PELANGI99 – Kisah ini terjadi beberapa tahun yg lalu, ini bermula saat aku sedang membantu sahabatku yg sedang melaksanakan persiapan pernikahannya di rumahnya. Lazimnya acara pernikahan pasti banyak orang yg turut membantu keluarga sahabatku itu, dari mulai tetangga sampai teman-teman bermain sahabatku itu. Perkenalan Singkat Membawa ke Malam Panjang
Dari sekian banyak orang yg membantu itu ada salah seorang wanita yg menarik perhatianku. Wanita ini memakai gaun pesta yg sangat anggun dan seksi, dia memakai gaun terusan warna ungu dengan blahan rok memanjang hingga sampai ke pertengahan phanya.
Bila dia berjalan pasti kulit mulus phanya sekilas mengintip, membangkitkan garah siapapun yg melihatnya, terutama aku sendiri. Wajahnya biasa saja tapi karena kulitnya putih mulus membuat ga*rahku bangkit, aku berkhayal seandainya aku bisa menyentuh kulit mulusnya itu aku pasti akan melakukan apapun yg diminta.
Aku berusaha mencari tahu siapa gerangan wanita itu. Rupanya dia adalah adik mamanya, umurnya kutaksir sekitar 30 thn-an dan dia telah mempunyai putra 2 orang. Suaminya tidak bisa hadir karena sedang mengurus bisnisnya di luar kota. Aku sering meliriknya terutama saat dia berjalan, putih phanya menyilaukan mataku dan membangkitkan garahku.
Perkenalan Singkat
Rupanya diam2 dia mengetahui kalau aku sering mencuri2 pandang terhadapnya. Suatu saat aku terpergok dirinya saat aku sedang melirik ke blahan dd*nya yg sedikit telihat dari luar gaunnya, spontan aku sangat malu dan takut seandainya dia marah lalu mengadukan perbuatanku itu pada keluarga sahabatku itu, duuh malunya aku seandainya dia lakukan itu. Perkenalan Singkat
Tetapi rupanya dia tidak marah, malah justru tersenyum saat dia mengetahui aku sedang mencuri pandang ke arah bagian tubuhnya. Bukan main senangnya hatiku saat mengetahui dia tidak marah karena kenakalan mataku, mudah2an ini pertanda baik bagiku, batinku berkata.
Aku mencari cara agar aku bisa berdekatan lalu berkenalan dengannya, tapi karena keadaan yg serba sibuk saat itu membuatku tidak mempunyai kesempatan untuk mendekatinya. Akhirnya kesempatan itu tiba saat aku diminta tolong oleh mamanya sahabatku untuk mengambilkan pesanan kue di toko langganan mamanya, dan yg membuat hatiku bersorak adalah kala mamanya menyuruh adiknya untuk mengantarku ke toko kue itu.
Dengan menggunakan mobilnya kami berangkat hanya berdua, wah kesempatan emas nih, sorak batinku dalam hati. Dalam mobil aku ingin memulai pembicaraan dan berkenalan dengannya tapi entah mengapa bibrku terasa kelu, aku jadi serba salah karena selama di mobil phanya yg putih bersih tersingkap sebagian karena bentuk blahan gaun dan posisi duduknya yg seakan2 sengaja membiarkan phanya terbuka.
Sesekali aku melirik ke arah phanya dan tanpa terasa adikku perlahan mulai bangkit, ini membuatku jadi salah tingkah. Dia rupanya diam2 juga memperhatikan tingkah lakuku dan semakin menggoda diriku dengan gerakan kakinya yg membuat blahan gaunnya semakin lebar terbuka, membuat p*hanya semakin kian terlihat olehku.
“Hayo, tadi liatin apa waktu di rumah?” ucapnya memecahkan keheningan.
Aku yg mendapat pertanyaan itu sontan memerah, aku tersipu tapi pura2 tidak mengerti apa maksud pertanyaanya itu.
“Kamu nggak usah bohong deh ama mbak, mbak tau kok tadi kamu ngelirik ke arah mbak terus, emang ada yg aneh ya..?” pancingnya kepadaku.
“Emm, nggak kok mbak, eh gimana ya mbak, aduh aku jadi nggak enak kalau mau terus terang ama mbak, takut mbak marah nanti” jawabku kikuk karena aku takut dia marah bila dia tau aku bernfsu oleh tubuhnya yg indah itu. Dengan tertawa kecil dia mendesakku untuk mengatakannya, akhirnya dengan sedikit malu2 aku berterus terang bahwa aku suka melihat phanya yg putih mulus itu.
Selesai berkata begitu aku menjadi tambah gugup karena aku takut dia akan marah mendengar penjelasanku tadi. Tetapi dia hanya tertawa lalu tanpa kuduga sama sekali dia lalu berkata,
“Emang kamu belum pernah megang pha cewek, kalau kamu mau megang phaku pegang aja tapi nggak boleh ngelantur megangnya ya..” katanya sambil tersenyum padaku. Perkenalan Singkat
“Bener nih mbak, mbak nggak marah..” jawabku memastikan ucapannya.
Dia tidak menjawab tapi tangannya langsung bergerak meraih tanganku lalu meletakkannya di phanya. Aku yg mendapat perlakuan seperti itu sontan menjadi lebih berani, kubelai phanya dan kurasakan kulit mulusnya yg hangat menyentuh telapak tanganku.
Kubelai2 phanya dan sesekali kuremas gemas, lalu perlahan tanganku menelusup ke balik gaunnya merayap naik ke arah selangkngannya. Saat ujung jariku menyentuh kain penutup bagian paling senstifnya, kudengar lenguhan tertahannya.
Aku menjadi semakin lupa diri, tapi saat jariku mulai menyentuh bibr v*ginanya yg telah membasah, dia menahan tanganku lalu memberi isyarat keluar. Rupanya kami telah tiba di tujuan.
Setelah merapikan gaunnya yg sedikit berantakan karena kenakalan tanganku tadi, kami beranjak keluar dari mobil lalu menuju ke toko kue langganan mama temanku dan mengambil kue pesanannya. Dalam perjalanan pulang kembali ke rumah temanku aku ingin mengulang kembali usahaku tadi yg sempat terhenti,
Tetapi dengan halus dia menolakku dan mengatakan nanti saja lain hari dia akan mengajakku ke rumahnya guna menuntaskan hasrat kami yg sempat tertunda hari ini. Aku sangat senang mendengar ucapannya, lalu kucum pipinya dengan penuh garah. Dia hanya tertawa kecil mendapat perlakuanku itu.
Selama perjalanan kami hanya berbicara seadanya tapi tanganku sesekali mengelus pha mulusnya dan tangannya sempat beberapa kali meremas kejnt*nanku seakan tak sabar ingin menikmatinya. Namanya Santi, dia mengaku sering merasa kesepian karena suaminya jarang berada di rumah, suaminya adalah seorang pebisnis sukses yg mempunyai beberapa anak perusahaan sehingga dia lebih sering berada di luar rumah mengurus bisnisnya ketimbang istrinya yg seksi ini.
Lalu kita saling bertukar nomer telepon dan dia berjanji akan menghubungiku nanti bila saatnya tepat. Setelah kejadian itu aku selalu teringat akan dirinya dan berharap dia akan mengajakku main ke rumahnya lalu berc*nta dengannya, aku tidak berani menghubunginya karena aku takut bila ada suaminya di rumahnya aku takut rencanaku bisa berantakan bila ketauan dengannya. Perkenalan Singkat
Akhirnya Sinta menghubungiku, saat itu aku baru mandi pagi dan sedang bersiap akan keluar mencari pekerjaan karena saat itu aku masih pengangguran. Dia mengundangku untuk ke rumahnya, dia bilang anak2nya sedang sekolah dan pembantunya sedang pulang ke kampungnya kemarin menengok anaknya yg sakit.
Saat ini dia sedang sendirian di rumah dan mengajakku memanfaatkan waktu yg ada bersama. Bukan main senangnya hatiku, dengan bergegas aku berpamitan pada orang tuaku, kukatakan aku akan pergi melamar kerja seperti biasanya. Singkat cerita sampailah aku di alamat rumah yg diberikannya, dia tinggal di sebuah komplek perumahan elit.
Kulirik sesaat jam tanganku, jam 9 kurang, berarti ada waktu beberapa jam sebelum putra2nya pulang dari sekolah, pikirku. Kupencet bel rumahnya, lalu tak lama kemudian dari rumah itu terdengar sebuah suara yg kukenal tapi sosoknya tidak keluar rumah, yg menyuruhku untuk langsung masuk dan mengunci kembali pagar depan rumahnya.
Setelah mengunci pagar aku langsung bergegas masuk ke rumahnya. Saat aku telah berdiri di hadapannya barulah kusadari ternyata dia hanya memakai gaun tidur yang sangat merangsng. Warnanya hitam dan ukurannya sangat pendek hingga sebagian phanya dapat terlihat jelas olehku, dan yg paling membuatku bern*fsu adalah ternyata dia tidak mengenakan apa2 lagi di balik gaunnya itu.
Itulah sebabnya dia tadi tidak membukakan pagar rumahnya dan hanya berteriak menyuruhku masuk, rupanya dia telah merencanakan semua ini, batinku berkata. Lalu tanpa dikomando kami bergerak saling rangkul dan bibrnya adalah sasaran pertamaku. Kami bercuman dengan sangat panas, l*dah kami saling berbelit di dalam rongga mulut kami.
Tangannya erat merangkul pinggangku, tangan kananku mengelus punggungnya dan tangan kiriku meremas bkngnya gemas. Sekitar lima menit-an kami bercmbu dengan posisi itu sampai dia melepaskan pagtannya pada bib*rku lalu menyeretku menuju kamarnya yg terletak di tengah. Perkenalan Singkat
Setelah menutup dan mengunci pintu kamar dengan nafas memburu dia lalu mulai mempreteli bajuku satu persatu sampai tak tersisa, akupun tak mau kalah kulepaskan gaun tidurnya sampai kami sama2 polos tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami.
“Wow gede banget kntlmu Lingga, mbak pengen banget ngerasain kntlmu ini..” katanya sambil meraih kntlku dan dengan cepat diklumnya. Aku hanya mendesh lirih saat bibr dan lidahnya bermain di kejntnanku, kadang aku meringis nikmat saat ldahnya dengan lincah menggelitik ujung kntlku, membuat kejntnanku semakin keras menegang.
Kepalanya bergerak liar maju mundur kadang berputar di kejntnanku, menimbulkan sensasi nikmat yg sukar kuungkapkan dengan kata2. Sekitar 15 menit dia menglum kntlku, lalu dia berdiri dan menglum bib*rku, kemudian dia beranjak ke ranjang, duduk di tepian ranjang sambil membuka kakinya lebar2.
Aku mengerti keinginannya lalu aku berjongkok di depannya, kupandangi sejenak vginanya sambil jariku merba kltorisnya yg kulihat telah berdiri mengacung.
Dengan gerakan cepat dan tiba2 aku langsung menerkam kltorisnya dengan kedua bibrku lalu menguncinya erat. Lenguhannya keras terdengar saat aku lakukan itu.
“Aah sayang..kamu nakal ya, kamu ja..eugh” ucapannya terputus saat ldahku dengan gerakan cepat menyapu kltorisnya, kadang kutekan kepalaku ke arah vginanya dan kutempelkan ldahku pada v*ginanya rapat,
Lalu dengan gerakan cepat kugerakkan kepalaku berputar dengan posisi ldahku masih erat menempel di kltorisnya. Lenghan dan erngannya semakin keras tersengar memenuhi seluruh ruang, nafasku dan nafasnya sudah sama2 memburu. Vginanya semakin basah, cairan dari dalam vginanya bercampur dengan air ldahku membuat vginanya berkilat tertimpa cahaya lampu.
“Udah sayang..masukkan kntlmu, aku udah nggak tahan, aku mau..ughh..” rntihnya sambil tangannya menarik tubuhku naik, berharap aku segera memasuki tubuhnya. Tapi aku sengaja bertahan, aku ingin dia merasakan orgsme pertamanya dari permainan ldah dan bibrku.
Kugencarkan seranganku pada vginanya sampai kurasakan tiba2 tubuhnya menegang kaku, kedua phanya erat menjepit kepalaku dan tangannya kuat meremas sprei.
Matanya rapat terpejam dan bibrnya setengah terbuka menggumamkan erngan lirih. Aah rupanya dia telah mendapat org*sme pertamanya, pikirku senang.
Kupandangi wajahnya yg penuh keringat, kuseka keringat yg menetes di wajahnya lalu kukecup dahinya lembut. Mendapat perlakuanku itu matanya terbuka lalu bibrnya tersenyum, sambil mencubitku gemas dia memelukku erat. “Kamu nakal ya, kamu bikin mbak keluar bukan pake kntlmu gede itu tapi malah pake bibrmu yg memble itu..” cibirnya seraya mencubit gemas pipiku.
“Tapi rasanya sama enak kan mbak” sahutku sambil meremas lembut ddnya.
Dia mencubit pipiku lagi lalu berkata, “Ternyata kamu pinter juga ya, hayoo ketauan kamu sering begituan ama cewek yaa..” selidiknya sambil memasang muka masam. Perkenalan Singkat
“Aah nggak kok mbak, aku cuma sering nonton film B*, jadi aku tau gimana cara muasin cewek” balasku menangkis tudingannya.
“Udah nggak apa2 kok, mbak malah senang kamu udah pinter, kan mbak nggak perlu ngajarin kamu lagi kan, naah sekarang mbak mau ngerasain kntlmu itu sayang..” sahutnya sambil tangannya meremas kntlku yg masih tegang dengan gemas.
Mendengar ucapannya itu aku langsung mencum ddnya, kucumi kedua paydaranya dengan lembut tapi putng ssnya sengaja aku tidak lmat, hanya aku sentuh dan gesek dengan bibrku sambil sesekali kugesekkan ujung hidungku pada putng ss*nya yg mulai mengeras.
Dia hanya merntih geli saat kulakukan itu, lalu dengan gerakan cepat dan tiba2 aku menerkam putng ssnya yg sebelah kiri dengan bibrku. Kugigit lembut putngnya dengan bibrku lalu kubuat gerakan memelintir putng ssnya, tubuhnya tersentak sedikit saat kulakukan itu.
Tangannya meremas rambutku lembut, mulutnya menggumamkan kata2 tidak jelas pertanda brahinya mulai beranjak naik lagi. Tanganku bergerak meremas ddnya yg sebelah kanan, lalu kupelintir putng ssnya dengan dua jariku, perlahan kurasakan kedua putng ss*nya makin mengeras.
Tangannya makin kuat meremas kntlku dan kurasakan sedikit sakit saat jarinya meremas kntlku dengan agak kuat, kugeser panttku sedikit agar remasannya pada kntlku bisa sedikit berkurang. Puas bermain di ddnya, kugeser tanganku perlahan menuruni tubuhnya, kurba perutnya yg masih rata tanpa lemak walau sudah pernah melahirkan lalu semakin turun ke bawah ke arah v*ginanya.
Kakinya semakin dilebarkan saat jemariku sampai di daerah paling senstif di tubuhnya. Jari telunjukku kuletakkan tepat di atas kltorisnya dan jri tngahku menyentuh permukaan bibr vginanya yg telah mulai membasah lagi. Kugerakkan kedua jariku berirama dan kuhsap kuat2 putng ssnya, perlakuanku itu membuatnya makin tidak mampu menahan diri. Tiba2 dia mendorong tubuhku lalu dengan cepat dia menaiki tubuhku.
“Kamu nakal..awas ya sekarang giliran kamu kubikin lemes..” ucapnya sambil memegang kntlku lalu diarahkannya ke arah vginanya yg telah merekah basah. Setelah dirasa pas lalu dia menekan pinggulnya perlahan, erngan nikmat keluar dari mulut kami bersamaan saat kulit kel*min kami mulai bersentuhan, nikmat sekali.
Karena vginanya telah sangat basah maka dengan mudah seluruh kntlku dapat masuk ke dalam vginanya, lalu pinggulnya mulai bergerak naik turun dengan cepat. Kuimbangi gerakan naik turunnya dengan arah berlawanan, jadi pen*trasi yg terjadi semakin dalam dirasakannya. Perkenalan Singkat
Kuremas kedua payudaranya yg bergelantungan di atas tubuhku, kupilin putng ssnya kadang kutarik lembut hingga membuatnya makin tak mampu menahan diri. Beberapa menit kami melakukan ini, aku berusaha bertahan untuk tidak keluar terlebih dulu, karena aku ingin memberinya kepuasan ganda hari itu.
“Uugh sayang, aku mau keluar lagi..eempf..” rntihnya, tangannya kuat mencengkeram ddku dan kurasakan kukunya mencakar kulit dd*ku.
Mendengar rintihan nikmatnya membuatku tak mampu lagi menahan diri, aku juga mulai merasakan adanya aliran yg semakin kuat membuncah di kntlku seakan ingin meledak.
“Aah mbak..Santii..aku juga..aahh..” ucapku tersendat saat air mniku tak mampu lagi kubendung menyemprot kuat di dalam vginanya.
Kami saling berpelukan erat menikmati sisa orgsme yg kami rasakan, kntlku masih tertancap kuat di dalam vginanya. Bibirku dan bib*rnya saling melumat, dengan mata terpejam kami menikmati sensasi nikmat ini. Setelah rasa nikmat itu mulai mereda, tubuhnya bergulir lunglai ke sisiku. Kami memandangi langit-langit kamar. Perkenalan Singkat