Orang barat dituding ‘sebabkan peningkatan video seks anak-anak di Filipina’
Jumat, 28 Juni 2019
Pelangi99Lounge – Orang barat dituding, Anak-anak di Filipina terlibat di dalam video seks, dan mereka dieksploitasi oleh orang tua atau anggota keluarga dewasa mereka yang menerima pembayaran dari orang-orang di negara-negara Barat, kata organisasi nirlaba International Justice Mission.
Kebanyakan korban terdorong membuat video dan muatan pornografi itu karena kemiskinan dan kebutuhan untuk bertahan hidup, sekalipun hal ini dibantah oleh pihak gereja.
Organisasi nirlaba yang berkantor di Washington DC International Justice Mission menyebutkan korban termasuk bayi berumur enam bulan.
Pemerintah Filipina menyatakan mereka sedang berupaya memberantas kejahatan ini.
Banyak pembeli yang memesan secara khusus apa yang mereka inginkan untuk dilakukan oleh para korban anak-anak itu.
Hasilnya adalah video-video yang ditayangkan secara langsung (live-streamed) atau ditayangkan daring untuk para pelaku kekerasan seksual yang menyaksikannya dari rumah mereka. Poker Online
Suara kamera
Laporan mengenai kasus kejahatan seksual secara daring terhadap anak-anak secara global telah meningkat drastis dari 100.000 lima tahun lalu, menjadi 18 juta pada tahun lalu, menurut International Centre for Missing and Exploited Children, sebuah organisasi nirlaba yang memerangi kejahatan seksual terhadap anak-anak.
Filipina dianggap sebagai salah satu pusat dari masalah ini.
Seorang remaja bernama Jhona (bukan nama sebenarnya) bercerita kepada BBC bahwa ia pernah dieksploitasi secara seksual oleh ibu temannya.
“Suatu hari, saya dan teman saya mandi bersama, dan kemudian kami berpakaian. Ibu teman saya itu ada di kamar juga bersama kami,” kata Jhona.
“Kami kira dia sedang melihat Facebook, tapi kami kemudian sadar ada suara kamera. Saya mulai merasa tak nyaman.”
“Teman saya bertanya kepada ibunya, ‘kenapa ibu mengambil foto?’ dan ibunya menjawab, ‘oh ini tak penting.'”
Jhona kemudian diberitahu polisi bahwa foto-fotonya itu dijual ke luar negeri secara daring.
International Justice Mission (IJM) bekerjasama dengan agen penegak hukum seperti FBI di Amerika Serikat dan National Crime Agency di Inggris telah membantu sekitar 500 anak-anak Filipina.
IJM menyatakan mereka turut dalam berbagai operasi razia dan penyelamatan yang dilakukan polisi setempat selama lima tahun terakhir. Dalam 150 razia, dalam 69% kasus, para pelaku kejahatan ini adalah orang tua atau keluarga korban.
Direktur nasional IJM di Filipina, Sam Inocencio, menyatakan bahwa para korban kini semakin muda.
“Sekitar 50% berumur 12 tahun atau lebih muda lagi,” ujarnya. “Kami bahkan pernah menyelamatkan bayi yang berumur enam bulan.”
“Kita membicarakan para korban anak-anak yang belum tumbuh, praremaja, balita, bahkan bayi yang dieksploitasi secara daring.”
Bulan lalu, seorang mantan prajurit Angkatan Darat Inggris dihukum penjara karena mendalangi kejahatan seksual – yang ia tonton secara daring – terhadap anak-anak di Filipina.
Kesadaran penuh
Seorang ibu tiga anak yang tinggal di Filipina – yang tak bisa kami sebut namanya karena alasan hukum – mengaku kepada BBC ia telah menyebarkan video.
Ia mengaku melakukannya dengan kesadaran penuh, karena ia tidak membuat video tersebut.
“Saya tanya kepada orang asing yang meminta video itu, ‘Anda suka anak umur 12 sampai 13?’ dan ia menjawab oke saja dengan itu,” katanya.
“Yang dia inginkan dari saya hanya mengirim kepadanya video anak-anak sedang berhubungan seks. Ia tak peduli di mana video itu dibuat,” ujarnya.
Ibu tiga anak ini dituntut oleh polisi menjual gambar-gambar porno anak-anaknya sendiri.
Beberapa jemaat gereja kini secara rutin mulai diberi peringatan agar waspada terhadap tanda-tanda kejahatan seksual daring terhadap anak-anak.
Persoalan ini diakibatkan oleh kemiskinan, sekalipun seorang pastor dari daerah miskin di pinggiran Manila, Stephen Gualberto, mengatakan kemiskinan bukan alasan.
Baca Juga : Demi Antar Anak Sekolah, Begini Cara Para Orangtua Seberangi Sungai yang Tak Ada Jembatannya
Ia menggambarkan kejahatan ini “memuakkan”, bahwa para orang tua “terlibat melacurkan anak-anak mereka di depan kamera,” seraya membantah pernyataan bahwa mereka tak punya pilihan karena miskin.
“Selalu ada pilihan, dan Anda tak perlu menjual anak supaya keluarga Anda bisa bertahan hidup,” katanya.
Awal tahun ini kepolisian Filipina telah membentuk pusat penangkalan kejahatan terhadap anak-anak di ibu kota, Manila, utuk memerangi masalah yang terus meningkat.
Pusat ini didukung bantuan dana dari kepolisian Inggris dan Australia.
Namun Menteri Muda Komunikasi Filipina Lorraine Badoy mengakui kepada BBC, “Menurut saya kami tak menghasilkan pengaruh penting karena kejahatan ini sangat tersembunyi.”
Ia menyatakan “khawatir mengenai dampak sosial dari anak-anak yang terluka seperti itu dan mengapa Orang barat dituding ‘sebabkan peningkatan video seks anak-anak di Filipina.