Pelangi99 Lounge – Kenali, Ciri-Ciri Alergi terhadap Deodoran. Mengusap deodoran atau antiperspiran di sekitar ketiak sebagai bagian dari rutinitas harian banyak orang. Produk deodoran dan antiperspiran dimaksudkan untuk menjaga agar aroma tubuh terutama ketiak tidak bau terlebih ketika produksi keringat meningkat.
Namun, jika Anda mendapatkan kulit kemerahan, gatal, atau mengelupas usai mengoleskan deodoran atau antiperspiran, itu pertanda mungkin alergi terhadap sesuatu di produk itu.
Berikut kenali ciri-ciri alergi terhadap deodoran seperti dilansir dari PELANGI99.
Deodoran adalah produk yang menyerap dan menutupi bau keringat. Sementara antiperspiran adalah produk yang mencegah kulit berkeringat.
Ketika orang menyebut “alergi deodoran”, itu bisa berarti alergi terhadap salah satu produk ini. Pemicunya oleh bahan dalam produk deodoran atau antiperspiran. Kondisi ini bisa menyebabkan:
· kemerahan
· kulit yang meradang
· gatal-gatal
Bisa saja alergi muncul usai Anda menggunakan produk tersebut bertahun-tahun. Kenapa? Terkadang, perusahaan kosmetik sedikit mengubah formula, hal ini yang mungkin sensitif terhadapnya.
Kandungan yang Bikin Alergi
Menurut Food and Drug Administration (FDA), empat kategori bahan deodoran dapat memicu alergi dan iritasi yaitu;
· aluminium
· pewangi/pengharum
· pengawet
· pewarna
Dalam studi 2011, 25 persen orang yang menunjukkan alergi terhadap wewangian kosmetik dipicu oleh bahan pewangi deodoran. Berbagai jenis alkohol dianggap sebagai bahan pewangi yang dipercaya dan juga dapat memicu alergi.
Pengawet dalam deodoran juga bisa memicu alergi ruam atau iritasi. Paraben adalah sejenis bahan pengawet yang pernah dimasukkan ke dalam banyak produk perawatan pribadi. Namun, kini hal ini jarang ditemukan karena sebagian besar perusahaan telah menghilangkan paraben dari formulanya
Salah satu bahan yang digunakan untuk menghentikan Anda berkeringat adalah aluminium. Penelitian telah mengaitkan dermatitis kontak dengan jenis paparan aluminium ini. Pewarna yang digunakan untuk menambah atau mengubah warna produk deodoran Anda juga bisa menjadi penyebab alergi.
Gejala alergi deodoran
Gejala alergi deodoran mungkin termasuk:
· gatal, bercak merah di ketiak
· peradangan dan pembengkakan
· kulit bersisik dan mengelupas di mana deodoran telah diterapkan
· ketiak melepuh atau gatal-gatal
· benjolan di bawah ketiak
Pengganti Deodoran, Apa Saja?
Ada beberapa orang memilih deodoran alami seperti minyak esensial atau soda kue. Namun, ingat, banyak orang yang malah alergi terhadap produk berlabel “alami”.
Tubuh setiap orang berbeda, jadi Anda mungkin perlu mencoba beberapa merek sebelum menemukan formula deodoran alami yang cocok untuk Anda. Jika memiliki kulit sensitif, tidak menutup kemungkinan akan mengalami gejala gatal dan kemerahan bahkan dengan beberapa produk deodoran alami yang ada di pasaran.
Beberapa orang merasa lebih nyaman sesekali menggunakan deodoran atau hanya menggunakannya untuk keadaan khusus.
Cara Mengatasi Alergi Akibat Deodoran
Jika Anda mengalami reaksi alergi dari deodoran, prioritas pertama Anda mungkin adalah meredakan gejala. Antihistamin topikal yang dijual bebas, seperti diphenhydramine (Benadryl), dapat dioleskan untuk menenangkan kulit yang terbakar dan gatal.
Jika gejala terus berlanjut atau ruam sangat menyakitkan, segera konsultasi ke dokter spesialis kulit. Pengobatan rumahan seperti kompres dingin dapat membantu gejala gatal dan pembengkakan.
Ke depannya, Anda harus mengidentifikasi dan mencoba menghindari alergen. Ini bisa sesederhana mengganti deodoran. Sampaikan ke dokter keluhan ini sehingga bisa didiskusikan solusinya.
Jika gejala Anda tetap ada bahkan setelah mengganti deodoran, konsultasikan kembali dengan dokter Anda. Jika gejala reaksi alergi Anda menyebabkan kulit pecah-pecah dan berdarah di ketiak, keluarnya cairan kuning di tempat ruam, atau demam, segera dapatkan bantuan medis darurat untuk memastikan Anda tidak mengalami infeksi.