Pelangi99 Lounge – Jangan Membuat Jadwal Berlebihan buat Anak. Orang tua tentunya ingin anaknya aktif melakukan aktivitas sehingga dapat meningkatkan kehidupan dan membantu tumbuh sebagai individu. Namun juga tidak ingin anak memiliki jadwal yang padat sehingga mereka menjadi lelah dan stres.
Harus ada keseimbangan antara menjadwalkan aktivitas yang terlalu banyak dengan aktivitas yang akan dilakukan anak. Anda sebagai orang tua perlu memahami bahaya memiliki anak yang memiliki jadwal yang padat.
Orang tua mungkin ingin membuat jadwal yang banyak kepada anak. Berikut waspadai jangan membuat jadwal berlebihan buat anak anda seperti dilansir dari PELANGI99.
1. Jadwal yang berlebih membuat anak menjadi kelelahan
Ketika anak sedang berpergian dan dijadwakan secara maksimal sejak usia muda, maka potensi mereka untuk kelelahan sebelum mencapai sekolah menengah akan cukup tinggi.
Sehingga ini berarti bahwa anak-anak yang terlalu banyak jadwal cenderung mengalami kelelahan daripada yang lainnya.
Jika Anda merasa anak terlalu banyak bekerja sehingga kewalahan maka perlu diketahui aktivitas mana yang dapat dihentikan.
Anak yang terlalu banyak bekerja akan menunjukkan berbagai gejala seperti kemurungan, mudah marah, putus asa, dan lain-lain. Dengan mengurangi aktivitas mereka akan membantu menghilangkan stres dan mengurangi tanda kelelahan.
Memiliki waktu luang adalah kunci untuk membantu meredakan kelelahan anak. Waktu luang sama dengan tidak terorganisir untuk melakukan apa yang mereka sukai dan lebih santai.
2. Jadwal yang berlebih membunuh waktu bermain dan kreativitas
Anak-anak butuh waktu untuk menjadi anak-anak. Mereka perlu waktu luang sepulang sekolah untuk bersantai dan bermain. Jika mereka tidak memiliki waktu tersebut maka akan kehilangan waktu untuk bermain.
Jika mereka tidak memiliki waktu untuk bermain maka kreativitas mereka akan menurun. Terdapat 6 manfaat perkembangan utama yang didapatkan anak dari waktu bermain yakni
· Kreativitas
· Pengembangan keterampilan sosial
· Perkembangan kognitif
· Perkembangan fisik
· Kemampuan berkomunikasi
· Perkembangan emosional
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak perlu bermain untuk mengatasi kecemasan, stress dan kekhawatiran.
Batasi kegiatan yang terorganisir sehingga anak tidak terjadwal setiap hari dna dapat bermain setelah pulang sekolah.
3. Jadwal yang berlebihan menyebabkan stress dan tekanan
Ketika orang tua menginginkan anaknya untuk berprestasi, maka anak akan merasa stres dan mendapatkan tekanan terutama jika orang tuanya berharap untuk bisa berjasil dalam semua kegiatannya.
Orang tua hendaknya tidak menjadwalkan anak-anak dalam berbagai aktivitas dengan harapan kinerja yang unggul.
Mereka juga harus mempertimbangkan minat dari anak. Biarkan anak membantu memilih aktivitas yang mereka sukai untuk diikuti. Serta harus dibatasi jumlah aktivitas yang dilakukan.
4. Makanan cepat saji
Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh anak, maka orang tua pun sibuk untuk mengantar anaknya.
Sehingga orang tua cenderung untuk memilih makanan yang cepat dan mudah, namun tidak dapat membantu anak berkembang secara nutrisi.
5. Waktu makan keluarga menjadi sesuatu dari masa lalu
Ketika orang tua membawa anak ke kegiatan yang jatuh pada waktu makan malam, maka keluarga akan melewatkan makan bersama di rumah.
Makan malam keluarga sangatlah berharga, karena dapat memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang hari yang sudah dilewati.
Ketika aktivitas anak dijadwalkan pada malam hari maka waktu makan malam akan menjadi masa lalu karena Anda menjadwalkan terlalu banyak waktu untuk anak dan diri sendiri.
Sehingga yang bisa orang tua lakukan dalah evaluasi jadwal selama seminggu untuk emmastikan selalu ada waktu untuk makan malam bersama keluarga.
Memiliki waktu makan bersama keluarga memungkinkan orang tua untuk emmbuat pilihan makanan yang sangat baik.
Dengan cara ini, orang tua dapat membuat makanan yang seimbang dan sehat serta mengajari anak tentang pentingnya makanan yang baik utnuk tubuh mereka.