Uncategorized

Kisah Sol Campbell Tinggalkan Tottenham Hotspur dan Gabung Arsenal: Bikin Stres Sampai Latihan Dicemooh Rekan Setim

Fabio Borini, Bursa Transfer 2017, AC Milan

Mantan pemain Timnas Inggris, Sol Campbell, pernah menciptakan salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah sepak bola Inggris. Hal itu terjadi pada 2001, di mana Sol Campbell memutuskan meninggalkan Tottenham Hotspur untuk bergabung bersama Arsenal.

Langkah yang dianggap sebuah pengkhianatan oleh para penggemar Tottenham Hotspur itu tidak hanya mengguncang dunia sepak bola, tetapi juga meninggalkan bebas mendalam dalam karier dan kehidupan pribadi Sol Campbell.

Ketika pindah ke Arsenal, Sol Campbell menghadapi reaksi negatif yang intens, bahkan dari rekan satu timnya ketika berlatih.

Bahkan pemain Arsenal pun mencemoohnya sebagai bentuk persiapan menghadapi ejekan dan kebencian dari suporter Tottenham yang akan dihadapinya. Meski Sol Campbell berusaha tetap tenang dan fokus, situasi itu tetap menegangkan.

Wenger pun Pernah Membahasnya

Foto: 5 Manajer Tercepat yang Mampu Kantongi 500 Poin dalam Sejarah Liga Inggris

Pelatih Arsenal saat itu, Arsene Wenger, menggambarkan suasana sebagai sesuatu yang sangat menyulitkan bagi Sol Campbell. Dalam wawancara dengan media asal Jerman, Wenger bahkan mengungkapkan apa yang terjadi saat latihan.

“Mereka melakukan hal itu dan juga membuat leleucon tentang situasi tersebut. Situasinya sangat stres bagi Sol dan dia memberitahu saya setelah itu mengenai betapa buruknya situasi itu,” ujar Wenger.

Sol Campbell tak bisa bepergian atau makan di tempat umum di London tanpa mengalami kemarahan dari penggemar Tottenham.

“Dia tidak bisa pergi ke tempat-tempat tertentu untuk makan malam atau berjalan bebas di London karena kemarahan penggemar Tottenham,” kisah manajer tim asal Prancis itu.

Transfer yang Mengejutkan

Pesepakbola yang Akhirnya Menelan Ludahnya Sendiri

Sol Campbell yang pada saat itu menjalani kontrak yang hampir berakhir, di perkirakan bakal pindah ke Barcelona atau Inter Milan. Namun, kepindahannya ke Highbury, markas Arsenal, merupakan kejutan yang sangat besar.

Pada saat pengumuman transfer, hanya dua jurnalis yang hadir. Mereka percaya dipanggil untuk pengumuman kiper Richard Wright. Namun, mereka terkejut melihat Campbell sebagai pemain baru Arsenal.

Kembali ke White Hart Lane

Arsenal vs Tottenham

Hari yang di takuti Sol Campbell akhirnya tiba pada 17 November 2001, ketika ia kembali ke White Hart Lane untuk derbi London utara melawan Tottenham Hotspur.

Antisipasi terhadap kedatangannya menciptakan suasana penuh kebencian di stadion. Flyer-flyer di sebarkan di luar stadion meminta penonton untuk menunjukkan kebencian mereka selama satu menit.

Saat Campbell muncul dari terowongan, teriakan dan ejekan yang memekakkan telinga menggema di sekelilingnya. Bendera-bendera dengan label ‘Judas’ diarak, dan proyektil di lemparkan ke arahnya.

Campbell menggambarkan hari itu sebagai “kebencian yang membara” dan mengatakan, “Ada batu yang dilemparkan ke bus, patung saya di bakar, dan semua orang menerimanya, bahkan orang-orang baik di sekitar.”

Ray Parlour, salah satu legenda Arsenal yang juga ikut dalam pertandingan tersebut, menggambarkan situasi di luar stadion sebagai “yang paling menakutkan yang pernah saya alami.”

Refleksi dan Legasi

img_sol_campbell-6.jpg

Meskipun Sol Campbell menghadapi penolakan dan kebencian yang luar biasa, dia tetap bertahan dan menjadi salah satu pemain kunci dalam sukses Arsenal pada periode tersebut, termasuk meraih dua gelar juara Premier League dan Piala FA, serta Invicibles pada musim 2023/2024.

Meskipun dia mengakui bahwa keputusan tersebut sulit, Campbell tidak menyesali langkahnya ke Arsenal, meskipun para penggemar Tottenham Hotspur tetap merasa sakit hati.

Hingga 2023, Campbell masih menghadapi ejekan dan penghinaan dari beberapa penggemar Tottenham. Dia sedih karena perlakuan tersebut.

“Sungguh seolah-olah orang-orang telah lupa bagaimana menjadi manusia. Menginginkan dan berharap seseorang mati? Dan Anda akan berpesta? Dunia apa yang kita huni ini?” ujar Campbell.

Sementara di sisi lain, di Emirates Stadium, chant-chant penuh kekaguman untuk Campbell terus menggema, menegaskan statusnya sebagai legenda yang mengambil risiko berani yang pada akhirnya membuahkan hasil—setidaknya untuk karier sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *