DEWASA18++ – Hari ini entah mengapa aku merasa suntuk banget. Di rumah sendirian, ga ada yang menemani. Mama lagi pergi arisan, Mbak Ani kuliah, Bik Suti lagi pergi ke pasar. Bener-bener deh aku kesepian di rumah.
“Daripada BT sendiri, mending nonton B* aja di kamar,” pikirku. Bimbingan Kenikmatan Mama yang MenemaniKu
TV mulai kunyalakan, adegan-adegan panas nampak di layar. Mendengar dsahan-dsahan artis B* yang cantik dan bahenol tersebut membuat aku terngasang. Dengan lincahnya tanganku melucuti celana beserta C-ku sendiri. Burngku yang sedari tadi tegak mengacung kukc*k perlahan.
Bimbingan Kenikmatan Mama
Film yang kutonton itu cukup panas, sehingga aku menjadi semakin bergirah. Kutanggalkan pakaian yang masih melekat, akhirnya tubuhku tanpa ada penutup sekalipun. Kc*kan tanganku semakin cepat seiring dengan makin panasnya adegan yang kutonton.
Kurasakan ada getaran dalam pnisku yang ingin meyeruak keluar. Aku mau orgsme. Tiba-tiba..
“Anton.. apa yang kamu lakukan!!” teriak sebuah suara yang aku kenal.
“Mama..?!”
Aku kaget setengah mati. Aku bingung sekali saat itu. Tanpa sadar kudekati Mamaku yang cantik itu. Tiba-tiba saja aku mendekap tubuh Mamaku yang bahenol itu. Kucum dan kulmat bibr tipisnya yang sksi. Mama mencoba untuk berontak.
“Anton.. ingat, Ton. Aku ini Mamamu?!” teriak Mama mengingatkanku.
Aku tak lagi peduli. Salah Mama sendiri sih. Orang mau orgsme kok diganggu. Dengan buasnya aku jlat telinga dan tengkuknya, kedua pay*daranya kuremas-remas sampai Mama menjerit kesakitan.
10 menit aku melakukan hal itu, kurasakan tidak ada lagi perlawanan dari Mama. Nampaknya Mama mulai terngsng juga. Diraihnya pnisku yang menggelantung, tangan mungilnya mulai mengck pnisku yang kubanggakan. Dengan perlahan kubuka baju Mama. Satu demi satu kancingnya kulepaskan, dan perlahan mempertontonkan keindahan tubuh di balik kain itu.
Setelah berhasil membuka baju dan B-nya, kuturunkan cumanku menuju ke paydara Mama yang padat berisi. Kucum dan kulmat putngnya yang berwarna kecoklatan itu. Terkadang kugigit dan kupuntir putngnya, membuat girah Mamaku semakin berkobar.
“Uuhh..aahh..Terus, Ton. Ya..terus..Oohh..” er*ng Mamaku demi menahan nikmat yang dirasa.
“Ma..capek nih berdiri. Pindah ke kasur aja yah..” pintaku.
“Ya deh..” suara Mama bergetar menahan gariah yang tertunda.
Kugendong tubuh Mama yang setengah telnjng itu menuju ke kasurku sambil tetap kucumi kedua paydaranya. Kurebahkan tubuh mungilnya, dan segera kutindih tubuh Mamaku itu. Kuremas paydara sebelah kanan, sedangkan mulutku ini menglum dan menc*cup yang kiri.
Dengan bantuan Mama, kubuka rok mini Mamaku. Cumanku turun ke pusarnya. Usapan ldahku diperutnya membuat tubuh Mamaku semakin bergelinjang tak karuan. Setelah kurasa cukup bermain ldah di perutnya, kugigit C Mama, dan dengan gigiku kutarik C*-nya.
Dengan susah payah akhirnya berhasil juga aku membukanya dengan cara tersebut. Terdiam ku sejenak, demi melihat keindahan v*gina Mama yang terpampang jelas di depanku.
“Ton, kok malah melamun sih? Kenapa?”
“Ah..enggak, Ma. Anton kagum aja ama vgina Mama. Indah, Ma.” “Ah..kamu bisa aja. Jangan cuma dipandangi aja dong.” Vagina Mama sangat indah menurutku. Disana terdapat rambut yang lebat, dan bentuknya sungguh sangat menggirahlan.
Kudekatkan wajahku keselangkngn Mama. Tercum bau khas seorang yang wanita yang dapat membangkitkan girah lelaki. Kusapukan ldahku di garis vertikal itu. Tubuh Mama membusur menerima usapan ldahku di sana. Kutarik klitrisnya, kugigit kecil, kuklum dan terkadang kutarik-tarik. Bimbingan Kenikmatan Mama
Nampak dari wajahnya, Mamaku menikmati permainanku di daerah kem*luannya. Kumasukkan ketiga jariku sekaligus, kubiarkan sejenak, kurasakan lembab di sana. Dengan perlahan kumaju-mundurkan jemariku. Perlahan tapi pasti. Tanganku yang satunyapun tak tinggal diam.
Kutarik klitrisnya, kupuntir dan kupilin, membuat tubuh Mama semakin bergoyang tak karuan. Akupun semakin bergirah melihat tubuh Mamaku seperti itu. Semakin cepat aku mengck v*gina Mamaku, bahkan aku mencoba untuk memasukkan kelima jariku sekaligus.
Tak lama kemudian kurasakan jepitan vgina Mama semakian kuat, kupercepat kckanku. Mata Mama membeliak ke atas dan digigit bibr bawahnya yang s*ksi itu, kemudian.
“Ah..Mama mau sampai, Ton. Ah..ah..”
Dan akhirnya, Seerrr.. cairan kewnitaan Mama membasahi jemariku. Kucopot jemariku dari lang kewnitaan Mama, kuturunkan wajahku dan kujlat habis air itu sampai tak tersisa.
“Ton, kamu hebat juga yah. Hanya dengan jemarimu saja Mama sudah bisa org*sme seperti tadi..” kata Mamaku terengah-engah.
Kami terdiam sejenak untuk memulihkan tenaga. Mamaku bersandar dibahuku dengan tersenyum puas. Jemari lentik Mama bermain-main manja mengelus dan mengusap pnisku yang masih saja tegak mengacng.
“Ton, punya kamu gede juga ya. Punya Papamu dulu aja nggak sampai segede ini.”
“Ah, Mama. Anton kan malu.”
“Ngapain juga kamu malu, toh memang benarkan.”
Jemari lentik Mama masih saja memainkan p*nisku dengan manja. Seperti mendapat mainan baru, tangan Mama tak mau lepas dari situ.
“Ma, kok didiemin aja. Dikck dong, Ma, biar enak.”
“Ton, Ton..kamu keburu nfsu aja.” Perlahan Mama pindah ke selangkngnku. Digenggamnya pnisku dengan kedua tangannya, dijlatnya kepala pnisku dengan l*dahnya.
Bergetar seluruh tubuhku menerima rngsng dari mulut Mamaku. Dijlatnya selutuh btang kemluanku, mulai dari pangkal sampai ujung. Tak ada bagian yang terlewat dari sapuan ldah Mama. Dikcknya p*nisku didalam mulut Mama, tapi tak semuanya dapat masuk.
Mungkin hanya saja yang dapat masuk ke mulut Mama. Kurasakan dinding tenggorokan Mama menyentuh kepala pnisku. Sungguh sensasi sangat luar biasa menjalar ke seluruh tubuhku. Cukup lama juga Mama menglum pnisku. Kurasakan btang p*nisku mulai membesar dan makin mengeras.
Dari dalam kurasakan ada sesuatu yang memaksa untuk keluar. Merasa aku akan keluar, Mama semakin cepat mengck btang kemluanku.
“Ma.. ah.. aohh.. Ma, Anton mo keluar, Ma.”
Akhirnya..Croott..croott..croottt..
Hampir sepuluh kali cairan itu menyembur dari ujung pnisku. Diminumnya dengan rakus mniku itu. Dijlatnya semua, sampai tak ada lagi cairan yang tersisa. Meskipun sudah keluar tetapi pnisku tetap saja tegar meski tak seberapa keras lagi. Melihat itu, Mamaku menggosok-gosokkan pnisku di vginanya.
Merasakan gesekan-gesekan lembut vgina Mama, pnisku mulai mengeras kembali. Digengamnya pnisku dan diarahkan ke lubang pernakannya. Dengan sedikit gerakan menekan, pnisku perlahan masuk setengahnya ke vgina Mama. Kurasa ini sudah mentok, karena beberapa kali Mama coba untuk menekan lebih keras lagi agar pnisku dapat masuk semua, tapi keluar kembali setelah menatap ujung rahmnya. Bimbingan Kenikmatan Mama
Dengan bersemangat Mama mulai menaik-turunkan tubuhnya. Gerakan naik-turun yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar, sungguh merupakan sensasi yang sangat luar biasa. Apalagi posisiku yang ada di bawah sungguh sangat menguntungkanku. Aku dapat melihat pay*dara Mamaku naik-turun seiring dengan goyangan pinggulnya.
Dengan gemas, kuraih paydara yang menari-nari di depanku itu. Kutarik paydara Mama mendekat ke wajahku. Kulihat wajah Mama meringis kesakitan karena paydaranya kutarik dengan paksa. Kugigit putngnya sampai berubah warnanya menjadi kemerahan. Kurasakan ada cairan putih ss menetes keluar dari putngnya saat kuccup pay*daranya.
Entah mengapa aku sangat suka sekali mempermaikan paydara Mamaku ini. Kurasakan otot-otot vgina Mama dengan kuat menyedot pnisku. Semakin lama kurasa semakin kuat saja vgina Mama menjepit pnisku. Kulihat wajah Mama nampak makin memerah menahan orgsme kuduanya yang akan keluar sebentar lagi.
“Ton.. Ah.. Oouggg.. hh.. Ton, Mama mau keluar lagi, Ton.”
Dan.. Seeerr.. Kurasakan cairan hangat membasahi p*nisku. Ada cairan yang menetes disela-sela pahaku saking banyaknya cairan yang keluar.
“Duh, Mama kok udah keluar sih, ga mau nungguin Anton.”
“Maaf deh. Kamu juga sih perkasa banget, Mamakan udah ga tahan lagi.”
Dengan sigap segera kubalik tubuhku, sehingga kini Mama berada dibawah. Tanpa banyak bicara, segera saja kupompa pant*tku dengan cepat.
Mendapat serngan yang tiba-tiba itu Mamaku menjerit-jerit kesakitan. Meskipun vgina Mama udah becek banget, tapi tetap saja terasa seret untuk p*nisku. Tak kuhiraukan suara Mama yang menjerit-jerit kesakitan, yang ada dipikiranku saat itu adalah aku ingin segera mengakhiri permainan ini dan merasakan nikmat yang akan datang padaku.
Kurasakan otot-otot pnisku mulai berdenyut-denyut dengan kerasnya. Ada sesuatu yang berusaha untuk keluar dari btang pnisku. Kucoba untuk menahannya selama mungkin agar tidak segera keluar. Tapi jepitan vgina Mama akhirnya meruntuhkan pertahananku, Croott.. croott..
Manku keluar juga, menambah becek vgina Mama. Kubiarkan pnisku tetap didalam vgina Mama untuk merasakan sisa-sisa orgsmeku. Kurasakan vgina Mama tetap saja berdenyur-denyut, meski tak sekuat tadi.
“Ma, terima kasih ya, udah mau temenin Anton main.” kataku dengan manja.
“Kamu, tuh, Ton, kalau mau main jangan maksa dong. Masak Mamamu sendiri kamu perk*sa.”
“Tapi Mama senangkan ?”
“Iya sih!” Kata Mama malu-malu.
Sejak saat itu aku dan Mama sering berhubungan s*x bersama kalau dirumah lagi sepi. Kami pernah melakukannya sehari-semalam karena aku berhasil masuk ke PTN favorit.
“Itu hadiah buat kamu.” Kata Mamaku sambil mengerlingkan sebelah matanya dengan manja. Bimbingan Kenikmatan Mama