Uncategorized

Melampaui Batas Pengakuan Rahasia Sang Majikan

DEWASA18++ – Aku ingin menceritakan pengalaman berkesanku dan aku lakukan pertama kalinya perkenalkan namaku Dina mahasiswi perguruan tinggi di Bandung. Saat malam hari aku sendirian di rumah ayahku masih di kantor sedangkan ibuku ikut seminar dan di rumah hanya aku dan sopirku di tambah pembantuku. Melampaui Batas Pengakuan Rahasia Sang Majikan

Sopirku bernama Rama dia usianya 32 tahun dan sudah menikah tetapi istrinya tinggal di Palembang. Aku merasakan kecapekan setelah seharian aku jalan-jalan dan aku ingin sekali tidur tetapi entah mengapa aku tidak bisa memejamkan mataku ini lalu aku mempunyai ide untuk menelepon temanku Dewi untuk aku ajak ngobrol melalui telepon.

Melampaui Batas

Melampaui Batas Pengakuan Rahasia Sang Majikan

Telepon Dewi angkat awalnya kami ngobrol biasa saja tetapi tidak tahu kenapa tiba-tiba Dewi nafasnya memburu dan terdengar teriakan-teriakan juga suara seorang cowok yang seperti suara pacar Dewi. Aku hanya memdengar suara-suara teriakan kesakitan tetapi juga seperti merasakan sesuatu ke n*kmatan dan teleponpun terputus dengan sendirinya.

Pikiranku melayang kemana-mana dan aku mulai memikirkan tentang seseorang yang sedang brhubungn badan. Aku semakin terangsng setelah mendengar suara Dewi juga khayalanku sendiri dan akupun membuka kaos ketatku, br, serta celna dlam aku meremas pyudraku dan memasukkan jariku ke vginku.

Aku kock vginku hingga aku pun menyapai orgsme ditempat tidur, aku merasa puas dan akupun memakai bajuku lalu merencanakan untuk pergi makan. Aku cari sopirku kemana-mana tetapi tidak ada hingga aku temukan dia dikamar tidurnya, dia tertidur pulas dengan hanya mengunakan kaos tanpa lengan dan sarung.

Aku mau membangunkan dia tetapi melihat dia tertidur pulas akupun mengurungkan niatku untuk membangunkan dia, kasihan dia kecapekan setelah mengantar aku seharian jalan-jalan pikirku. Sebelum aku meninggalkan kamarnya mataku tiba-tiba tertuju pada tonjolan yang ada dibalik sarungnya sehingga membuat aku ingin mengetahui bagaimana wujud tonjolan itu.

Aku beranikan diri untuk melihat tonjolan itu dari bawah lalu aku singkapkan sarungnya secara perlahan, aku terkejut melihatnya karena dia tidak memakai celna dlam sehinnga aku bisa melihat dengan leluasa pens yang agak berdiri dan membuat aku ingin memegang, mengelus, dan menglumnya. Melampaui Batas

Aku ingin sekali memegangnya tetapi aku takut sopirku nanti terbangun dan dia akan marah terhadapku, dengan tangan yang gemetaran juga dingin dan jantung yang berdetak kencang aku beranikan diri untuk memegangnya. Aku singkapkan sarungnya lebih keatas dan akupun mulai memegangnya, terasa hangat dan membuat tanganku yang tadinya dingin menjadi hangat.

Aku semakin tertarik untuk me nkmatinya lagi, aku elus berkali-kali pensnya hingga berdiri dan semakin panjang pens itu. Jantungku semakin berdetak kencang tetapi keinginanku untuk melakukan yang lebih lagi juga semakin besar maka ku putuskan untuk mencoba menglumnya.

Ku jilti serta memberikan gigtan kecil pada buah plirnya yang berwarna kecoklatan hingga membuat aku makin bernfsu dan sedikit demi sedikit aku mulai menuju pens yang telah berdiri. Aku masukkan secara perlahan terasa hangat yang disertai rasa asin dan masuklah pens itu sampai pada ujung tenggorokanku, aku coba masuk dan keluarkan sehingga membuat tubuhku mengeluarkan keringat yang di ikuti rasa gemetaran.

Pyudra terasa semakin membesar dan mengeras sehingga membuat brku terasa sesak juga vginku yang terasa mengeluarkan cairn. Akupun semakin tidak bisa menahan nfsuku yang sudah memuncak lalu aku semakin mempercepat klumanku sehingga membuat pen*s sopirku licin karena liurku.

Di saat aku sedang keenakkan melakukan kluman di pens sopirku tiba-tiba aku terkejut oleh teriakan sopirku dan mencabut pen*snya dari mulutku. Dia lalu berdiri dan memarahi aku, dia merasa bersalah pada orang tuaku karena membiarkan aku melakukan hal ini,

Melampaui Batas Pengakuan Rahasia Sang Majikan

Akupun tidak mau menyerah begitu saja dan karena aku tidak bisa menahan nfsuku lagi yang seperti mau meledak akupun mengancam sopirku dengan mengatakan pada ayahku bahwa aku telah diprkos* sopirku juga akan mengatakan pada istrinya kalau tidak mau melayani kenginanku.

Dia ketakutan dan menyerah padaku, akupun tidak menyia-nyiakannya langsung saja aku melepas sarungnya dan aku jongkok didepannya. Kulihat wajah sopirku terlihat wajahnya menampakkan kesedihan tetapi aku tidak mempedulikannya.

Aku tidak peduli bagaimana perasaan sopirku, aku hanya ingin ke nkmatan seperti yang telah temanku rasakan. Aku ingin membuat dia agrsif terhadapku dan melupakan istrinya sesaat, karena keinginanku itu aku mulai melakukan rangs*ngan terhadapnya.

Kuklum lagi pensnya yang telah lemas tanpa canggung dan takut lagi pada sopirku, kupercepat klumanku sehingga membuat pensnya kembali berdiri. Aku sangat me nkmati pens.
“Ehhmm.. Enak.. Ehmm” dan aku merasa bahagia karena membuat dia mulai terangsng yang mulai menunjukkan ke agrsifannya.

Sopirku mendesis me nkmati klumanku.
“Ough.. Terus.. Cepat.. Ouh Dina”
Hanya itu saja kata yang keluar dari mulutnya akupun semakin bersemangat dan semakin mempercepat k*lumanku.

Hingga beberapa kluman pensnya terasa semakin membesar dan menegang juga disertai denyutan dan dia pun memegang kepalaku juga memcambak rambutku dengan kasar dia semakin memaju mundurkan kepalaku dan akupun semakin bersemangat karena aku tahu dia akan sampai.

“Ouhh.. Ouuhh aku sampai aku sampai Dina ough” dan keluarlah sprmanya ke mulutku hingga mulutku tidak muat untuk menampungnya. Sprmanya terasa hangat, asin, dan baunya membuat diriku ingin memuntahkan sprma itu dari mulutku tetapi dia menarik kepalaku lalu mencum aku.

Cimannya yang sangat bersemangat kepadaku membuat aku terpakasa untuk menelan sprmanya untuk mengimbangi permainan bibir itu. Aku merasa kerepotan untuk mengimbanginya karena baru kali ini aku dicum oleh cowok, dia terus mencum aku dan tangannya mulai meny*linap masuk ke kaosku.

Tangannya menuju ke pyudraku, dia meremas-remasnya sehingga membuat nafasku semakin memburu yang disertai degupan jantung yang cepat. Dia semakin agrsif dengan membuka kaos ketatku, rok, br serta celna dlamku.
Terbukalah sudah apa yang selama ini aku tutupi, aku merasa risih karena baru kali ini aku telnjng dihadapan cowok sehinnga tangankupun secara spontan menutup vginku juga pyudraku.

Tetapi karena nfsuku yang semakin memuncak maka aku biarkan tubuhku telnjng dan akupun dengan agrsif melucuti kaosnya. Sekarang kita benar-benar telnjng bulat, kita saling berhimpitan sehingga pens yang telah mengacung itu menempel pada vgin*ku. Melampaui Batas

Aku ingin sekali merasakan pens itu masuk ke vginku dan aku telah mencoba memasukannya tetapi tidak bisa, dengan terpaksa aku hanya mengesekkan pensnya ke vginku dan itu membuat aku semakin bernfsu. Setelah dia puas mencum aku dia menurunkan kepalanya menuju kaki, dia mencumi kakiku sampai ke vgin*ku.

Dia menjilti vginku, menyedot vginku dan juga memberikan gigtan kecil pada vginku sehingga membuat aku tak bisa menahan getaran tubuhku. Semakin dia mempercepat jiltannya semakin keras pula erngan serta desissan yang keluar dari mulutku. Melampaui Batas

Tanganku berpegangan pada kepalanya dan akupun menekan kepalanya serta mengangkat salah satu kakiku kepundaknya agar bisa semakin masuk ke vginku, jil*tan dia membuat aku tak bisa lagi menahan tubuhku sendiri. Tubuhku melengkung ke belakang dan kepalaku medongak keatas yang disertai keringat yang semakin mengucur deras.

“Auhh.. Ouhh..” Dia terus menjilti vginku sehingga membuat aku semakin tidak tahan “Ough.. Yes.. Ouugh.. Aku keluar” dan akupun mengalami orgsmeku yang pertama, aku merasa ke nkmatan yang luar biasa karena baru kali ini kali mengalami orgsme bersama cowok

Melampaui Batas Pengakuan Rahasia Sang Majikan

Sopirku menghisp-hisp vginku hingga terasa kering, nafasku yang tadinya memburu sekarang sudah mulai reda. Aku yang telah mengalami org*sme terasa badanku lemas tetapi sopirku masih saja semangat, dia mengendongku ke tempat tidur dan menjatuhkanku.

Dia bermain di pyudraku yang berukuran sedang putih bersih kemerahan, sopirku menglum, menydot, mermas dan juga menggigt-gigt pyudraku. Permainan mulutnya sanggup menaikkan kembali nfsuku, sopirku sangat me nkmati pyudraku dan dia selalu memuji pyud*raku yang kenyal dan kencang itu.

Aku yang ingin kembali me nkmati pens sopirku segera aku menggulingkan sopirku disampingku, aku menindihnya dengan vginku menghadap ke muka sopirku dan kita pun saling melakukan rangsngan. Aku kembali menglum pensnya sedangkan dia menjilti vginku.

Permainan lidahnya yang liar di vginku membuat tak kuasa menahan nfsuku yang mau meledak dan dengan segera akupun minta untuk memasukkan pensnya ke vginku dan diapun mengijinkannya. Aku membalikkan badan dan sekarang pens itu tepat di bawah vginku, aku memegang pens itu dan mengarahkannya ke vginku tetapi aku tidak bisa memasukkannya terasa sulit walaupun vginku telah basah.

Penis sopirku seperti tidak mau masuk pensnya selalu ke kanan atau ke kiri. Sopirku pun membantuku, dia memegang pensnya sedangkan tangan satunya menuju vginku dan memasukkan jarinya ke vginku, akupun terkaget dan berteriak “Ouhh”.

Jarinya maju mundur dan seperti mengaduk vginku, sopirkupun mengeluarkan jarinya lalu mencoba memasukkan pensnya ke vginku. Secara mengejutkan pens itu masuk dengan mudah, aku terkaget merasakannya lalu berteriak “Auhh.. Ough..” Dan mataku melotot serta kepalaku mendongak ke atas. Melampaui Batas

Vagnaku terasa penuh dan disertai rasa nyeri yang sangat hebat tetapi sopirku duduk menghiburku dengan mencumku.
Dia menyuruhku naik turun tetapi itu sulit bagiku karena baru yang pertama aku melakukannya, aku mencoba naik turun rasanya nkmat sekali merasakan dua alat kelmin bergesekan tetapi tetap rasa nyeri tetap ada.

Akhirnya akupun lancar menaik-turunkan, melihat itu sopirku semangat dia mulai mermas pyudraku dan mulai melakukan gerakan juga. Lama-kelamaan rasa nyeri itu berubah menjadi rasa nkmat tiada duanya dengan cepat aku menaik turunkan. Gesekan itu sangat nkmat Mayambah lagi remsan sopirku di pyudraku.

“Uhh.. Aauhh.. Oouughh” aku terus mendesis.
Malam yang sunyi kembali berisik oleh bunyi kockan serta teriakanku, kulihat sopirku sekali memejamkan mata me nkmati kockanku. Hingga beberapa lama kita tetap pada posisi itu dan akupun merasakan sesuatu yang mau meledak di vgin*ku.

“Ouhh.. Ouughh.. Aku sampai” akupun merasakan orgsme yang kedua kali. Tenaga yang habis membuat aku tidak dapat menahan tubuhku dan akupun rubuh diatas sopirku. Dengan pens yang masih menancap di vginku sopirku membalikkanku hingga dia berada diatas,

Dia kembali mengock vginku yang telah kelelahan dengan semangat yang masih memburu diapun ingin mengalami orgsme maka akupun melayani dia walaupun tenagaku sudah habis. Sopirku merasa tidak puas dengan posisi dia diatas dan dia meminta aku untuk duduk dipangkuannya dan dia dengan semangat kembali mengoc*k.

Aku yang sudah lemas masih mencoba mengimbagi kockannya, aku mencoba memaju-mundurkan panttku walaupun sudah lemas. Dia semakin semangat untuk mengockku dengan buas dia juga menggigt pyudraku dan itu sangat membuat diriku kembali terangs*ng. “Oouuh.. Ouuhh.. Uuhh”

Akupun di buat tidak berdaya dan lagi-lagi aku dibuat orgsme untuk ketiga kalinya. “Uuhh.. Ouugh.. Kau hebat Rama.. Ouugh”. Dengan orgsmeku yang ketiga tubuhku semakin lemas tak berdaya, posisi kami tetap duduk dan aku terus saja memuji dia “Kau hebat Rama” kataku.

Sopirku menyuruhku untuk menunggng dengan lemas dan antara sadar dan tidak aku masih menurutinya. Dia masih tidak bosan mengerjai vginku. Dia masih dengan semangat tetap mengock serta mermas pyudraku dan kadang-kadang mermas pantt ku. Jarinya juga masuk ke ansku. Melampaui Batas

Melampaui Batas Pengakuan Rahasia Sang Majikan

“Ouugh.. Ougghh.. Ougghh” kataku semakin me nkmati, dengan kasar dia mengock vginku dan juga ansku. Dengan kockan dari ans dan vgin* tubuhku semakin tak karuan dibuatnya.
“Ouuhh.. Ougghh.. Terus Rama”

Tak berselang lama aku merasakan lagi orgsme yang ke empat. “Oouuhh.. Kau hebat.. Oughh.. Aku aku dapat ough..” Dan dia pun mengikuti mengalami klimks dengan sp*rma yang masih banyak.

Semprotan sprmanya membuat mataku terbelalak dan aku pun merasakan ke nkmatan, sprmanya tidak dapat tertampung di vginku sehingga jatuh ke sprei. Kitapun terjatuh bersamaan di tempat tidur, sopirku berada disampingku dan dia masih mencum serta meremas pantt dan pyud*raku.

Setelah nafasku mulai reda akupun langsung keluar dari kamarnya dengan masih telnjng dan berjalan dengan gontai, sopirku pun tertidur lagi. Begitulah pengalamanku bersama sopirku yang baru aku alami sekitar 12 Juni 2024. Aku tidak kecewa walaupun keperwannku telah hilang tetapi aku senang mendapat pengalaman yang berharga. Melampaui Batas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *