Apa Terjadi pada Otak saat Kamu Bercinta?
BERITA KESEHATAN

Apa Terjadi pada Otak saat Kamu Bercinta?

PELANGI99_LOUNGE – Apa Terjadi Seks membuat otak melepas beberapa zat kimia
Hal terakhir yang mungkin akan kita pikirkan tentang seks adalah apa yang terjadi pada otak ketika bercinta. Namun, siapa sangka kalau ternyata kinerja otak dan bahan kimia di dalamnya sangat terlibat saat tubuh menerima rangsangan seksual.

Penelitian dan hasil MRI menunjukkan bahwa ada banyak area terpencil di otak yang aktif dalam tiga periode orgasme, yaitu sebelum, selama, dan sesudah. Meski penelitian tentang topik ini selalu berkembang, tetapi sebagian yang telah di ketahui akan di ungkapkan lewat artikel ini.

Apa Terjadi pada Otak saat Kamu Bercinta?

Bagian tertentu di otak memanas

Sistem limbik merupakan wilayah otak yang bertanggung jawab atas dorongan fisik dan elemen pemrosesan emosional yang di aktifkan saat berhubungan seks, mengutip penjelasan neuropsikolog Jason Krellman kepada The Healthy.

Sementara itu, bagian lain dari korteks serebral yang mengatur cara berpikir logis (penalaran) di matikan. Hal itulah yang membuat aktivitas seksual lebih di dasari oleh naluri dan emosi, daripada pemikiran rasional.

Bagian lain dari otak menjadi dingin

Bila sebagian wilayah otak memanas saat berhubungan seks, menariknya, dua area tertentu di otak perempuan tampak mati saat bercinta. Salah satu wilayah tersebut berperan dalam memberikan penilaian dan kesadaran sosial.

Karena bagian otak tersebut menjadi dingin, hal itu mungkin menjadi alasan mengapa orang mengatakan “cinta itu buta”, mengutip pernyataan psikolog klinis Jennifer Sweeton.
Area yang terkait dengan kesadaran dan hambatan diri juga di nonaktifikan di otak perempuan. Bagian yang di sebut neural disinhibition itu membantu perempuan untuk orgasme.

Otak menghasilkan dopamin

Seks menyebabkan otak melepaskan beberapa zat kimia dalam tingkat yang lebih tinggi dibanding aktivitas lain. Perubahan zat kimia itu membantu mengatur dan mempercepat aktivitas seksual.

Salah satu neurotransmiter yang di lepas adalah hormon dopamin, yang meningkatkan perasaan kepuasan, euforia, dan penghargaan. Efek yang di timbulkan dopamin memiliki kesamaan dengan sistem penghargaan otak yang di keluarkan ketika orang mengonsumsi makanan atau obat-obatan tertentu.

BACA JUGA : Ini 3 Cara Menghilangkan Kutil

Otak melepaskan oksitosin

Oksitosin adalah hormon yang berperan sebagai neurotransmiter di otak, yang kadarnya naik saat tubuh mengalami peningkatan gairah seksual dan orgasme. Sementara sebagian orang percaya bahwa oksitosin mampu mendorong ikatan antara pasangan setelah orgasme, hal itu di sangkal oleh peneliti Nicole Prause.

Menurut Prause, hanya ada beberapa penelitian spekulatif bahwa perempuan mungkin lebih terhubung secara emosional setelah orgasme, berkat oksitosin dan vasopresin.
Karena tidak ada metode untuk mengukur kadar oksitosin di otak, para peneliti tidak tahu apakah itu benar-benar mengubah otak. Namun yang pasti, pelepasan oksitosin saat berhubungan intim memiliki efek menghilangkan rasa sakit. Hal itu yang menjadi alasan di balik kenikmatan seksual dan rasa sakit sering di kaitkan.

Otak mengeluarkan vasopresin

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perubahan vasopresin usai orgasme membuat seks lebih terasa sebagai koneksi emosional bagi perempuan. Namun, berdasarkan laporan berjudul “Sexual Arousal and Rhythmic Synchronization: A Possible Effect of Vasopressin” tahun 2016, di ketahui jika perubahan vasopresin lebih berdampak signifikan pada pria.

Dampak vasopressin bagi pria di percayai menyebabkan rasa kantuk yang lebih berat. Hal itu mungkin mencerminkan perbedaan jenis kelamin dalam merespons kantuk, yang mana pria cenderung lebih cepat tertidur setelah berhubungan intim di banding perempuan. Jadi, sebagian alasan mengapa cepat terlelap usai bercinta di dasarkan perubahan kondisi fisik.

Otak memproduksi serotonin

Hormon serotonin membantu mengatur suasana hati dan tidur. Jadi, ketika kadar serotonin cukup rendah, itu bisa membuat orang merasa tertekan.

Karena level serotonin meningkat saat berhubungan seksual, hal itu bisa menyebabkan perasaan bahagia dan damai setelah mencapai klimaks. Jadi, jika di lakukan dalam kondisi yang sehat, seks dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi stres, dan meningkatkan daya ingat.

Perubahan kimia di otak bisa membuat orang sedih setelah bercinta

Setelah mengalami orgasme, otak melepaskan prolaktik neurokimia dan menjatuhkan dopamin. Perubahan kimia di otak pasca seks ini mungkin bisa menjelaskan mengapa sebagian orang mengalami kesedihan setelah berhubungan badan.

Fenomena itu di sebut dengan postcoital dysphoria. Tidak hanya kesedihan, perasaan menyesal atau bahkan kesepian juga bisa menjadi tanda mengalami postcoital dysphoria.

Semua perubahan kimia otak memiliki tujuan

Perubahan kimiawi di otak tidak hanya membuat pengalaman seks lebih menyenangkan, tetapi itu juga memiliki nilai evolusi.
“Seks sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia sebagai spesies. Jadi, masuk akal bahwa seks akan bermanfaat, menyenangkan, dan membuat kita tidak terlalu rentan terhadap ketidaknyaman fisik yang mungkin menganggu selama melakukannya”, kata neuropsikolog Jason Krellman. Apa Terjadi

Beragam perubahan zat kimia yang terjadi di otak saat orang berhubungan seks adalah alasan mengapa otak adalah organ seksual yang paling kuat. Ada banyak macam peningkatan suasana hati yang di picu oleh rangsangan seksual, hingga akhirnya ledakan kepuasan di salurkan lewat orgasme. Tak heran, itu membuat seseorang menikmati hubungan intim dan selalu ingin lagi dan lagi.

SUMBER BERITA : PELANGI99

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *