Uncategorized

Hidup di Antara Pesona Ibu Ibu Muda Kosan

MARIOQQ – Sebut saja nama saya Robi, saya adalah seorang laki-laki single berumur 21 tahun , saya mempunyai tinggi 172 cm dan berat badan 68 kg. Status saya saat itu adalah sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu di salah satu PTN di daerah saya. Hidup di Antara Pesona Ibu Ibu Muda Kosan

Saat itu, saya tinggal disebuah rumah kos yang berjumlah 5 kamar. Kebetulan saya berada pada kamar yang pertama. Jika dibandingkan dengan teman-teman saya, saya tergolong lelaki yang bersifat pemalu dan kurang pergaulan. Saya tipe orang yang suka berada di kos daripada harus nongkrong dan bergaul dengan teman-teman kuliah saya.

Untuk mengibur diri di kosan, terkadang saya sering menonton film Prn untuk menghilangkan rasa bosan sekaligus untuk memuaskan brhiku. Ketika saya menonton Film Prn8 titik akhir dari kegiatan itu adalah dengan bernani.

Okey, sekarang kita lanjutkan pada pengalaman cerita s*x pertama saya yang berawal dari tempat kos dimana saya tinggal saat itu. Kos-kosan yang saya tinggali ditempati oleh beberapa penghuni kos. Disebelah saya adalah kamar no 2, disana ditinggali oleh seorang wanita muda berumur 25 tahun bernama Irma.

Dengan perkiraan saya, tinggi Irma 162 cm, berat bdan 52 kg dan dia telah bersuamikan seorang supir pribadi. Dengan usia Rumah tangga-nya yang sudah 5 tahun, saat itu Irma dan suaminya belum juga mendapat seorang anak. Kamar no 3 ditempati oleh seorang wanita berusia 35 tahun, tinggi 163, berat badan 61 kg yang bernama Intan.

Intan ini juga sudah berumah tangga, dia memiliki 2 orang anak perempuan. Dari sinilah awal dari cerita mes*mku para pembaca. Seperti biasa pada pagi hari semua penghuni kos sibuk dibelakang, mereka rata-rata mempunyai kegiatan mandi, dan mencuci pakaian.

Perlu diketahui bahwa kondisi di rumah ini memiliki 5 kamar mandi terpisah dari rumah dan 2 buah sumur. Saya yang sudah terbiasa mandi paling pagi sedang duduk santai sambil nonton Televisi. Ketika sedang asik menonton Televisi, tiba-tiba saat itu terdengar olehku gemercik air seperti orang sedang mandi.

Semula sih biasa saja, tapi lama kelamaan penasaran juga saya dibuatnya. Ketika itu Saya mencoba melihat dari balik celah kamar belakang rumahku. Beuhhhh… Saat itu saya benar-benar kagum setelah saya melihat Teteh Irma yang sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

Saya tidak tahu mengapa dia begitu berani untuk membuka tubuhnya pada tempat terbuka seperti itu. Teteh Irma yang sedikit kurus ternyata memiliki Buah dd berukuran sekitar 34 B dan ternyata Teteh Irma sangat s*ksi sekali para pembaca, pokoknya mantap deh.hhe.

Dengan bentuknya yang kecil beserta putng warna merah jambu untuk orang yang sudah menikah bentuknya masih sangat kencang. Saya terus mengamati dari balik celah kamar, tanpa kusadari btang kejntnanku sudah mulai berdiri.

Semenjak hal itu, saya jadi ketagihan untuk selalu mengintip jika ada kesempatan. Keesokan harinya, saya masih sangat terbayang-bayang akan bentuk tubuh Teteh Irma. Hari itu adalah hari minggu, dan saya sedikit kesiangan. Ketika saya keluar untuk mandi, saya melihat Teteh Intan sedang mencuci baju.

Dengan posisinya yang menjongkok terlihat jelas olehku. Saat itu belhan Buah ddnya yang terlihat sudah agak kendor tapi berukuran 34 C hampir sama dengan Teh Irma. Kembali btang Kejntnanku tegang dan seperti biasa saya melakukan on*ni di kamar mandi.

Singkat cerita 2 hari kemudian terjadilah keributan yang terdengar oleh saya, ternyata setelah saya keluar, keributan itu berasal dari Teteh Intan yang sedang bertengkar hebat dengan suaminya. Saat itu dia menangis dan kulihat suaminya langsung pergi entah kemana. Hidup di

Saya yang kebetulan berada disitu tidak bisa berbuat apa-apa. Yang ada dipikiranku adalah apa sebenarnya yang sedang terjadi. Pada keesokan harinya Teteh Intan pergi dengan kedua anaknya yang katanya kerumah nenek, dan kembali sorenya.

Sore itu saya baru akan mandi, begitu juga dengan Teteh Intan. Setelah selesai saya langsung buru-buru keluar dari kamar mandi karena kedinginan. Diluar dugaanku ternyata saya menabrak sesuatu yang ternyata adalah Teteh Intan. Keadaan waktu itu sangat gelap (mati lampu) sehingga kami saling bertubrukan.

Menerima tubrukan itu, Teteh Intan hampir jatuh dibuatnya. Secara reflek saya langsung menangkap tubuhnya. AduH! Tenyata saya tanpa sengaja telah menyentuh Bah dd*nya.
“ Aduh… maaf… maaf Teh, saya tidak sengaja “ , kata-ku.
“ Nggak, nggak pa pa kok, wong saya yang nggak liat “ , jawab-nya. Hidup di

Sejenak kami terdiam dikeheningan yang pada saat itu sama-sama merasakan dinginnya angin malam. Tanpa dikomando, tubuh kami kembali saling berdekatan setelah tadi sempat malu karena kecerobohan kami berdua. Saya sangat degdegan dibuatnya dan tidak tahu harus berbuat apa pada posisi seperti ini.

Sepertinya Teteh Intan mengetahui bahwa saya belum pengalaman sama sekali. Dia kemudian mengambil inisiatif dan langsung memegang kejntan saya yang berada dibalik handuk, “ Uhhhh… Ssss… Aghhh… “ , desh nikmatku.

Belum selesai saya merasakan beladian tangannya, tiba-tiba ujung Kejntnanku terasa disentuh oleh benda lembut dan hangat. Teteh Intan sudah berada dibawahku dengan posisi jongkok sambil menglum Kejntnanku. “ Oouhhh… terus Teh… Ssss… . Aghhh… Enak Teh… Oughhhh… “ , deshku.

Sekarang saya sudah telnjang bulat dibuatnya. 5 menit sudah Kejntnanku diklum oleh Teteh Intan. Saya yang tadi pemalu sekarang mulai mengambil tindakan. Teteh Intan saya perintahkan untuk berdiri dihadapanku dan langsung k*lumat bibinya dengan lembut.

“ Ssss… Aghhhh… . oughh… ”, desh-nya ketika bibr kami saling berpgutan satu sama lain. Cumanku sekarang telah berada pada lehernya, aroma sabun mandi yang masih melekat pada tubuhnya menambah garahku, “ Sss… Aghhh… terussss Rob… Ughhhh… “ , desh nikmat Teh Intan.

Saat itu kepalanya menghadap keatas karena menahan nikmat. Kini tiba saat yang kutunggu. Handuk yang masih menutupi tubuhnya langsung kubuka tanpa hambatan. Secara samar-samar dapat kulihat bentuk Bah ddnya. Kurmas dan kukecup dengan lembut dan,
“ Aow… . Sss… uhhhh.. .terusss Rob… . Sss.. aghhh… “ , des*h Teh Intan menahan nikmat.

Sambil terus menccipi bagian tubuhnya akhirnya saya sampai juga didaerah Kewnitan-nya. Saat itu saya sedikit ragu untuk memcicipi Kewnita-nya yang sudah sedikit basah itu. Seperti difilm Prn* saya mencoba mempraktekkan gaya melmat Kejnt*nan wanita. Kucoba sedikit dengan ujung lidahku, rasanya ternyata sedikit asin dan berbau amis.

Tetapi itu tidak menghentikanku untuk terus menjil*tinya. Semakin lama rasa jijik yang ada berubah menjadi rasa nikmat yang tiada tara, Hidup di
“ Ssss… . Oughhh… . teruss Rob… auwwww… Enak sekali Rob… Ahhh… “ , Desah The intan semakin menjadi saja.

Saat itu Teh Intan tak mampu menahan nikmat dari jiltan maut saya yang sesekali kuiringi dengan memasukkan jariku ke Kewnit*an-nya.
“ Oughhh… Te… Teteh mau keluar Rob… aghhhh… “, ucap nikmat-nya.

Tanpa kusadari tiba-tiba keluar cairan kental dari vgin nya yang belakangan kutau bahwa itu adalah cairan wanita. Saya belum berhenti dan terus menjilti Kewnitanya sampai bersih. Puas saya menjilti Kewnitannya kemudian langsung saya angkat dia kedalam rumahnya menuju kamar tidurnya.

Aduh… benar-benar tak habis pikir olehku, wanita segede ini bisa kuangkat dengan mudah. Setelah sampai dikamarnya saya langsung terbaring dengan posisi terlentang. Teteh Intan tanpa diperintah sudah tahu apa yang kumau dan langsung mengambil posisi berada di atas saya.

Saya yang berada dibawah saat itu sengaja tidak berbuat apa-apa dan membdiarkan Teteh Intan mengambil inisiatif untuk memuskanku. Teteh Intan langsung memegang Kejntnanku dan mencoba memasukkannya kedalam Kewnitan-nya. “ Zlebbbb…”, tanpa hambatan saat itu btang kejntnanku-pun tenggelam seluruhnya didalam l*ang kenikmatan Teteh Intan.

Saya hanya terpejam merasakan Kejntnanku seperti diperas-peras dan hangat sekali rasanya. Saya tak menyangka bahwa kenikmatan berstubuh dengan wanita lebih nikmat dibanding dengan saya beronni. Teteh Intan mulai menggnjot panttnya secara perlahan tapi pasti. “ Eughhhh… Ssss… aghhh… oughhhh… ”, des*hku.

Saat itu Teteh Intan terus melakukan gerakan yang sangat ertis. Deshan Teteh Intan membuatku semakin bernfsu ditambah dengan Buah ddnya bergoyang kesana-kemari. Rupanya saya tak bisa lagi tinggal ddiam. Saya berusaha mengimbangi genjtan Teteh Intan sehingga irama genj*tan itu sangat merdu dan konstan. Hidup di

Tangankupun tidak mau kalah dengan panttku. Saya berusaha mencapai kedua Buah dd* yang ada didepan matsaya itu.Wow, indahnya pemandangan ini , kata-ku dalam hati. Tidak puas dengan hanya menyentuh Buah dd Teteh Intan, saya langsung mengambil posisi duduk sehingga Buah dd Teteh Intan tepat berada didepan wajahku.

Kembali saya melmat putngnya dengan lembut kiri dan kanan bergantdian.
“ Aghhh… aghhh… . aghhh… oughhh… Sss… Aghhh… ”, des*h Teh Intan kelihatannya tak tahan menahan nikmat dengan permainanku ini. Hidup di

Lama-kelamaan genjtan Teteh Intan semakin cepat dan saya, “ Ughhh… Sss… Aghhh… aku kelur… aghhh… oughhh… ”, deah Teh Intan. Teh Intan akhirnya mencapai orgsme utnuk kedua kalinya. Sedangkan saya saat itu belum apa-apa, dan saat itu saya sempat merasa kesal karena tidak bisa org*sme secara bersamaan.

Seketika itu saya langsung meminta Teteh Intan untuk kembali menglum Kejntnanku. Teteh Intan yang sudah mendapat kepuasan dengan semangat menglum dan menjilti Kejntnanku, “ Ssss… Ssss… aghhhh… ouhhh ”, kata-ku ketika Teteh Intan semakin mempercepat kluman dan kockannya pada Kejnt*nanku.

Sepertinya dia ingin segera memuaskanku dan menikmati air kejntnanku. Kira-kira sekitar 5 menit Teh Intan mengklum, “ Aghhh… ouhhh… Crotttt… Crotttt… Crotttt… Crotttt…

Saat itu Teteh Intan tidak berhenti dengan klumannya. Dia menjilti seluruh sp*rmaku hampir tak tersisa. Saat itu sebenarnya saya sangat ngilu dibuatnya tapi sungguh masih sangat nikmat sekali. Setelah merasakan kepuasan yag tiada tara kami langsung jatuh terkulai ddiatas kasur.

Teteh Intan tampaknya sangat kelelahan dan langsung tertidur pulas dengan keadaan tel*njang bulat. Saya yang takut jika ketahuan orang, saat itu juga saya langsung keluar dari kamar tersebut lalu mengambil handuk dan kembali ke rumah. Hidup di

Ketika saya baru akan keluar dari rumah Teteh Intan, alangkah terkejutnya saya ketika dihadapanku ada seorang wanita yang kuduga sudah berdiri disitu dari tadi dan menyaksikan semua permainan S*x kami. Lalu dia, “ Emmmm… Ehemmm…”, suara Teh Irma. Setelah aku melihatnya ternyata dia tidak lain adalah Teh Irma.

“ Permisi Teteh, saya mau masuk dulu ”, kata-ku pura-pura tidak ada apa-apa.
Saat itu dengan berjalan secara teburu-buru saya langsung menuju rumahku untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan dari Teh Irma. Ketika saya akan masuk dengan tiba-tiba Teh Irma, “ Robi !!! Berhenti… !!! “ , ucap Teh Irma.

Mendengar perkataan Teh Irma, saat itu saya langsung panas dingin dibuatnya. Dalam hatiku berkata jangan-jangan dia akan melaporkanku pada Kepala Desa, aku harus bagaimana nih, bisa-bisa aku diarak orang satu kampung. Lalu akupun memberanikan menjawab Teh Irma,

“ I… ii… Iya Teh… a… aa… ada apa ya Teh “ , ucapku dengan terbata-bata.
Teteh Irma langsung mendekat kepadaku dan berkata,
“ Eh kamu Rob, tadi kamu ngapain aja sama Teh Intan, Teteh bakal laporkan kejadian tadi pada suami Teh Intan dan kepala desa ya !!! “ , ancam Teh Irma kepadaku. Hidup di

“ Ja… Jangan Teh, tolong jangan lakukan itu. Kami melakukan hubungan tadi atas dasar suka sama suka Teh… Tolong jangan laporkan kami Teh, kumohon Teh…”, ucapku memelas kepada Teh Irma.
Ketika suasana saat itu terasa menegangkan untuk saya, tiba-tiba Teteh Irma,“ Hahahahahhaha…”, Tawa Teh Irma.

Seketia itu saya semakin bingung dibuatnya karena mungkin Teteh Irma punya dendam dan sekarang berhasil memjawabkannya. Lalu dia berkata padaku,
“ Udah kamu nggak usah takut Rob, pokoknya sekarang kamu tetap berdiri disitu dan jangan sekali-kali bergerak kemanapun, Okey !!!”, ucapnya kepadaku.

“ Sebenarnya mau teteh apa ??? Teteh mau melaporkan saya atau takut kalau saya lari “ , kata-ku dengan perasaan bingung dan takut. Hidup di

Tanpa menjawabku, Teh Irma saat itu semakin mendeka padaku. Setelah tidak ada lagi jarak diantara kami, tiba-tiba tangan Teteh Irma langsung melepas handuk yang saya kenakan tadi, sehingga sat itu saya kembali tel*njang bulat lagi, lalu, Hidup di

“ Teteh jangan apa-apakan kejntnanku ya…” , kata-ku.
“ Nggak Rob, kamu tenang aja ”, jawab-nya.
Tidak kusangka saat itu Teteh Irma langsung berjongkok dan mulai mengocok Kejntnanku begitu saja,
“ Aghhhh… oghhhh… Ssss… Aghhh… ”, des*hku.

Saya yang tadi-nya lemas, sekarang saya bergarah lagi karena kockan Teteh Irma. Belum lagi saya selesai merasakan nikmatnya kockan lembut dari tangan Teteh Irma, saya kembali merasakan ada benda lembut, hangat dan basah menyentuh kepala Kejnt*nan saya.

Saya langsung tahu bahwa itu adalah kluman dan jiltan dari mulut Teteh Irma setelah tadi saya merasakannya dengan Teteh Intan. Kluman dan jiltan Teteh Irma ternyata lebih nikmat dari Teteh Intan. Saya bertaruh bahwa Teteh Irma telah melakukan berbagai macam gaya dan variasi dengan suaminya untuk memperoleh keturunan.

“ Ssss… aghhhh… oughhhh… aow… aduhh… Ssss… Aghhhh… ”, deshku menahan hebatnya kluman Teteh Irma.
Kira-kira sekitar10 menit saya diklum olehnya, sekarang giliran teteh Irma telah berganti posisi dengan menngging. Panttp-nya yang kecil namun berisi itu sekarang menantangku untuk ditsuk segera dengan rud*lku…

“ Rob.. Ayo cepetan… !!! kamu sudah lama kan menginginkan hal ini. Teteh tahu kamu sering ngintip Teteh dari celah kamar itu
Teteh, ayo buruan masukin kejntnan kamu dong !!!”, katanya dengan mesra sembari men*ngging.

Jujur saja, saat itu saya jadi malu dibuatnya bahwa selama ini dia tahu akan perbuatanku. Tanpa pikir panjang saya langsung mencoba memasukkan btang Kejntnanku ke lang kenikmatan Teteh Irma itu. Upzzzzzzz…. meleset deh pada tuskanku pada kewnit*an Teteh Irma yang pertama. Lalu saya kembali mecoba dan blesssssss… pada akhirnya saya berhasil juga.

Setelah kejntnan saya tertanamam dalam kewnitan Teh Intan, Gila nih perempuan, pikirku dalam hati. Ternyata lubng senggma-nya masih sempit sekali, kata-ku dalam hati. Lalu deengan perlahan saya mencoba menggoyangkan pant*tku maju-mundur.

“ Aghhh… aghhh… Sss… oughhh… aghhh… ”, desh Teteh Irma menahan nikmat. Ketika itu saya semakin mempercepat goyanganku karena memang ini adalah gaya favoritku, “ Aghhhh… aghhhh… aghhhh… ooghhhh… ”, desh Teteh Irma semakin terdengar kencang. Hidup di

Hidup di Antara Pesona Ibu Ibu Muda Kosan

Melihat Buah ddnya yang bergelantung dan bergoyang-goyang membuatku ingin mewujudkan impdianku selama ini. Sambil terus menggnjot Teteh Irma saya berusaha mencapai Buah ddnya. Kurmas-rmas dengan garangnya seolah mermas santan kelapa, Hidup di

“ Aowwww… sakitt Rob… aduhhh… Ssss… aghhh… ”, rintih Teteh Irma tak tahan akan permainanku.
Ketiaka itu saya tidak memperdulikannya dan tetap saja menggenjot kewnitanya dengan cepat dan kuat. Blesssssss… masuklah kembali btang kejntnanku kedalam Kewnit*an-nya., lalu,

“ Ssss… Aghhhhhhhhhh…. ”, desh Teteh Irma menahan nikmat lagi. Saat itu saya mulai melmat bibr, mencumi seluruh leher dan kukecup kedua putng susnya yang merah itu,
“ Aghhhh… nikmat sekaali Rob… Oughhh… aghhhh… ”, ucap Teh Irma.

Karena mendapat perlakuan yang demikian bertubi-tubi dari saya, pada akhirnya Teteh Irma tak sanggup lagi menahan orgsmenya, lalu, “ Aku keluarrrr Rob… Ssss… Aghhhh… ”, desh The Irma ketika mendapatkan org*smenya.

Saya yang sedikit lagi juga hampir mendapatkan puncak saya, saat itu saya semakin menggnjot dengan cepat, “ Plak… Plak… Plak… Plak…” bunyi hentakan sodokan antara Kejntnanku dan Kewnit*an Teteh Irma yang sudah sangat becek tersebut.

Tidak lama kemudian saya merasakan ada denyutan-denyutan di ujung btang Kejntnanku dan akhirnya, “ Crottt… Crottt… Crottt… ”, akhirnya tersembur-lah sprma saya kedalam Kewnitan Teteh Irma.

Setelah kami sama-sama mendapatkan klmaks kami, saat itu kami bercuman sambil merasakan sisa-sisa kenikmatan. Sejenak saat itu kami-pun duduk lemas dan bersandar pada tembok. Setelah itu kamipun bergegas kembali kerumah masing-masing. Hidup di

Singkat cerita esok harinya ketika bertemu, kami seolah-olah tidak pernah melakukan apapun. Perlu diketahui para pembaca sekalian, Sejak kejadian itu Teh Intan tidak pernah lagi mau lagi berbicara dengan saya lagi. Sedangkan dengan Teh Irma, terkadang masih melakukan hubungan sx dengan saya ketika dia sedang ingin ataupun sebaliknya ketika saya sedang sangat ingin melakukan hubungan Sx. Hidup di

Singkat cerita sekarang saya sudah selesai kuliah dan tidak lagi tinggal dikos itu. Walaupun saya tidak tinggal disana lagi, jujur dalam hati yang paling dalam, aku masih sangat merindukan untuk kembali kesana agar aku bisa melakukan hubungan s*x dengan Teh Irma ataupun dengan Teh Intan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *