PELANGI99 LOUNGE – Jenis Tes Kesuburan untuk Perempuan. Siapa pun yang berencana membangun sebuah keluarga, kesulitan hamil, atau ingin mengetahui informasi seputar kesuburan akan mendapat manfaat dari tes kesuburan.
Tes kesuburan bertujuan untuk menilai apakah seseorang memiliki masalah yang dapat memengaruhi kemampuannya dalam mendapatkan keturunan. Sekitar satu dari enam pasangan mengalami kesulitan untuk hamil. Jadi, mendapatkan diagnosis sesegera mungkin penting untuk memperoleh pengobatan yang tepat.
Tes kesuburan untuk perempuan dan laki-laki tidaklah sama. Di sini, kita akan membahas beberapa jenis tes kesuburan untuk perempuan.
Anti-Müllerian hormone
Anti-Müllerian hormone (AMH) adalah hormon yang disekresikan oleh sel-sel dalam kantung telur (folikel) yang sedang berkembang. Tingkat AMH dalam darah perempuan umumnya merupakan indikator yang baik mengenai berapa banyak sel telur yang tersisa di ovarium atau “cadangan ovarium” serta ukurannya.
Tes AMH memberi kamu gambaran tentang jumlah sisa telur dan jumlah tahun subur yang mungkin kamu miliki, tetapi tes ini tidak bisa memberi tahu kamu banyak tentang kualitas telur-telur tersebut.
Prosedur tes AMH cukup sederhana, bisa dilakukan kapan saja selama siklus menstruasi, dan hasilnya dapat diketahui di hari yang sama. Penggunaan pil KB juga tidak memengaruhi hasil tes. Jika hasil menunjukkan tingkat AMH yang rendah, dokter akan mendiskusikan rencana perawatan.
Histerosalpingografi (HSG)
Histerosalpingografi (HSG), juga disebut sebagai tubogram, adalah pemeriksaan saluran tuba dan rahim menggunakan serangkaian sinar-X. Sinar-X diambil setelah dokter menyuntikkan pewarna cair ke dalam vagina.
Dapat membantu mengetahui adanya penyumbatan pada saluran tuba atau ketidaknormalan pada rahim. Tes ini biasanya di lakukan setelah menstruasi.
Tes cadangan ovarium
Bertujuan untuk menilai jumlah telur yang di miliki seorang perempuan di ovariumnya. Tes ini mungkin melibatkan USG atau tes darah.
Ini direkomendasikan untuk perempuan yang berisiko tinggi memiliki cadangan ovarium yang habis. Risiko-risiko ini meliputi:
- Diagnosis infertilitas yang tidak dapat di jelaskan.
- Usia di atas 35 tahun.
- Memiliki riwayat keluarga menopause dini.
- Pernah menjalani operasi reproduksi sebelumnya.
- Hanya memiliki satu ovarium.
- Pernah menjalani kemoterapi atau pengobatan dengan agen toksik sebelumnya.
Laparoskopi
Prosedur laparoskopi di lakukan dengan memasukkan laparoskop ke dalam perut untuk memberikan pandangan tentang rahim, saluran tuba, dan ovarium.
Jika di temukan adanya kelainan, seperti endometriosis, jaringan parut, atau perlengketan (adhesi) lainnya, kelainan tersebut dapat di hilangkan dengan laser.
Tes ini di lakukan di bawah anestesi umum. Penting untuk mengonfirmasi bahwa kamu tidak hamil sebelum melakukan tes ini.
Follicle-stimulating hormone
Follicle-stimulating hormone (FSH) adalah hormon yang di produksi oleh kelenjar pituitari. FSH berperan merangsang pertumbuhan folikel di ovarium sebelum pelepasan sel telur. FSH yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menyebabkan masalah dengan pembuahan.
Tes FSH dapat membantu menilai apakah seorang perempuan memiliki masalah infertilitas dan siklus menstruasi yang tidak teratur. Ini juga dapat mendiagnosis adanya masalah pada kelenjar pituitari atau penyakit yang berkaitan dengan ovarium.