PELANGI99 LOUNGE – Fase Infeksi HIV dan Gejalanya. Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) jika tidak diobati. AIDS adalah tahap akhir infeksi HIV yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh rusak parah akibat virus.
Penyakit ini memiliki tiga fase utama yang masing-masing ditandai dengan gejala dan perkembangan yang berbeda.
Mengetahui perbedaan fase HIV sangat penting untuk penanganan yang tepat dan mencegah perkembangan lebih lanjut ke fase AIDS. Berikut ini penjelasan mengenai tiga fase HIV dan gejalanya.
Fase infeksi akut HIV (acute HIV infection)
Fase pertama HIV disebut infeksi akut dan biasanya terjadi dalam waktu 2 hingga 4 minggu setelah seseorang terinfeksi virus ini.
Pada fase ini, virus berkembang biak dengan sangat cepat, menginfeksi dan merusak sel-sel CD4 yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Meskipun tidak semua orang mengalami gejala, tetapi banyak orang yang terinfeksi HIV pada fase ini merasakan gejala mirip flu, seperti:
- Demam.
- Sakit kepala.
- Ruam kulit.
- Nyeri otot dan sendi.
- Sakit tenggorokan.
Pada fase akut, jumlah virus dalam tubuh sangat tinggi, yang berarti seseorang memiliki kemungkinan besar untuk menularkan HIV ke orang lain. Jika seseorang memulai pengobatan dengan terapi antiretroviral (ART/ARV) pada fase ini, pengobatan dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan dan mengurangi tingkat transmisi HIV.
Fase HIV kronis (chronic HIV infection)
Setelah fase akut, HIV memasuki fase kronis atau sering di sebut sebagai fase laten klinis. Pada fase ini, virus tetap aktif dalam tubuh, tetapi berkembang biak pada tingkat yang sangat rendah.
Sebagian besar orang yang mengalami fase ini tidak menunjukkan gejala atau merasa sakit. Fase HIV kronis ini dapat berlangsung sangat lama, bahkan beberapa dekade, terutama bagi mereka yang menjalani terapi ARV.
Namun, meskipun gejalanya tidak terlihat, virus tetap ada dalam tubuh dan dapat di tularkan kepada orang lain, meskipun pengobatan ARV secara signifikan mengurangi risiko penularan. Tanpa pengobatan, HIV kronis ini bisa berlanjut ke fase AIDS setelah bertahun-tahun, meskipun pada sebagian orang fase ini bisa berkembang lebih cepat.
Fase AIDS
AIDS merupakan tahap akhir dan paling parah dari infeksi HIV. Pada fase ini, sistem kekebalan tubuh telah rusak parah, sehingga tubuh tidak lagi mampu melawan infeksi atau kanker yang di sebabkan oleh virus yang di sebut infeksi oportunistik.
Seseorang yang HIV positif dan memiliki jumlah sel CD4 kurang dari 200 sel/mm3 atau yang telah mengembangkan infeksi oportunistik, dapat di diagnosis dengan AIDS.
Gejala yang dapat muncul pada fase AIDS antara lain:
- Penurunan berat badan yang drastis.
- Demam yang berkepanjangan.
- Keringat malam.
- Kelelahan berat.
- Infeksi berulang dan infeksi oportunistik (seperti tuberkulosis atau pneumonia).
- Kanker terkait HIV.
Tanpa pengobatan, orang yang di diagnosis dengan AIDS memiliki harapan hidup sekitar tiga tahun, dan dalam beberapa kasus, harapan hidup bisa lebih pendek. Pengobatan ARV dapat membantu memperlambat memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup, meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya.