) merupakan satu-satunya primata yang memiliki racun. Hewan yang tersebar di sekitar Asia Selatan dan Asia Tenggara ini sempat membuat peneliti bingung soal bagaimana dan di mana racun mereka berasal.
Smithsonian Magazine melansir, proses pembentukan racun kungkang terjadi di dua bagian tubuh berbeda. Mereka menghasilkan kelenjar dengan minyak berbahaya di daerah ketiak, lalu mereka akan menjilatinya hingga tercampur dengan saliva di mulut. Dari situlah, racun tercipta dan di aplikasikan pada gigitan di gigi taring.
Meski terlihat lucu dan berbahaya, gigitan kungkang yang beracun tak boleh di remehkan. Di sebutkan kalau gigitan hewan ini dapat menembus tulang dan racunnya dapat membuat daging korbannya meleleh. Meski belum pasti, gigitan kungkang justru lebih banyak di pakai untuk bertarung dengan sesama ketimbang melindungi di rinya dari pemangsa, lho.
Melihat daftar hewan di atas, sudah jelas kalau kita tak hanya harus waspada pada racun reptil, serangga, atau ikan saja. Meski sebagian besar racun mereka tidak berbahaya bagi manusia, tapi jika berjumpa dengan salah satu dari mamalia-mamalia di atas, sebisa mungkin hindari saja, ya!Jenis Mamalia Beracun yang Tersebar di Dunia, Hanya Ada Sedikit!